PROGRES Terbaru Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Beroperasi Sebelum Natal 2019
Intip progres terbaru pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang ditinjau langsung BPJT dan Dirut Jasa Marga
Penulis: Aris Joni | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT, dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit dan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani meninjau progres pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang rencananya akan diresmikan akhir tahun 2019 ini.
Para pimpinan yang menangani Jalan Tol Balikpapan-Samarinda tersebut tiba di gerbang Tol Palaran, Samarinda Seberang sekitar pukul 13.30 wita.
Dalam kunjungannya, Kepala BPJT Kementerian PUPR, Danang Parikesit menjelaskan, dirinya optimis Seksi II, III, dan IV porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk dapat diresmikan pada akhir Oktober 2019.
Dan akan selesai 100 persen secara keseluruhan pada akhir tahun 2019 nanti.
"Kita kejar terus pengerjaannya agar dapat dioperasikan pada moment natal dan tahun baru nanti," ujarnya.

Ia menjelaskan, terkait progres Jalan Tol Balikpapan-Samarinda tersebut, total keseluruhan progres saat ini adalah 97 persen secara keseluruhan.
Namun untuk wilayah pengerjaan dari Jasa Marga Balikpapan Samarinda (JBS) yakni pada seksi II, II dan IV sudah mencapai 99 persen.
Sehingga untuk seksi yang dikerjakan Jasa Marga hanya tertinggal penyelesaian satu persen saja baru dapat dioperasiakan dan rencananya akan diresmikan pada akhir Oktober 2019 mendatang.
"Kalau seksi V dan seksi I kan porsinya pemerintah," ungkapnya.
Namun, untuk mencapai target akhir tahun selesai, dirinya meminta percepatan pengerjaan.
Pasalnya, di sekitar simpang susun di Samboja diakuinya perlu adanya percepatan pengerjaan.
"Apalagi kalau kita mengejar Bulan Oktober, kita minta kepada badan usaha dan kontraktor untuk mengerjakan ekstra dengan shift yang bergantian.
Kalau bisa 24 jam," tegasnya.
Ia mengaku dalam proses pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda mendapat beberapa kendala.
Di beberapa tempat di Tol Balikpapan-Samarinda, ada persoalan yang cukup signifikan terkait lahan.
• Jalan Tol Balsam Diresmikan Oktober 2019, Segini Tarif Jalan Tol di Ibu kota Negara yang Baru
• Tol Balsam di Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur Bisa Dipakai Libur Natal 2019, Begini Progresnya
• Polisi Meninggal Ditabrak Truk Saat Sedang Tulis Surat Tilang di Jalan Tol, Begini Kronologinya

Diakuinya, pembebasan lahan belum semua selesai, tinggal satu persen lagi pembebasan lahan yang harus dilakukan.
"Seperti di jalan lokal, jembatannya sudah jadi tapi opritnya belum dibikin karena lahannya belum bebas, nah itu yang terjadi sekarang," ucap Danang.
Saat ini, Proses pembebasan lahan yang ia lakukan ada dua tahap, pertama yang sudah masuk pengadilan untuk konsinyasi dan kedua tahap musyawarah dengan appraisal.
"Di jalan utama sudah bebas semua, yang belum bebas disisi kanan dan kiri yang merupakan bangunan pelengkap dari jalan tol ini," terangnya.
Selain itu, dirinya juga mengakui adanya tambahan anggaran yang memperngaruhi bertambahnya nilai investasi dalam pengerjaan Tol Balikpapan-Samarinda tersebut.
Diantaranya adanya lingkup yang belum terprediksikan saat perencanaan, seperti kedalaman lahan dasar yang di perkirakan hanya 40 meter, sekarang menjadi hampir 80 meter kondisi lahan.
Kemudian, adanya penambahan investasi yang awalnya tugas pemerintah, kemudian diambil alih oleh badan usaha.
Dan itu diakuinya menambah nilai investasi yang awalnya sekitar Rp 9,94 triliun, kemungkinan akan bertambah hingga tembus Rp 10 triliun dan saat ini masih dalam proses pengajuan.
"Sekarang masih kita hitung dan tarifnya tidak berubah dari awal yakni sekitar 1.000 rupiah per kilometer.
Namun kita akan melihat kembali, dengan kesulitan yang cukup tinggi ini di kalimantan apakah akan tetap sama 1.000 per kilometer
Danang menerangkan, tambahan investasi tersebut adalah dari seksi V dan seksi I sepanjang 30 kilometer yang diambil alih dari pemerintah oleh BPJT.
Untuk di seksi I sudah dikerjakan sekitar 1,6 kilometer dan sudah selesai, kemudian 2,2 kilometernya sedang dalam proses pengerjaan.
"Kemudian di APBNnya di seksi V itu kita ada pekerjaan bore pile atau tiang pancang untuk pondasi sepanjang 225 meter itu ada dua tempat dan sebagian perkerasan sekitar 200 meter sisanya," tuturnya.

Sementara itu, Direktur PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda, STH Saragih juga menjelaskan, terkait pembebasan lahan di Tol Balikpapan-Samarinda.
Sudah ada sebagian overpass atau jembatan layang yang sudah dikerjakan oleh APBN di tiga tempat.
Namun oprit kiri dan kanannya belum dibangun karen masih terkendala pembebasan lahan.
Selain itu, masih ada juga beberapa gerbang tol yang belum terebangun dan akan diselesaikan.
"Kita nanti akan selesaikan dan semoga lahannya bisa diselesaikan, jadi kita bisa bangun opritnya," ungkap Saragih.
Saat ditanya terkait dana talangan lahan, hingga akhir penyelesaian jalan Tol Balikpapan-Samarinda, ada sekitar Rp 650 miliar hingga akhir selesai 100 persen.
Dan saat ini yang sudah dibayarkan oleh badan usaha ke masyarakat sekitar Rp 540 miliar.
"Yang sudah dikembalikan ke kita baru sekitra Rp 300 miliar dan sisanya belum dikembalikan.
Sebagian masih ada yang diperiksa oleh BPKP dan sebagian lagi sudah di Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)," tuturnya.
Diketahui, Jalan Tol Balsam sepanjang 99 Kilometer tersebut dikerjakan menjadi dua porsi, porsi pertama untuk skema investasi yang dikerjakan PT JBS mencakup Seksi I Km 13, Seksi II, Seksi III, dan Seksi IV (Samboja-Jembatan Mahkota II).
Sedangkan skema VGF yang dikerjakan pemerintah meliputi Seksi 1 (KM13-Samboja) dan Segmen 5 (KM 13-Bandara Sepinggan). (*)