Clue Lokasi Cerita KKN di Desa Penari Cuma Pengecoh, Pria Ini Ungkap Hal Lain: Ternyata Tak Angker!
Mas Nglutus, mengaku tak sepenuhnya menjadikan clue-clue yang ada di cerita KKN di Desa Penari menjadi acuan untuk mencari lokasi sebenarnya
Penulis: Doan Pardede | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO - Hingga saat ini, di mana lokasi sebenarnya kisah KKN di Desa Penari yang viral masih menjadi misteri.
Penulis cerita KKN di Desa Penari sendiri sudah memastikan bahwa kisah yang ditulisnya adalah nyata.
Di media sosial, khususnya YouTube, cukup banyak warganet yang mengulas dan mendatangi lokasi-lokasi yang diduga tempat KKN di Desa Penari itu terjadi.
Tentu saja, acuan yang digunakan untuk mencari lokasi KKN di Desa Penari tersebut adalah 'clue' yang ada di dalam cerita.
Yang cukup menarik, berdasarkan pengamatan TribunKaltim.co. ada sebuah analisa yang cukup unik yang disampaikan kanal YouTube Mas Nglutus.
Dalam video berjudul 'Akhirnya ditemukan lokasi sesungguhnya KKN di Desa Penari dan sungguh tak terduga' yang diunggah 15 September 2019, analisa lokasi KKN di Desa Penari yang dibuat Mas Nglutus berbeda dari yang lain.
Mas Nglutus, mengaku tak sepenuhnya menjadikan clue-clue yang ada di cerita KKN di Desa Penari menjadi acuan.
Di awal video, Mas Nglutus memuji sang penulis cerita KKN di Desa Penari yang sudah berhasil mengecoh banyak orang dengan clue-clue yang diberikan di dalam ceritanya.
"Saking cerdasnya, dia bisa membuat orang-orang beranggapan tempat desa Penari (KKN di Desa Penari) itu ada di tempat yang sesuai dia gambarkan. Pada faktanya kemungkinan berbeda. Mungkin lho ya! yang tahu lokasi pasti hanya simple man saja," kata Mas Nglutus.
Mas Nglutus juga mengungkap alasannya membuat video tentang KKN di Desa Penari ini.
Mas Nglutus mengaku kasih dengan banyak warganet, youtuber yang menempuh berkilo-kilometer bahkan bertaruh nyawa untuk mencari lokasi KKN di Desa Penari tersebut.
Mas Nglutus sendiri mengaku sudah menemukan tempat yang diduga lokasi KKN di Desa Penari tersebut.
Mas Nglutus meyakini bahwa cerita KKN di Desa Penari adalah nyata.
Namun tentunya, cerita yang ada tidak sama persis seperti kisah KKN di Desa Penari yang beredar.
"Cuma garis besar cerita pasti sama," kata Mas Nglutus.
Berdasarkan clue yang ada di cerita KKN di Desa Penari, mencari lokasi KKN di Desa Penari menurutnya tak sulit.
Dan perlu digarisbawahi, clue dan lokasi sebenarnya tidak mungkin 100 persen sama.
Apalagi, sang penulis juga menegaskan bahwa lokasi KKN di Desa Penari akan disamarkan demi kepentingan banyak orang dan demi kepentingan narasumber.
"Jadi saya maaf kepada Simple Man dan orang-orang di Desa Penari jika tebakan saya benar adanya," katanya.
Analisa Mas Nglutus :
- Jarak 4 jam - 6 jam dari kota 'S'
Tinggal mencari kota bernama 'B' di Jawa Timur yang berjarak 4 - 6 jam dari kota S.
- Ada tapak tilas atau ada petilasan orang-orang hebat
Lokasi tersebut memiliki sebuah tempat keramat yang terkenal, baik itu petilasan Raja dan semacamnya
- Ada jin penunggu, angker ada siluman ular
- Tidak percaya huruf awal nama daerah di cerita
Yang cukup menarik, Mas Nglutus mengajak untuk tidak berpatokan pada huruf-huruf awal nama daerah yang ada di cerita.
Pasalnya, sang penulis sudah menegaskan bahwa semuanya disamarkan.
Bisa saja menurutnya, penyebutan huruf-huruf awal tadi justru merupakan trik dari penulis untuk semakin menyamarkan lokasi, dan mengajak pembaca menduga-duga dan fokus di lokasi yang disebutkan.
Seperti salah satu huruf awal 'J' yang seakan-akan memaksa pembaca berpikiran bahwa itu adalah Jember, padahal bisa saja tidak.
- Mobil bisa masuk ke lokasi di akhir cerita?
Bila penulis tidak salah tulis, di mana disebutkan di awal cerita lokasi tersebut hanya bisa dilalui sepeda motor dan di akhirnya ternyata 'mobil-mobil' penjemput sudah tiba di lokasi, maka patut diduga ada beberapa jalur yang bisa dilalui untuk menjangkau lokasi tersebut.
