Viral, Unmul Respon Mahasiswa KKN di Berau Diduga Lakukan Tindak Asusila, Kades Tolak Beri Nilai

Seorang Kepala Desa menolak beri nilai kepada mahasiswa KKN di Berau lantaran diduga melakukan tindak asusila, Universitas Mulawarman beri klarifikasi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Ilustrasi: Dirut Bankaltim Zainuddin Fanani memperagakan senyum 227 saat sosialisasi Agen Edukasi Bankaltim yang dihadiri 500 mahasiswa KKN Unmul di Gedung Bankaltim Lantai 6, Jl Sudirman, Kota Samarinda, Kamis (2/7/2015) 

Susilo mengatakan, pihaknya belum bisa melakukan apa-apa terhadap dua Mahasiswa tersebut.

Hal itu dikarenakan bukti-bukti mengenai kabar yang beredar belum cukup kuat.

"Setelah bertemu dengan kedua mahasiswa itu, ditambah keterangan dari yang lain, kami belum mendapatkan cukup bukti soal tuduhan adanya perbuatan yang disebut asusila.

Jadi, kami belum bisa bersikap apa-apa.

Dugaan Lokasi Cerita KKN di Desa Penari Mengarah ke Desa di Bondowoso, Ini Penampakan Foto - fotonya

Kisah KKN di Desa Penari Viral, Beredar Foto Sosok Bima, Penulis Beri Klarifikasi

Bukan Banyuwangi, Lokasi KKN di Desa Penari Diduga Kuat di Wonoboyo Bondowoso, Begini Analisanya

Kisah KKN di Desa Penari yang Viral Akan Jadi Novel, Ternyata Ada Bagian yang Belum Diceritakan

Kami berhati-hati sekali.

Selanjutnya, kami akan bicarakan ini dengan kepala desa,” kata Susilo, Selasa (3/9/2019).

Sementara Esti Handayani selaku koordinator KKN Angkatan 45 Universitas Mulawarman, pada waktu yang berbeda saat dihubungi melalui telpon selulernya menambahkan, bahwa pihaknya sempat melakukan pertemuan pada 27 Agustus 2019 lalu, setelah kelompok KKN dari Berau kembali.

Esti menerangkan bahwa dirinya telah memanggil dua mahasiswa itu, agar dapat menjelaskan duduk perkara versi mereka.

Ia menceritakan bahwa keduanya yanh masih satu fakultas.

Mengaku memang baru saja berhubungan sebagai sepasang kekasih, dan disitu pula mereka membantah telah berbuat asusila ketika KKN.

"Kami sudah memeriksa beberapa bukti, tapu dari penyelidikan pihak kampus, kami tidak menemukan adanya perilaku yang disebut asusila.

Asusila itu ‘kan, seperti berhubungan seksual.

Sedangkan yang mereka lakukan bukan yang seperti itu,” tegas Esti.

Dia menambahkan, ada kesalahpahaman dalam kejadian ini.

Terkhusus persoalan kertas penilaian dibuka dan difoto, yang kemudian disebarkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved