Pembunuhan Sadis
Orangtua Sudah Ingatkan, Aulia Kesuma Tetap Nekat Habisi Nyawa Suami dan Anak Tirinya
Tersangka Aulia Kesuma alias AK, otak pembunuhan suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana
Indikasi dua orang yang terbakar di dalam mobil juga membuat dugaan lain muncul.
Beberapa indikasi ditemukan pihak kepolisian mengenai fakta baru di lapangan.
Dugaan pelaku ingin menghilangkan jejak dengan membakar kedua korban pun muncul.
Data apa yang didapat dari keterangan warga saat itu?
Dari analisis sementara, ada indikasi bahwa mayat ini sudah mengalami pembusukan dan kami duga sudah dibunuh beberapa hari.
Dari keterangan saksi yang dimintai keterangan, sebelum kejadian ada dua mobil yang berjenis sama melaju ke arah pegunungan di Cidahu kemudian kembali lagi dan berhenti di tempat tersebut lalu salah satu mobil terbakar.
Mobil yang satunya lagi pergi namun warga tersebut pun tak mengetahui persis nomor polisi mobil yang meninggalkan TKP.
Berbekal keterangan warga dan bukti di lapangan, apakah saat itu sudah mengarah ke seseorang?
Indikasinya dua korban ini sudah menjadi mayat, artinya pelaku menghilangkan identitas dengan membakar mobil dan kedua korban ini berdasar keterangan saksi dan bukti di lapangan.
Kedua mayat tersebut lalu dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diindentifikasi.
Mayat tersebut sudah dalam keadaan sangat parah, artinya tersisa hanya sekian persen dari tubuhnya karena sudah busuk dan cepat terbakar.
Apakah saat itu tim sudah mendapat bukti bahwa tersangka berada di Jakarta?
Beberapa jam menyelidiki di TKP dan mendengar keterangan warga, ada alat bukti yang mengarah ke Jakarta. Namun, proses pengungkapan ada beberapa hal yang tidak bisa kami simpulkan di sini.
Ke daerah mana saat itu tim melakukan perburuan?
Kami menyimpulkan untuk segera berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya setelah mengumpulkan bukti dan keterangan. Saat itu kami mendapat petunjuk tersangka berada di daerah Cireundeu, Jakarta.
Apa yang dilakukan tim saat mendapati tersangka di Jakarta?
Tiba di Jakarta kami membuntuti tersangka mulai dari rumah sakit hingga tiba di kawasan Cireundeu.
Setelah bertemu kami jelaskan lalu ajak ngobrol dan jelaskan bahwa kami polisi.
Apa yang terlihat dari tersangka saat itu? Apakah menolak atau melakukan perlawanan?
Kami mengajaknya ke Polsek Cilandak dan mengobrol di sana saat itu.
Namun wajahnya terlihat kaget dan tegang sekali. Kami jelaskan saat itu akan membantu pengurusan mobil yang terbakar.
Apakah tersangka mau diajak berkoordinasi?
Sempat menolak.
Awalnya kami tak langsung frontal, hanya menyampaikan akan bantu mengurus mobilnya yang terbakar di Sukabumi.
Wajahnya tambah kaget dan pucat.
Timbul kecurigaan dari kami.
Apakah ada bukti lain saat mengobrol dengan tersangka di Polsek Cilandak?
Kami sita smartphone-nya, lalu kami geledah isi tas setelah gelagat ngobrol tersangka makin mencurigakan saat diajak mengobrol di Mapolsek Cilandak.
Lalu kami menemukan kunci mobil Toyota Calya.
Kami tambah yakin bahwa itu mobil yang kabur dan sempat dilihat warga di lokasi.
Apakah tersangka saat itu sedang membawa mobil yang persis dikatakan warga?
Tidak, mobil tersebut dikatakan tersangka sedang diservis, lalu kami mendesak di mana tempat servisnya, akhirnya tersangka menyebut lokasi tempat servis tersebut.
Lalu kami mengejar ke lokasi keberadaan mobil yang disebut sedang diservis.

Barang bukti apa yang didapat dari mobil tersebut?
Kami mendapat kain seprai di dalam mobil yang ternyata basah.
Setelah didekati, kain seprai tersebut berbau bensin.
Kami tambah yakin dan langsung menginterogasi tersangka dan mengamankannya saat itu dengan membawanya langsung ke Sukabumi.
Tersangka langsung mengaku?
Tak bisa mengelak dan akhirnya keluar juga pengakuan bahwa ia menyewa beberapa orang dan merencanakan pembunuhan.
Kami kembangkan lagi kasusnya, lalu kami tangkap lagi beberapa tersangka yang terlibat.
Pokoknya kami tidak tidur sampai keesokan harinya hingga kami berhasil menangkap semuanya. (*)