- Lokasi bukan di tengah hutan
Dengan alasan tak yakin pihak kampus mau mengizinkan anak KKN-nya melaksanakan KKN di tengah hutan, maka bisa saja lokasi yang dimaksud bukan berada persis di tengan hutan, atau berada di pinggiran hutan.
- Lokasi KKN dan lokasi kampus
Sebelah timur pulau Jawa bukan berarti ujung timur Pulau Jawa
Dari clue ini, juga bisa diduga bahwa kampus tersebut berada di bagian barat pulau Jawa, bisa Jawa Barat atau Jawa Tengah.
- 'Isinya hutan saja'
Ada beberapa lokasi di Pulau Jawa yang terkenal dengan hutan lebatnya (ditutupi hutan), di antaranya Bojonegoro di Jawa Timur dan Blora di Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya.
- Inti cerita
Jika judul KKN di Desa Penari, maka tak perlu repot mencari tempat yang tidak ada hubungannya dengan penari.
Di seluruh Jawa Timur, ada beberapa tempat yang memang identik dengan penari.
Namun, kata dia, perlu digarisbawahi bahwa desa penari bukanlah desa yang punya penari atau desa yang sering menggelar tari-tarian.
Desa penari adalah desa yang masyarakatnya sebagian besar adalah penari. Mulai dari adat, budaya dan lainnya berkaitan dengan penari dan mereka menghasilkan penari.
"Jadi kalau desa itu ditinggalkan setelah kejadian itu, menurut saya mustahil. Tapi mungkin ya, karena saya nggak tahu faktanya," ujarnya.
Selengkapnya bisa dilihat di video berikut : (video diduga lokasi bisa dilihat di menit 17.45)
Cerita KKN di desa penari :
Simak cerita lengkap KKN di Desa Penari pada link berikut ini.
Pesan moral cerita KKN di Desa Penari
Berkaitan dengan hal ini, Kompas.com menghubungi peneliti folklor dari Universitas Indonesia (UI), Sunu Wasono.
Sunu berkata, di beberapa daerah Indonesia memang masih banyak cerita-cerita yang berkaitan dengan mitos berkembang di masyarakat Indonesia.
Di dalam cerita rakyat tersebut, seringkali ada larangan dan aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar.
"Di beberapa tempat, saya kira cerita seperti itu memang ada. Dan jenisnya beragam," ujar Sunu kepada Kompas.com, Minggu (1/9/2019).
Jenis beragam yang dimaksud Sunu adalah jenis larangan dan aturan di suatu daerah.
Misalnya saja, ada larangan mengambil ikan di suatu kolam atau mata air tertentu, atau larangan tidak boleh mengenakan baju berwarna hijau di laut selatan Jawa.
Menurut Sunu, semua larangan itu memiliki maksud dan tujuan di masa lalu dan masih memiliki manfaat hingga saat ini.
"Mungkin saja tidak boleh menangkap ikan di kolam atau mata air karena menjaga solidaritas atau agar ikan bisa dinikmati bersama, atau agar ikan berkembang biak," kata Sunu.
"Kemudian larangan memakai baju hijau di pantai selatan yang dikaitkan bisa menyaingi Nyi Roro Kidul. Kalau rasionalisasinya, barang kali itu bertujuan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti terseret ombak, kalau baju (korban) hijau kan susah untuk dikenali," terang Sunu.
Oleh sebab itu, selama larangan di suatu daerah masih dijalankan masyarakat setempat, Sunu menyarankan agar kita menghormati aturan-aturan tersebut.
"Karena menghormati aturan-aturan setempat, supaya tidak terjadi konflik, supaya tidak ada yang tersinggung aturan di wilayahnya dilanggar. Saya kira lebih baik kita menghormati saja," ujar Sunu yang juga kaprodi Sastra Indonesia FIB UI itu.
Pentingnya menghormati aturan suatu tempat Sunu menuturkan, hingga saat ini masih ada banyak cerita mitos berisi larangan di daerah-daerah Indonesia, terutama daerah yang jauh dari perkotaan.
Menurut Sunu, cerita atau mitos yang berkembang di masyarakat itu seperti tata nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Inilah yang membuat kita harus menghormati dan mengikuti aturan maupun larangan tersebut.
Bagi orang yang tak lagi percaya takhayul Sunu berkata, bagi orang-orang yang sangat rasional tetap harus menghormati orang lain.
"Tekanannya bukan pada ini masuk akal atau itu tidak masuk akal. Namun kita hormati saja. Bagaimanapun juga, bagi masyarakat setempat atau orang yang hidup di situ, kepercayaan seperti itu ada. Mungkin (larangan dan mitos) terkait dengan leluhur mereka, dan aturan itu ada untuk menghormati leluhur mereka," kata Sunu.
"Kita tanggalkan keegoan kita, kesombongan kita, untuk memahami orang lain," imbuh dia.
(TribunKaltim.co/Doan Pardede)