Soal Adanya Korban Meninggal Diduga Karena Asap, Wagub Kaltim : OPD Harus Proaktif

Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Hadi Mulyadi menyikapi adanya korban meninggal dunia diduga karena terpapar kabut asap

Tribunkaltim.co, Purnomo Susanto
Wagub Kaltim Hadi Mulyadi 

“Kita masih belum mengetahui penyebab pasti meninggal karena apa. Karena asap kah, atau karena apa. Apakah, karena terpapar asap, kemudian memperparah penyakit yang diidap korban. Kami juga belum tahu,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon selularnya, pada Minggu (22/9/2019).

Kisah Kapolres Berau Hadapi Kabut Asap Karhutla, Setiap Malam Dapat Peringatan dari Polda Kaltim

Hujan Turun, Kabut Asap Berkurang, Warga Kabupaten Berau Suka Cita Ikut Car Free Day

“Untuk mengetahui penyebab kematian, bisa dilakukan otopsi kepada jenazah. Dan untuk hal ini, yang memiliki kewenangan adalah pihak kepolisian. Sebab, institusi tersebut memiliki tim forensik. Kita juga belum mengetahui, apakah hal itu sudah dilakukan atau belum,” lanjutnya menjelaskan.

Melalui otopsi, dibeberkan Ishak, akan diketahui apakah di dalam paru-paru korban dipenuhi asap.

Kemudian, akan dilihat pula, disampaikan okehnya, korban sebelum meninggal sedang melakukan aktifitas yang dapat mengganggu pernapasan.

Selain itu, riwayat penyakit korban pun, dibeberkan olehnya, akan ditelusuri.

“Kalau sesuai yang saya baca di koran, korban itu sebelum meninggal melakukan aktifitas di sekitar lokasi pembakaran sampah. Nah, apakah aktifitas itu memicu penyakit korban. Kemudian, nanti dilihat residu asap pada paru-paru korban bagaimana. Atau, bisa juga tidak mengindahkan imbauan pemerintah untuk tidak mendekati lokasi pembakaran sampah,” ujarnya.

Sebelumnya, diaampaikan Ishak, pihaknya telah menyampaikan instruksi kepada seluruh kabupaten kota di Kaltim untuk tidak melakukan banyak aktifitas di luar ruangan saat kabut asap melanda.

Kemudian, meminta kepada seluruh daerah untuk memberikan pelayanan dan menyiapkan ruangan untuk korban asap.

“Sudah kita sampaikan instruksi tersebut. Sebab, kabut asap ini bisa menyebabkan Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Bukan hanya itu, penyakit diare juga bisa diakobatkan oleh asap. Lebih parah lagi, asap juga bisa memperparah orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Untuk itu, kami meminta masyarakat menjauhi aktifitas di luar saat kabut asat,” tururnya.

Api Kebakaran Hutan di Balikpapan Tiba-tiba Membesar, Warga yang Terkepung Asap Akhirnya Tewas

Dihiasi Kabut Asap Disusul Turun Rintik Hujan Warga Bukit Batuah Balikpapan Ibaratkan Rezeki Nomplok

Apakah akan mengambil langkah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) karena telah ada korban meninggal dunia, Ishak menyatakan, untuk menetapkan KLB harus melalui koordinasi dengan dinas di kabupaten kota. Tentunya, dibeberkan olehnya, setelah memenuhi syarat untuk menetapkan KLB.

“Tergantung dari Dinkes Kota Balikpapan. Kalau kami di provinsi menunggu saja. Kalau memang perlu ditetapkan sebagai KLB, kita akan lakukan. Tapi, untuk menetapkan KLB itu kalau memang satu kota itu banyak korban asap, dan ada peningkatan penyakit yang ditimbulkan karena asap. Kemudian, ada korban meninggal,” pungkasnya.

Terkepung Asap Kemudian Tewas

Sebelumnya Kebakaran hutan yang terjadi di Kota Balikpapan, Kaltim menelan korban jiwa.

Lateno (60), pria paruh baya ini tewas saat terjadinya kebakaran hutan di Jalan Mulawarman, RT 20, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, pada Sabtu siang (21/9/2019).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan, Suseno menjelaskan, diduga Lateno meninggal dunia karena banyak menghirup asap kebakaran yang terjadi di dekat rumahnya saat korban membakar sampah disamping rumahnya bersama anaknya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved