Berita Balikpapan Terkini

BPS Sebut 2,6 Persen Warga Balikpapan Berada di Garis Kemiskinan, Ini Indikatornya

Kepala BPS Balikpapan Achmad Zaini mengatakan beberapa hal yang menjadi indikator seseorang dikatakan orang miskin Kalimantan Timur.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/BudiSusilo
Susana permukiman dan jalur ramai di perkotaan Balikpapan, Kalimantan Timur 

Legislator Balikpapan asal Partai Golkar, Hj Kasmah meminta pemerintah pro aktif mendata keluarga miskin dalam melaksanakan penanganan tatalaksana gizi buruk.

Hal ini disampaikan kepada Tribunkaltim.co pada Senin (2/9/2019) sore ketika dimintai tanggapannya soal tatalaksana gizi buruk di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur

Sebab masih banyak keluarga miskin yang belum tersentuh perhatian pemerintah di Balikpapan, Kalimantan Timur, perlu tatalaksana gizi buruk yang tepat untuk mengurangi dan membersihkan fenomena ini.

Salah satunya keluarga balita yang meninggal dunia lantaran diduga mengidap gizi buruk.

Keluarga tersebut tinggal di kawasan Jalan Sangga Buana Dalam, Batu Ampar Balikpapan Utara, daerah pemilihan politisi perempuan tersebut.

Kasmah mengaku sempat mengunjungi rumah duka.

Ia prihatin. Tak hanya kondisi ekonomi keluarga korban yang pontang-panting.

Akses jalan yang rusak dan minim penerangan, cukup menyimpulkan bahwa kawasan tempat tinggal korban belum tersentuh tangan pembangunan pemerintah Kota Balikpapan.

"Kurang pembangunan. Di pojokan sekali rumahnya. Saya orang Balikpapan, juga baru ke sana. Kampanye tak sampai ke sana, ternyata masih ada pemukiman. Ini warga butuh bantuan pemerintah, jangan hanya pembangunan ditumpuk di kota," ungkapnya.

Menurutnya, Hafizah (4) balita yang meninggal dunia lantaran diduga mengidap gizi buruk bisa mendapat bantuan pemerintah Kota Balikpapan, melalui program bantuan keluarga miskin (Gakin).

Tak lain untuk membantu pengobatan korban yang sejak lama menderita diare dan infeksi paru-paru.

Namun belakangan diketahui, keluarga korban tak bisa menerima bantuan khusus gakin lantaran dianggap tak memenuhi persyaratan.

Salah satu alasannya, keluarga tersebut memiliki rumah, kendaraan roda dua dan peralatan elektronik, sehingga dianggap tak masuk kategori gakin. Peluang mendapat bantuan iuran dari pemerintah tertutup.

Namun setelah ditelisik, faktanya rumah keluarga korban tersebut merupakan peninggalan suami yang sudah lama meninggalkan istri dan anaknya. Pun dengan kendaraan dan barang elektronik.

Ibu korban, Sri Nuryati (40) yang memiliki 5 anak tak bekerja. Sementara ia harus menghidupi 3 anaknya yang masih kecil. Dua anaknya diketahui sudah bekerja namun di luar kota Balikpapan. Barangkali itulah jadi sebab mengapa korban terlambat untuk dilakukan perawatan medis selama mengidap penyakit paru.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved