Bocah Tenggelam di Balikpapan Utara

Isur Hanafsan, Buruh Harian yang Bermimpi ‘Om, kurang satu om’ Usai Selamatkan Bocah Tenggelam KM 8

Kisah pilu Isur Hanafsan, buruh harian lepas yang jadi penolong pertama tragedi tenggelamnya enam bocah di Graha Indah

|
Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
SELAMATKAN ANAK TENGGELAM - Isur Hanafsan (34), buruh harian lepas warga RT 37 Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, menjadi salah satu saksi sekaligus penolong pertama dalam tragedi tenggelamnya enam bocah di kubangan bekas galian di Km 8, Graha Indah, Senin (17/11/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 

Ringkasan Berita:
  • Isur Hanafsan jadi saksi sekaligus penolong pertama tragedi tenggelamnya enam bocah di Graha Indah.
  • Ia berhasil mengangkat satu anak ke permukaan, meski nyaris kehabisan tenaga.
  • Isur sampaikan permintaan maaf dan rasa duka mendalam kepada keluarga korban.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Isur Hanafsan (34), buruh harian lepas warga RT 37 Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, menjadi salah satu saksi sekaligus penolong pertama dalam tragedi tenggelamnya enam bocah di kubangan bekas galian di Km 8, Graha Indah, Senin (17/11/2025).

‎Dengan suara bergetar, Isur menuturkan bagaimana ia berlari tanpa pikir panjang menuju lokasi setelah mendengar kabar adanya anak-anak tenggelam.

Saat itu ia baru saja terbangun dari tidur sore usai dipanggil warga yang meminta bantuan melerai pertengkaran keluarga korban di sekitar lokasi.

‎Tak lama setelah keributan dilerai, Isur melihat seseorang menggendong anak kecil dalam keadaan lemas.

‎“Aku tanya, kenapa itu? Mereka bilang tenggelam… di waduk. Berapa orang? Lima orang,” ujar Isur, Jumat (21/11/2025).

Baca juga: Dimintai Keterangan, Ayah Tiga Korban Tenggelam di Kubangan KM 8 Dijadwalkan ke Polda Kaltim

‎Insting kemanusiaannya langsung terpanggil. Tanpa bersiap apa pun, ia berlari sekitar 300–400 meter menuju lokasi kubangan maut tersebut.

‎Setibanya di lokasi, sudah banyak anak kecil yang panik. Isur bertanya titik terakhir anak-anak itu terlihat. Seorang bocah menunjuk ke arah kolam berlumpur.

‎Tanpa melepas celana panjang yang ia pakai, Isur langsung terjun.

‎“Begitu masuk, aku nggak bisa lihat apa-apa. Lumpur semua. Aku meraba… tangan kanan kena satu anak, tangan kiri satu… di tengah-tengah ada dua lagi. Jadi empat mayat di dasar,” ceritanya.

‎Kedalaman kolam itu diperkirakan mencapai lebih dari empat meter dengan dasar berselimut lumpur tebal dan membentuk palung. Kondisi itu membuat upaya penyelamatan sangat berat.

Baca juga: Tangis Laili Ceritakan Kehilangan 3 Anak di Kubangan Maut Balikpapan, Banyak Komentar Menyalahkan

‎Isur berusaha mengumpulkan keempat tubuh kecil itu dalam pelukan.

‎“Aku mau naik ke permukaan tapi berat… tidak bisa. Akhirnya satu anak kupeluk kuat-kuat, baru berhasil kuangkat,” ujarnya.

‎Di permukaan sudah banyak anak-anak dan warga yang menunggu. Anak yang pertama ia angkat dalam kondisi masih hangat namun tubuhnya sudah membiru dan berbusa.

‎Isur tak sempat mengetahui siapa yang menyambut jenazah itu di pinggir kolam.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved