Breaking News
BREAKING NEWS Karhutla Gunung Seteleng Penajam Paser Utara Kaltim Membara Lagi
BPBD Penajam Paser Utara, karhutla mewarnai perjalanan sejak memasuki awal bulan September 2019, akan ada karhutla, Kalimantan Timur terbakar.
Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Tim gabungan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur nampaknya susah untuk menarik napas lega, akibat kebakaran lahan yang bersahut-sahutan.
Dalam satu hari, petugas mendapat laporan 2 hingga 6 kejadian karhutla di lokasi yang berbeda.
Petugas tak segan-segan berjibaku dengan api hingga dini hari.
Luasannya pun cukup membuat petugas kewalahan. Asap tak terelakkan.
Data BPBD Penajam Paser Utara, karhutla mewarnai perjalanan sejak memasuki awal bulan September 2019.
Hingga hari ini, tercatat sedikitnya 37 kasus kebakaran hutan dan lahan yang ditanggulangi petugas.
Jumlahnya dua kali lipat dari rekapan jumlah karhutla dari bulan Januari hingga Agustus, yang bermain diangka 20-an kasus.
Hari ini, kebakaran lahan yang terjadi di RT 07 Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam, membara lagi sekira pukul 15.00 Wita. Kebakaran lahan yang terjadi pada Kamis (19/9/2019) kemarin, telah berhasil dipadamkan petugas.
Namun saat Sat Samapta Polres Penajam Paser Utara (PPU) melakukan patroli di lokasi karhutla sebelumnya, mereka mendapati api kembali menyala.
"Petugas dan mobil pemadam bantuan, serta AWC Polres PPU merapat ke lokasi, selain itu petugas juga butuh masker dan tabung oksigen," kata Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara, Nurlaila.
"Laporan karhutla juga masuk di RT 04 Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam pada 16.25 Wita," tambahnya.
Nah, kebakaran hutan dan lahan atau karhutla kembali terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Terakhir, kebakaran hutan menyebabkan kondisi udara di lima kota dan kabupaten dinyatakan berbahaya, dampak juga ke Kalimantan Timur.
Akibatnya asap dari peristiwa itu sampai ke beberapa negara tetangga, seperti Brunei, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Sri Langka. Hal itu sebagaimana diberitakan Kompas.com (14/9/2019).
Laporan terbaru dari Kompas.com, Kamis (19/9.2019) mengatakan, para korban asap yang mengungsi di posko kesehatan area Pekanbaru sudah sesak napas dan batuk pilek akibat kualitas udara yang sangat tidak sehat hingga berbahaya.
Lalu, bayi berusia 8 bulan bernama Yoselin asal Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, menderita batuk dan muntah akibat kabut asap Riau.