G30S/PKI, Dugaan Kudeta Merangkak Mayjend Soeharto dan Pembangkangan Perintah Soekarno
Peristiwa G30S/PKI sarat dengan kontroversi. Termasuk dugaan Kudeta Merangkak yang dilakukan Mayjend Soeharto terhadap Presiden Soekarno
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Rita Noor Shobah
Demi mendapatkan informasi yang akurat, Soekarno lalu memerintahkan Kombes Polisi Sumirat untuk memanggil semua Panglima Angkatan.
Sumirat lantas pergi keluar Lanud Halim dengan mengendarai jip
Sekitar pukul 11.30 WIB sambil menunggu informasi, Soekarno beristirahat di rumah Komodor Susanto yang merupakan pilot pesawat kepresidenan.
Tidak berapa lama kemudian datang Sumirat, melaporkan bahwa semua Panglima Angkatan sudah dihubungi dan menyatakan siap menghadap Soekarno kecuali Pangdam V Jaya Umar Wirahadikusuma.
Saat ditemui Sumirat, Warahadikusuma sedang di markas Kostrad dan tengah bersama Pangkostrad Mayjen Soeharto.
Soeharto ternyata melarang Wirahadikusuma menghadap Soekarno
Waktu itu bilang, “Sampaikan kepada Bapak Presiden, mohon maaf Pangdam V Jaya tidak dapat menghadap dan karena saat ini Panglima AD (Achmad Yani) tidak ada di tempat.
Harap semua instruksi untuk AD disampaikan melalui saya, Panglima Kostrad.”
Ketika mendengar informasi itu, Soekarno tampak tidak senang.
Meskipun secara garis komando, ketika KASAD tidak ada di tempat maka Pangkostrad secara otomatis boleh mengambil alih garis komando, tapi perintah Presiden sebagai Panglima Tertinggi tetap harus dipatuhi.
Para Panglima Angkatan yang hari itu hadir menghadap Soekarno antara lain Marsekal Oemar Dhani, Laksamana Martadinata, Jenderal Sutjipto Judodihardjo, Jenderal Sutardhio, Leimena, dan Brigjen Sabur.
Jika diamati, suasana di sekitar rumah dinas Komodor Udara Susanto saat itu malah tampak santai dan sama sekali tidak mencerminkan suasana ketegangan.
Tapi suasana betul-betul berubah tegang ketika tepat pukul 12.00 WIB, dari radio transmitter yang dipinjamkan oleh Komodor Susanto terdengar pengumuman Letkol Untung, salah satu dalang dari aksi G/30/S/PKI, mengenai Dewan Revolusi dan pembubaran kabinet.
• Kejinya Aksi G30S/PKI, Jenderal A Yani Alami 13 Luka Tembak dan MT Haryono Penuh Luka Tusuk
• Kisah Soekarno Hentikan Pidato Pasca G30S/PKI, Akibat Informasi Mencekam Selembar Nota dari Ajudan
Itu berarti telah terjadi kudeta.
Brigjen Sabur pun segera membawa radio transmitter itu dan ditunjukkan pada Soekarno.