Berita Balikpapan Terkini
BPS Sebut 2,6 Persen Warga Balikpapan Berada di Garis Kemiskinan, Ini Indikatornya
Kepala BPS Balikpapan Achmad Zaini mengatakan beberapa hal yang menjadi indikator seseorang dikatakan orang miskin Kalimantan Timur.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
"Pendataan dan penilaian gakin biasanya ada tim penilai dari Kelurahan. Pantas atau enggak. Sempat katanya urus itu, tapi ndak memenuhi syarat. Dianggap rumahnya bagus, punya motor, dan TV. Sebab itu dianggap mampu. Padahal dia (Sri) ditinggal suaminya. Anaknya 5. Ibunya gak kerja. Belum mikir biaya sekolah. Makan sehari-hari," selorohnya.
• Kisah Pilu Balita Diduga Gizi Buruk Akhirnya Meninggal Dunia: Mak Adek Sakit, Mau Pulang
• Kondisi Terkini, Bayi Dilson yang Menderita Gizi Buruk, Empat Hari Bobot Dilson Naik 4 Kg
Kebutuhan hidup yang tinggi membuat keadaan hidup mereka susah. Januari 2019 saat pertama kali memasukkan Hafizah (4) ke rumah sakit saja, pakai biaya sendiri. Hutang sana-sini. Mereka tak punya BPJS apalagi jaminan lainnya.
"Mulai dulu dari dasa wisma mendata. Data jadi gakin. Katanya gak memenuhi syarat. Karena rumahnya itu. Tapi kalau saya gak bisa dilihat dari luarnya, kemudian kita anggap mampu, tapi sebenarnya mereka serba kekurangan dan butuh pertolongan," ungkapnya.
Kasmah meminta agar pemerintah menilai kategori keluarga di lingkungan warga mengedepankan sisi kemanusiaan. Aspeknya tentu bukan kuantitatif melainkan kualitatif. Sehingga penggalian data bukan hanya bicara angka, namun fakta yang dialami masyarakat.
"Sampai meninggal, siapa yang malu? kan pemerintah. Warga ada yang kondisinya begitu, seperti tanpa pembinaan," ucapnnya.
(Tribunkaltim.co/Jina Prayudai)