Kecelakaan Tol Cipularang

Kecelakaan Tol Cipularang: Ahli Sebut Ada Gelombang Magnet Pengganggu, Bisa Picu Halusinasi

Untuk menetralkan gelombang negatif di tol Cipularang tersebut, di suatu lokasi perlu ditanam kumparan khusus terbuat dari tembaga murni

Editor: Doan Pardede
Tangkapan layar video yang diunggah akun twitter Radio Elshinta.
Kecelakaan beruntun di Cipularang 

TRIBUNKALTIM.CO - Kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan terjadi di kilometer 92 tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019) sekitar pukul 12.30 WIB.

Delapan orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

"Jadi laka beruntun pukul 13.00 WIB sementara jumlah kendaraan ada sekitar 21 kendaraan," ujar Kasatlantas Polres Purwakarta AKP Ricki Adipratama, seperti dilansir INTISARI dari kompas.com.

Akibat kecelakaan ini arus lalu lintas di sekitar lokasi padat.

Kilometer 90-100 sendiri dikenal sangat rawan akan kecelakaan. Pedangdut Saiful Jamil pernah menjadi korbannya.

Menurut ahli, salah satu penyebabnya adalah keberadaan gelombang yang bisa mengganggu pengemudi.

Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Ini Tiga Faktor Penyebab Menurut Pengamat Transportasi

Identitas Lengkap 36 Korban Kecelakaan Tol Cipularang, Ada 4 Anak dan 2 di Antaranya Masih Balita

Kronologi Lengkap, Korban hingga Keanehan di Kecelakaan Tol Cipularang, 1 Kendaraan Tampak Utuh

Seperti apa gelombangnya serta gangguan apa yang ditimbulkan? Mari kita simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Di luar kehebatan teknisnya Cipularang juga menyimpan misteri.

Ada banyak cerita misteri di baliknya. Ketik saja "misteri tol cipularang" di mesin pencari Google dan akan Anda temui ratusan ribu laman berkenaan soal itu.

Meski bisa saja laman itu saling terkait, namun tetap saja meninggalkan kesan bahwa tol ini angker.

Lepas dari keangkeran itu, tol Cipularang memang unik karena ia melintasi daerah yang patut diwaspadai. Seksi 2 di ruas Purwakarta - Plered, secara geologis berada di wilayah batuan sedimen.

Mulai sekitar Km 83 yang masuk kawasan Purwakarta Selatan hingga sekitar 7 km berikutnya ke arah Bandung, badan jalan harus melintasi dua wilayah batuan lempung, yaitu Batuan Lempung Subang dan Batuan Lempung Jatiluhur.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved