Unjuk Rasa di Deiyai Papua, Korban dari TNI, Polri dan Warga Berjatuhan, Ditebas Parang dan Panah
Korban bertambah pada unjuk rasa di Deiyai, seorang anggota TNI tewas, dan dua kritis, polisi pun terkena panah, imbas kerusuhan di Papua.
TRIBUNKALTIM.CO - Unjuk Rasa di Deiyai Papua, Korban dari TNI, Polri dan Warga Berjatuhan, Ada Ditebas Parang, Hingga Dipanah.
Korban bertambah pada unjuk rasa di Deiyai, seorang anggota TNI tewas, dan dua kritis, polisi pun terkena panah, imbas kerusuhan di Papua.
Bentrokan antara massa pengunjuk rasa dengan aparat keamanan di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai, Papua, mengakibatkan 1 anggota TNI gugur, 2 lainnya luka-luka.
Selain itu, 3 petugas polisi dan seorang warga juga terluka.
Dari 2 anggota TNI yang mengalami luka-luka, satu di antaranya kini dalam kondisi kritis dan dirawat secara intensif di Rumah Sakit (RS) Deiyai.
"Serka Arif kini kritis, korban mengalami luka senjata tajam sejenis parang di bagian kepala dan pelipis.
Kini korban dirawat di RS Deiyai," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto, ketika dihubungi, Rabu (28/8/2019).
Sementara, Sertu Sunendra terkena panah pada bagian pantat dan punggung sebelah kanan.
Kemudian, korban dari kepolisian, Bripda Dedi terkena panah pada bagian leher.
Bripka Rifki terkena panah pada bagian tangan kiri, dan Barada Akmal terkena panah di bagian punggung belakang.
Untuk satu orang peserta aksi yang juga terluka, Eko, belum bisa dipastikan jenis luka yang dialami yang bersangkutan.
Sebelumnya diberitakan, bentrok antarmassa dengan aparat keamanan terjadi di Kabupaten Deiyai, Papua, pada Rabu (28/8/2019) siang.
Massa pada saat itu ingin kembali menggelar aksi unjuk rasa terkait dugaan tidak rasisme kepada mahasiswa Papua, di Jawa Timur.
Eko menyebut, ada perampasan senjata aparat oleh massa, namun ia belum dapat memastikan jumlahnya.
Menurut Eko, kini situasi di Distrik Waghete, Deiyai, sudah berangsur kondusif dan massa telah membubarkan diri sejak pukul 16.00 WIT.
Dandim 1705/Paniai, bersama Bupati Deiyai dan para tokoh masyarakat setempat sedang berkumpul untuk mengatasi masalah tersebut.
Akibat kejadian tersebut, Serda Rikson gugur karena mengalami luka terkena senjata tajam/sejenis parang dan luka panah di bagian kepala.

Penjelasan Koordinator Aksi
Situasi Papua memanas, kerusuhan di Papua kembali terjadi.
Kali ini unjuk rasa di Deiyai memakan korban anggota TNI tewas dan Polri terluka.
Dilansir dari Kompas.com, kerusuhan pecah antara aparat TNI-Polri dan massa pengunjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).
Koordinator aksi, Yul Toa Motte mengatakan, mulanya massa berjumlah 500 orang melakukan unjuk rasa di depan kantor bupati, Rabu pukul 09.00 WIB.
Aksi massa itu terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Namun, pada pukul 13.00 WIB, kerusuhan pecah setelah aparat menembakan gas air mata.
”Kemudian dilanjutkan dengan timah peluru.
Saya lihat sendiri dengan mata sendiri,” kata Yul, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Dia menyebut, ada korban dalam kejadian ini.
”Situasi sampai saat ini peluru masih bunyi, masih memanas,” tambah dia.
• Kronologi Unjuk Rasa di Deiyai Papua, Seribu Orang Datang Tiba-tiba, Didiuga Kelompok Bersenjata
• Korban Berjatuhan Pada Unjuk Rasa di Deiyai Papua, Yul Toa: Saya Lihat Sendiri, Peluru Masih Bunyi
• Papua Memanas, Satu Anggota TNI Meninggal Terkena Panah, Dua Polri Terluka, Aparat Bentrok
Sebelumnya, kontak senjata terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).
Satu prajurit TNI AD dikabarkan tewas, sementara dua anggota Polri terluka.
Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, saat ini kontak tembak masih berlangsung di Deiyai.
Anggota TNI AD meninggal akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri dari Brimob dan Dalmas.
“Kapolres Paniai dan tim masih kontak tembak,” kata Rodja seperti dilansir dari Antara, Rabu. Dalam insiden tersebut dilaporkan satu pucuk senjata milik TNI AD hilang.
Ketika ditanya tentang korban lain, Kapolda Papua mengaku belum dapat laporan lengkap.
Rodja mengatakan masih berada di Timika.
Seorang anggota TNI tewas terkena anak panah yang diduga dari pengunjukrasa, sedangkan dua aparat Polri terluka juga terkena anak panah.
Sementara, satu senjata api dikabarkan hilang.
Diketahui, aksi demo warga Papua menyikapi peristiwa di Surabaya kembali berlangsung di Papua, kali ini di Kabupaten Deiyai, Rabu 28 Agustus.
Aksi unjuk rasa jilid 2 setelah sebelumnya tagl 24 Agustus lalu, memakan korban.
Satu anggota TNI dikabarkan tewas setelah terkena panah masyarakat. Sementara korban masyarakat belum diketahui.
Menurut sumber di Kodam XVII Cenderawasih yang namanya enggan disebut, membenarkan adanya peritiwa itu.
“Ada anggota Polri dan TNI tang terkena panah, dan yang gugur anggota TNI.
Lebih detailnya coba cek Kapendam,”ujar dia.
Menurut informasi kejadian di Kantor Bupati Deiyai.
Ribuan massa menggelar aksi demo srkitar pukul 15.00 WIT.
Aksi massa menjadi anarkis dengan menyerang aparat keamanan.
Akibatnya 1 anggota TNI meninggal terkena panah dan 2 anggota TNI dan Polri terluka.
Hingga kini dikabarkan kontak senjata masih berpangsung. (*)