BPBD Tangkap 3 Kobra Sekaligus di 1 Titik, Terungkap Pemicu Ular Mau Masuk Rumah dan Cara Mencegah

Walaupun ular Kobra yang ditangkap tak terlalu panjang yakni hanya kurang lebih 30 cm, namun ular ini merupakan jenis ular berbisa.

Editor: Doan Pardede
Foto BPBD Kota Denpasar
Penangkapan ular yang masuk rumah warga, di Jalan Tukad Yeh Aye 9, Nomor 54 Denpasar, Bali, sekitar pukul 18.56 Wita, Rabu (11/9/2019). Tiga Ekor Ular Kobra Masuk Rumah Warga, Apa Penyebab dan Bagaimana Antisipasinya 

TRIBUNKALTIM.CO -  Tiga Ekor Ular Kobra Masuk Rumah Warga, Apa Penyebab dan Bagaimana Antisipasinya

Ular masuk rumah warga kembali terjadi di Denpasar, Bali.

Kali ini kejadian terjadi di Jalan Tukad Yeh Aye 9, Nomor 54 Denpasar.

Kejadian terjadi Rabu (11/9/2019) pukul 18.56 Wita.

Bahkan jenis ular ini yakni ular kobra sebanyak dua ekor.

Walaupun tak terlalu panjang yakni hanya kurang lebih 30 cm, namun ular ini merupakan jenis ular berbisa.

Regu pemadam kebakaran BPBD Kota Denpasar dari Pos Juanda pun merapat ke lokasi kejadian.

Sorenya sekitar pukul 15.55 Wita, ular juga masuk rumah warga di Jalan Tukad yeh Aya IX, Renon, Denpasar Selatan.

Jenisnya juga ular kobra dengan panjang kurang lebih 50 cm dan diameter 1 cm.

Kepala BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa mengatakan agar kejadian ular masuk rumah tak terulang, ia mengimbau agar masayarakat membersihkan lingkungan sekitar dari rerimbunan semak yang bisa menarik perhatian ular.

Apalagi bagi mereka yang tinggal dekat dengan persawahan atau semak-semak.

"Kami imbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah, sampah jangan berserakan, semak-semak juga dibersihkan," katanya.

Sementara itu, Kadek Adi Saputra dari Yayasan Bali Reptile Rescue, Jembrana, mengungkapkan bahwa ular merupakan reptil pemalu.

Ular tak akan menyerang jika tidak diserang.

"Ular sebenarnya pemalu. Ia tidak akan menyerang bila tidak diserang. Namun saat kita lihat ular dalam otak sudah berpikir untuk membunuh. Coba kita biarkan, maka dia akan lewat," kata Adi Saputra.

Sementara itu, beberapa ular memang suka masuk rumah warga.

Hal ini dikarenakan ular suka tempat lembap, ada tumpukan dan ada tikusnya.

"Jika dalam kepercayaan Bali, jika ada ular masuk rumah harus mecaru untuk membersihkan kekotoran secara niskala itu juga bisa, tapi ingat juga membersihkan lingkungan. Jika di rumah ada tikus, otomatis ular akan mencari tikus," katanya.

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat agar tak percaya mitos ular takut garam.

Menurutnya, yang takut garam adalah hewan berlendir seperti belut.

Sementara ular takut dengan wewangian yang menyengat dikarenakan dalam tubuh ular ada jacobson yang jika mencium bau manyengat akan terganggu.

"Ular takut wewangian atau parfum menyengat karena dalam ular ada jacobson, sensorik ular jika ada bau menyengat akan terganggu," katanya.

Selain itu, seseorang juga harus bisa membedakan karakter ular berbisa maupun tidak.

Pertama bisa dilihat dari kepala. Ular berbisa, bentuk kepalanya cenderung bulat atau segilima.

Sementara jika dilihat dari ekor, ular berbisa hanya memiliki satu sisik di bawah ekor dan yang tidak berbisa dua sisik.

"Tapi yang lebih mudah memang dari bentuk kepala. Karena bisanya ada di dalam kepala bukan di tubuh ular," katanya.

Cara lepas dari lilitan ular sanca atau piton

Pakar herpetofauna dari Universitas Brawijaya, Nia Kurniawan, menyarankan supaya tidak kaget ketika dililit ular sanca atau ular piton.

Sebab, jika kaget, ular itu akan semakin kencang melilit korban.

Nia Kurniawan menyarankan supaya korban yang terlilit berupaya tetap tenang dan mencari leher ular tersebut.

Jika sudah diketahui letak lehernya, leher ular itu dipegang, kemudian dijauhkan dari tubuh korban.

"Pegang lehernya dulu. Terus dijauhkan. Biasanya kalau lehernya sudah dipegang, nanti ekornya yang mencari lilitan di tubuh kita.

Maka ketika lehernya sudah dipegang, lilitannya segera dilepas dan buang," katanya saat diwawancara di Universitas Brawijaya, Kota Malang, Senin (24/6/2019).

Gigitan timbulkan luka robek

Namun, jika ular sanca itu menggigit, jangan langsung ditarik.

Sebab, gigi ular sanca mengarah ke belakang dan akan menimbukan luka robek pada korban.

"Kalau tergigit di tangan, giginya kan menghadap ke belakang ini. Jadi jangan langsung ditarik, nanti robek kulitnya. Jadi didorong dulu, terus baru dilepaskan," katanya.

Ular sanca memang tidak beracun, tetapi gigitannya akan menimbulkan bakteri.

Karena itu, bekas gigitan ular sanca harus tetap mendapatkan penanganan medis.

"Segera ke dokter. Piton memang tidak beracun. Tapi dia tidak pernah sikat gigi jadi ada banyak bakterinya. Bakteri itu yang menyebabkan pembengkakan dan infeksi sekunder dari gigitan ular itu," ungkapnya.

(*)

Tonton Juga:

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved