Kisah Johan Budi: Jadi Pimpinan KPK Setelah Jokowi Berhentikan Sementara Abraham Samad dan BW

Terpilihnya tiga pimpinan sementara KPK itu seiring dengan pemberhentian sementara Abraham Samad dan Bambang Widjojanto oleh Presiden Jokowi

Editor: Doan Pardede
(Istimewa/Instagram ICW)
Foto mantan Juru Bicara KPK Johan Budi dalam Instagram ICW dengan narasi mereka telah pergi tanpa pesan di tengah kegentingan kerja-kerja pemberantasan korupsi. 

Ia memilih PDI-P sebagai partai yang mengusungnya karena dianggap partai yang lebih banyak menyentuh dan bicara tentang rakyat kecil.

"Selain itu, konsep PDI-P tentang Negara Kesatuan RI berdasarkan Pancasila serta paham nasionalis religius yang diusung PDI-P sesuai dengan prinsip saya dalam bernegara," kata Johan Budi Kampanye hemat ala Johan Budi

Johan Budi mengakui bahwa dana yang dimilikinya terbatas, hanya di kisaran ratusan juta rupiah.

Dia tidak punya uang sampai Rp 1 miliar.

Namun, yang ia lakukan adalah melakukan kampanye sehemat mungkin dan seefektif mungkin.

Johan mengaku tidak memiliki banyak agenda berkampanye.

Biasanya, Johan berangkat menuju daerah pemilihan pada Jumat sore dan kembali ke Jakarta, pada Senin pagi.

Biaya yang dikeluarkan antara lain untuk transportasi pesawat, menyewa mobil dan pengemudi untuk bisa menjangkau tempat tinggal warga yang jauh di pedesaan, serta akomodasi dan penginapan.

Selain itu, Johan juga mengeluarkan dana untuk menyediakan alat peraga kampanye berupa stiker, kalender, hingga kaus untuk dibagikan kepada warga.

Untuk alat kampanye, Johan mengaku banyak dibantu dengan alat kampanye Jokowi saat mencalonkan diri sebagai Presiden periode kedua.

Misalnya, kaos dan spanduk bergambar Jokowi dan PDI Perjuangan.

"Apa yang dibantu oleh DPP PDI Perjuangan itu tidak melulu kaos saya, tapi kaosnya 01, Pak Jokowi. Juga kaos partai. Itu saya pakai juga ketika kampanye," kata Johan.

Selain itu, Johan juga dibantu alat peraga kampanye oleh Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin.

Menurut Johan, saat berkampanye dia selalu mengaitkan dengan capres Jokowi.

Ia pun mendapatkan bantuan dari para kolega dekatnya.

Namun, segala macam bantuan yang dia terima dari pihak internal bentuknya berupa alat kampanye, bukan uang tunai.

Salah satu yang ikut menghemat biaya kampanye Johan adalah tidak adanya pembagian uang, atau bantuan berupa apapun kepada masyarakat.

Johan Budi berusaha meyakinkan pemilih bahwa visi-misi lebih penting ketimbang memilih pemimpin karena diberikan uang.

"Saat diskusi saya sampaikan prinsip saya berkampanye, saya tidak mau habis ini bagi-bagi amplop. Saya tidak mau orang datang karena ada uang transport. Mau datang ya silakan, kalau enggak ya tidak apa-apa," kata Johan.

Menurut Johan, dia tidak ingin uangnya habis karena kampanye yang begitu mahal.

Johan mengatakan bahwa ia akan menghentikan kampanye apabila dana yang dikeluarkan sudah melebihi kemampuannya.

Cara kampanye ini dinilai Johan tidak hanya untuk menghemat, tetapi memang disesuaikan dengan jumlah dana yang terbatas.

"Saya membatasi diri dengan dana itu. Jadi saya enggak all out. Kalau merasa dana saya sudah banyak keluar, ya saya sudah tidak kampanye lagi," kata Johan.

Mundur dari jubir TKN

Johan sempat ditunjuk sebagai jubir Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Menurut Johan, ia mundur karena ingin fokus pada pencalonannya sebagai anggota legislatif.

Ia juga saat itu masih bertugas sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi.

"Saya akan fokus mengurusi proses pencalegan dan sebagai staf khusus Presiden. Kedua hal tersebut membutuhkan alokasi waktu dan pikiran," kata Johan.

Johan khawatir tugasnya sebagai Staf Khusus Presiden dan sebagai caleg PDI-P akan terganggu jika ia juga menjadi juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf.

"Jadi Jubir TKN juga kan harus ikut kampanye TKN dan mengikuti kegiatan yang dilakukan TKN, tentu membutuhkan waktu yang banyak juga. Sehingga saya harus memilih fokusnya," kata dia.

Dikritik aktivis

Saat menjadi wartawan hingga juru bicara KPK, Johan Budi merupakan sosok yang dikenal dekat dengan sejumlah aktivis, baik itu aktivis hak asasi manusia atau antikorupsi.

Karena itu, saat Johan berada di lingkar Istana Kepresidenan, kehadirannya diharapkan membawa pengaruh dan dampak positif.

Akan tetapi, banyak yang menilai sejumlah mantan aktivis di lingkar kekuasaan, termasuk Johan, tidak membawa dampak besar.

Saat revisi UU KPK bergulir misalnya, Johan Budi pun ikut kena kritik.

Indonesia Corruption Watch dalam unggahan di media sosial menyebut Johan Budi sebagai salah satu orang "hilang" setelah berada di lingkar kekuasaan.

Foto mantan Juru Bicara KPK Johan Budi dalam Instagram ICW dengan narasi mereka telah pergi tanpa pesan di tengah kegentingan kerja-kerja pemberantasan korupsi.
Foto mantan Juru Bicara KPK Johan Budi dalam Instagram ICW dengan narasi mereka telah pergi tanpa pesan di tengah kegentingan kerja-kerja pemberantasan korupsi. ((Istimewa/Instagram ICW))

Johan Budi enggan berkomentar sama sekali soal sindiran ICW.

Saat dihubungi, dia hanya menjawab singkat.

"Kalau ini enggak ada komentar," kata Johan.

(Kompas.com)

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved