Berita Balikpapan Terkini
Depan Kawasan Plaza Balikpapan Dibagikan Masker Lantaran Gejala Kabut Asap Kebakaran Hutan
Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) mengadakan kegiatan sosial membagikan masker kepada pengendara, kondisi udara buruk.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) bersatu menjalankan aksi sosial dengan membagikan 500 kotak masker di Pertigaan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Jenderal Ahmad Yani tepatnya depan Plaza Balikpapan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat (13/9/2019) pagi tadi.
"Saat ini saya bersama Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) mengadakan kegiatan sosial membagikan masker kepada pengendara, karena beberapa hari kemarin kondisi udara di Kota Balikpapan mengalami gangguan karena adanya kabut asap kiriman dari kebakaran hutan," kata Plt Ketua IWSS Bersatu Andi Noorhasanah Oesman.
Menurutnya dengan adanya gangguan udara pastinya menjadi perhatian bersama, bukan hanya Pemerintah, karena asap ini dapat menggangu pernafasan.
"Dalam kegiatan ini sasaran kita khususnya anak - anak karena udara yamg kurang baik. Mudah-mudahan memberikan manfaat untuk kita semua," ucapnya.
Kegiatan ini didasari rasa peduli terhadap kesehatan masyarakat Balikpapan, dalam satu pekan terakhir udara Kota Balikpapan diliputi kabut asap, akibat kebakaran hutan di kota tetangga.
"Meskipun kecil tapi memberikan manfaat yang besar, setidaknya sebagai antisipasi gangguan saluran pernafasan," kata Andi.
Andi pun mengucapkan, terimakasih kepadaseluruh keluarga besar IWSS Bersatu yang merelakan waktunya untuk melakukan hal manfaat di Jum'at berkah 13 September 2019 hari ini.
"Terimakasih juga kepada kesatuan polisi Lalu Lintas Balikpapan yang menfasilitasi kegiatan kami," ucapnya.
Kabut asap yang menyelimuti Balikpapan beberapa hari ini tidak hanya mengganggu jarak pandang seseorang saja.
Bahkan dari segi kesehatan, seseorang dengan mudah terpapar penyakit pernapasan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarti kepada Tribunkaltim.co pada Jumat (13/9/2019).
Salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh kabut asap adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Menurut Andi Sri Juliarti saat ini belum ada laporan indikasi seseorang mengidap ISPA yang diakibatkan oleh kabut asap.
Namun dari laporan di tiap puskesmas kota Balikpapan tercatat rata-rata sekitar 30 orang yang dirawat di beberapa Puskesmas.
Namun dari 30 orang itu tidak semuanya terjangkit ISPA.
"Bukan berarti karena kabut asap. Tapi kita periksa dulu kondisi warga apa ini diakibatkan oleh kabut asap," kata wanita yang disapa Dio ini.
Untuk saat ini ia mengimbau kepada masyarakat untuk mengenakan masker saat keluar rumah. Khususnya di pagi hari, yang disebabkan kabut asap lebih tebal pada pagi harinya.
"Saat keluar sebaiknya pakai masker ya. Kalau siang memang tidak setebal pas pagi. Namun tetap saya imbau untuk mengenakan masker," ucapnya, Jumat (13/9/2019)
Pihak Dinas Kesehatan Kota Balikpapan beberapa waktu lalu bekerjasama dengan BPDB Kota Balikpapan untuk bagi-bagi masker.
Tercatat sekitar 2.229 buah masker.
Dana masker tersebut berasal dari dana alokasi khusus atau DAK untuk jenis masker tali dan karet.

Sedangkan sisanya yaitu masker hijab berasal dari APBD.
Sementara itu, Dokter spesialis paru Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Maurits Marpaung, Sp.P, Rabu (11/9/2019) mengatakan debu asap tidak akan semakin berbahaya jika di dalamnya terdapat berbagai macam virus bakteri.
Debu asap yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut akan terhirup di pernapasan seseorang.
Sehingga, saat debu dan asap terhirup dengan jumlah yang berbahaya mengakibatkan infeksi yang menyebabkan penyakit pernapasan.
"Dengan kondisi seperti ini seseorang berisiko terkena penyakit ISPA, asma dan radang paru atau pneumonia," ucap Maurits Marpaung.
Ciri-ciri penyakit ISPA antara lain batuk-batuk, pilek dan demam.
"Khusus demam biasanya terjadi karena adanya infeksi di sistem pernapasan," kata Maurits.
Sementara untuk asma disebabkan sesak napas.

Dan bagi yang memiliki penyakit asma jika terlalu sering terpapar asap atau debu berisiko radang paru-paru.
Untuk itu ia mengingatkan kepada masyarakat untuk mengenakan masker saat keluar rumah. Atau jika tidak memiliki kegiatan di luar sebaiknya lebih sering berdiam di dalam ruangan.
"Bagi anak-anak sekolah yang olahraga sebaiknya olahraga di dalam aula atau gedung," kata Maurits.
Sementara itu gunakan masker yang dijual bebas di apotek atau rumah sakit.
"Gunakan masker bedah atau masker N95," tutur Maurits.
Belakangan ini kabut asap saat ini mulai memasuki Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dari pantauan Tribunkaltim.co, Rabu (11/9/2019) terlihat kabut asap tipis mulai menutupi beberapa titik kota.
Bahkan pada pagi harinya bau asap terasa begitu kuat.
Dokter spesialis paru pun menganjurkan kepada masyarakat untuk mengenakan masker saat keluar rumah.
Tujuannya agar meminimalisir penyakit pernapasan seperti ISPA, asma ataupun pneumonia.
Masker untuk umum dengan mudah ditemukan di apotek.
Harga masker tergantung jenis dan model terjual di apotek.
Yang paling murah adalah masker bedah berwarna hijau. Ada juga masker N95 atau istilah umumnya masker mangkuk yang berwarna putih.
Kedua jenis masker ini memiliki fungsi untuk mencegah udara kotor dari luar masuk ke dalam pernapasan. Namun terdapat beberapa perbedaan selain bentuk bagi kedua masker ini.
Dokter spesialis paru Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Maurits Marpaung, Sp.P mengatakan beberapa perbedaan yang harus diperhatikan dari kedua masker tersebut. Untuk masker bedah hanya dipakai sekali saja.
Tujuannya tekstur masker tersebut tidak dapat digunakan secara berkali-kali. Selain itu masker tersebut lebih rentan terkontaminasi bakteri atau virus jika diletakkan di sembarang tempat.
"Sangat disarankan untuk digunakan berkali-kali. Maka dari itu sekali pakai jangan ditaruh di tempat lain. Sebab hal tersebut memicu bakteri atau virus menempel di masker tersebut," ucap Maurits Marpaung.
Sementara itu untuk masker mangkuk memiliki usia penggunaan yang cukup lama. Satu buah masker ini dapat digunakan selama seminggu berturut-turut.