Minyak Jelantah Adalah Cairan Berbahaya Bagi Tubuh, Pemkot Bontang Ingin Beri Penukaran Minyak Baru

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG — Pemkot Bontang, Kalimantan Timur mewacanakan program penukaran Minyak Jelantah atau minyak bekas dengan minyak goreng baru.

Wacana ini disampaikan Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni saat menghadiri serah terima alat pemilah sampah di Tempat Pemilahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta, Senin (2/9/2019).

Secara definsi, minyak jelantah adalah bekas buangan minyak goreng yang sudah terpakai untuk kegiatan masak-memasak.

Nah minyak jelantah adalah benda yang sudah tidak bisa lagi dipakai sebab jika dipakai secara terus menerus tuk memasak, akan membuat ganggu kesehatan tubuh. 

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis kandungan ini, mengatakan penggunaan minyak jelantah adalah hanya sekali, jika lebih dari dua kali cukup berbahaya bagi kesehatan.

Radikal bebas yang terkandung di dalam minyak jelantah bisa memicu penyakit kanker.

“Berbahaya kalau minyak goreng itu digunakan berkali-kali, apalagi jika warnanya sudah menghitam,” ujar Neni kepada Tribunkaltim.co di Kota Bontang, Kalimantan Timur. 

Untuk itu, pihaknya berencana membuat program penukaran minyak jelantah dengan minyak goreng baru.

Misalnya, setiap 4 sampai 5 liter Minyak Jelantah ditukar dengam 1 liter minyak goreng baru.

Namun, teknis untuk kedepan pihaknya menyerahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang. Formulasi penukaran juga perlu dikaji lebih dalam.

“Jadi bisa saja minyak jelantah 4 liter ditukar 1 liter minyak goreng baru, tapi nanti kita lihat setelah dikaji berapa proporsional yang tepat,” ujar Neni.

Seiring perkembangan teknologi saat ini, minyak jelantah bisa direproduksi kembali menjadi bahan tambahan bernilai ekonomis. Salah satunya, untuk keperluan biodiesel bahkan keperluan bahan kosmetik.

Hal sama dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang, Agus Amir menambahkan pihaknya bakal mengkaji usulan program yang ditawarkan Wali Kota Bontang Neni.

Pihaknya pun bakal menginventarisir para pedagang kaki lima yang banyak menggunakan minyak goreng.

“Kita pelajari dulu, inventarisir pedagang gunakan minyak juga," ujarnya.

"Sekalian menghitung potensi minyak bekas,” kata dia.

Pria yang juga menjabat sebagai Plt Sekda ini mengaku konversi minyak jelantah dengan minyak goreng baru juga bakal dihitung.

Pihaknya bakal mengkaji formulasi tepat konversi tersebut.

“Akan kita pelajari dulu, susun formulasi tepat untuk konversi berapa yang sesuai apakah 4 liter jelanah dengan 1 liter minyak baru," ujarnya.

Kalau memang dibutuhkan regulasi.

"Kita buatkan juga kalau tidak kita bisa langsung jalan,” pungkasnya. 

Banyak anak yang lebih memilih jajanan yang dijual di luar halaman sekolah ketimbang membawa bekal makanan dari rumah.

Kebanyakan masih saja ada yang pakai Minyak Jelantah, padahal minyak jelantah adalah jenis cairan yang bisa membuat buruk bagi anak-anak anda.

Anda tak percaya?

Datang saja ke sekolah-sekolah dasar di dekat Anda tinggal atau bekerja.

Amati situasinya.

Hal yang sama ditemui sehatnews.com saat menyambangi sebuah sekolah yang berada di bilangan Jakarta Selatan.

Kantin sekolah sebenarnya sudah menyiapkan jajanan yang lebih bersih meski belum tentu juga bisa disebut sehat.

"Habis lebih enak yang di luar sih," kata salah satu anak sambil menikmati jajannya.

Bukan bahan makanannya saja yang kami curigai, melainkan juga proses penyajiannya.

Dari sederatan penjual yang menyajikan makanandi luar halaman sekolah, tukang jual 'gorengan' yang menarik hati kami untuk melihatnya.

• Status 399 Warga Miskin Tanpa Jaminan Kesehatan Nasional Bakal Ditentukan Pemkot Bontang

• Pemkot Bontang Temukan Kekeliruan Data, Kepesertaan 399 Warga Miskin Dicoret dari BPJS Kesehatan

Seperti para penjual lainnya yang sering beredar di berbagai sekolah dan perumahan serta kampung.

penjual ini menggunakan minyak bekas atau jelantah yang warnanya sudah tampak gelap pekat pertanda sudah berkali-kali digunakan.

Kita tahu bahwa minyak goreng bekas menjadi salah satu sarana penimbun penyakit dalam tubuh bila kita konsumsi terus menerus.

• Cegah Longsor di Daerah Perbukitan, Pemkot Bontang Tanam Pohon Penyangga

• Pemkot Bontang Temukan Kekeliruan Data, Kepesertaan 399 Warga Miskin Dicoret dari BPJS Kesehatan

Minyak sangat jenuh ini berpotensi meningkatkan kolesterol jahat 'ngendon' dalam pembuluh darah anak-anak itu, kata para dokter.

Kolesterol jahat yang tinggi merupakan sumber banyak penyakit diantaranya jantung dan kolesterol. 

Nah, Anda para orangtua masih belum percaya? Silakan awasi sendiri anak-anak Anda saat di sekolah.

(Ichwal Setiawan/Tribunkaltim.co)