Penjualan Kayu Bajakah di Berau Makin Marak, BKSDA Khawatir Picu Kerusakan Ekosistem Hutan

Sejak dipopulerkan sebagai herbal penyembuh kanker, kayu bajakah mendadak booming.

TRIBUN KALTIM/ GEAFRY NECOLSEN
Tidak hanya berjualan melalui media sosial, para pedagang kayu bajakah kini sudah mulai bermunculan di pinggir-pinggir jalan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Sejak dipopulerkan sebagai herbal penyembuh kanker, kayu bajakah mendadak booming.

Para pedagang bermunculan di berbagai jenis media sosial, menjual potongan kayu bajakah. Terutama di media sosial facebook jual-beli Berau.

Di Berau, bajakah memang tidak sulit dicari. Bahkan saat Tribunkaltim.co menyambangi Kampung Long Suluy, Kecamatan Kelay beberapa waktu lalu, Bajakah begitu mudah didapati.

Awalnya, Bajakah hanya diperjual-belikan melalui media sosial. Namun hari Rabu (4/9/2019), Tribunkaltim.co menemui pedagang kayu bajakah di Pulau Sambit.

Seorang pedagang memajang tumpukan kayu bajakah di atas meja kecil. "Akar bajakah" dan "akar bajakah obat herbal asli" begitu tulisan di lembar triplek sang pedagang.

Kayu bajakah itu sudah dipotong-potong menjadi bagian kecil, sekitar 10 centimeter. Sedangkan diameternya bervariasi.

Untuk yang berdiameter kecil, diikat dalam satu ikatan berisi 3 batang kayu bajakah. "harganya Rp 100 ribu per ikat," kata pedagang tadi menawarkan.

BACA JUGA

Ada Kayu Bajakah di Hutan Penajam, Bupati Abdul Gafur Masud Ingatkan Tetap Jaga Kelestarian Alam

Penjualan Bajakah Kini Marak dan Harganya Fantastis, Jangan Asal Konsumsi dan Bahaya Bila Salah

Diserbu Ribuan Pertanyaan Soal Khasiat Bajakah untuk Kanker, Aiman Akhirnya Beri Penjelasan Penting

Bahkan pedagang itu juga memberikan tips, bagaimana cara merebus kayu bajakah. Pedagang ini mengaku mendapat kayu bajakah dengan membeli dari orang lain di Kalimantan Tengah.

Namun tidak sedikit pula warga di Berau yang menebangi kayu bajakah serta menjualnya lewat forum jual-beli facebook.

Menanggapi hal ini, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Dheny Mardiono berharap, masyarakat tidak latah menjual dan mengonsumsi bajakah.

Motif ekonomi, menurut Dheny bisa memicu terjadi perambahan hutan hanya untuk mendapatkan kayu bajakah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved