Raih Suara Tertinggi Saat Pileg 2019, PKS Tak Beri Syukri Wahid Posisi di DPRD Balikpapan
Syukri Wahuid mengaku legowo tak diberi posisi strategis di DPRD Balikpapan oleh PKS. Meski dirinya raih suara terbanyak di Pileg 2019
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Syukri Wahid, anggota DPRD Balikpapan asal PKS mengaku lapang dada tak mendapat posisi di DPRD Balikpapan.
Meski dirinya meperoleh suara tertinggi dari 6 caleg PKS yang duduk di DPRD Balikpapan.
Kepada Tribunkaltim.co, Syukri mengaku saat proses penentuan formasi di parlemen, baik di posisi pimpinan dewan hingga fraksi tak dipanggil pengurus DPD PKS Balikpapan.
"Tergantung pengurus, itu wewenangnya.
Selama proses saya tak pernah dipanggil prosesnya.
Sepenuhnya pengurus.
Kriterianya pengurus," katanya.
Lebih lanjut kata dia, penentuan rekomendasi siapa yang mengisi jabatan di parlemen di daerah ditentukan oleh Dewan Pimpinan Tinggi Daerah (DPTD) partai.
Semacam majelis syuro tingkat kota/kabupaten.
"Saya gak pernah dipanggil.
Diproses selesksi tak ada.
Sekali saya dipanggil.
Hanya ditanya mau di komisi berapa. Itu saja," tuturnya.
Saat disinggung soal transparansi internal partai kepada kader, kemudian apakah dirinya keberatan dengan keputusan partai, Syukri berkata tidak.
Ia menerima semua keputusan partai.
"Ya, kalau saya pribadi, semua ditetapkan, DPTD pasati punya pertimbangan lain.
Saya tahu (formasi PKS di parlemen) dari media.
Yang bisa menjawab pengurus.
Susunan sekarang bisa jadi langkah staregis partai," ujarnya.
Disinggung kembali apakah kabar kedekatan dirinya dengan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi), jadi salah satu pertimbangan keputusan pengurus PKS Balikpapan soal formasi di parlemen, Syukri menilai antara PKS dan Garbi tak apple to apple alias tak berimbang.
"Kalau PKS anggap Garbi sebagai itu, gak apple to apple.
Satu partai, satu ormas.
Saya yakin dengan nama besar PKS terlalu kerdil jadikan isu itu sebagai isu prinsip.
Saya merasa itu tak terlalu apple to apple," ungkapnya.
Bahkan caleg yang memeroleh suara 4,252 ini menyebut PKS terlalu naif bila kedekatannya dengan Garbi dijadikan dasar pemilihan.
"Karena dua-duanya punya landasan masing-masing.
Saya kira itu terlalu naif jadi dasar pemilihan," sebutnya.
"Saya masih terdaftar anggota PKS.
Sudah ditetapkan sebagai anggota parlemen.
Saya terima itu sebagai keputusan (partai).
Ya memang itu wewenang partai, saya tinggal laksanakan tugas," tambahnya.
• PKS Tetap Akomodir Kadernya di DPRD Balikpapan yang Tergabung Dalam Garbi, Ini Alasannya
• Subari Jabat Pimpinan Parlemen DPRD Balikpapan dari PKS, Kader Perolehan Suara Terbanyak Terdepak
• Unjuk Rasa di Deiyai, Politisi PKS Ini Tak Rela Sejengkal Tanah Papua Jatuh ke Kelompok Bersenjata

Pemberitaan sebelumnya, Ketua DPD PKS Balikpapan, Sonhaji mengatakan SK pimpinan DPRD Balikpapan sudah turun dari pusat.
Kader PKS yang dimandatkan duduk sebagai wakil ketua DPRD adalah Subari.
Caleg PKS dapil Balikpapan Timur yang memeroleh 2.616 suara di Pileg 2019 lalu.
"Sudah turun (SK DPP).
Pak Subari (pimpinan dewan) sementara Ketua Fraksi Laisa Hamisah," katanya, Senin (9/9/2019).
Lebih lanjut, Sonhaji menyebut SK tersebut sudah diserahkan ke pimpinan sementara DPRD Balikpapan sebelum rapat paripurna penetapan fraksi digelar.
"Sebelum paripurna fraksi (DPRD Balikpapan) kami serahkan (Rabu 4 September 2019)," tuturnya.
Keputusan nama yang duduk di kursi pimpinan dan ketua fraksi sudah melalui mekanisme partai sesuai dengan AD/ART.
Dari hasil musyawarah mejalis suro partai, 2 nama yang masuk ke DPW PKS Kaltim adalah Subari dan Laisa Hamisah kala itu.
"Kandidat yang terjaring Pak Subari dan Laisa.
Kemudian diajukan ke wilayah diputuskan wilayah, karena Laisa masih pendatang baru, diminta belajar menguatkan di fraksi. Subari disilakan untuk isi posisi pimpinan," ungkapnya.
Disinggung soal kader seperti Syukri Wahid, caleg PKS dengan perolehan suara terbanyak yakni 4,252 suara di Balikpapan, namun tak mendapat posisi strategis di parlemen.
Dari segi pengalaman sebagai petahana bisa dibilang cukup mumpuni.
Nah, apakah terdepaknya beberapa caleg potensial di posisi strategis parlemen ada kaitannya dengan friksi yang terjadi di internal PKS?
Di mana ada anggota PKS Balikpapan disinyalir berafiliasi dengan Ormas Garbi, yang notabene bukan dari irisan kepartaian PKS itu sendiri.
"Sudah diusulkan, cuma sebagaimana kita tahu, hasil musyawarah.
Beliau, Sandi juga, ini semata-mata kepentingan strategi PKS saja," jawabnya. (*)