Kemarahan dan Penyesalan Jokowi Soal Kebakaran Hutan dan Lahan; Harusnya Bisa Tak Sebesar Ini!

Presiden Jokowi tidak bisa menyembunyikan kekecewaan atas kondisi Karhutla yang terus meluas.

Editor: Doan Pardede
Tribun Pekanbaru/Johanes Wowor Tanjung
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di Riau, Selasa (17/9/2019). 

Jokowi menegaskan, jika perangkat pemerintah daerah, TNI dan Polri di tingkat daerah ini diaktifkan secara baik, maka ia yakin kebakaran lahan dan hutan tidak akan terjadi.

"Kalau perangkat itu diaktifkan, saya yakin, kalau ada satu titik api langsung ketahuan sebelum sampai ratusan titik, dan itu sudah saya ingatkan berkali-kali mengenai ini.

Karena yang kita hadapi ini bukan hutan, tapi lahan gambut, dan hutan gambut, kalau sudah terbakar, sulit dipadamkan," sebutnya.

Dilansir dari Tribun Pekanbaru, pengamanan di Hotel Novotel cukup ketat.

Bahkan awak media tidak dibenarkan mendekat.

Sejumlah petugas keamanan dari TNI dan Polri berjaga di setiap sudut untuk melakukan pengamanan jelang kedatangan RI di hotel Novotel.

Panglima TNI Marsekal Haji Tjahjanto sudah berada di Pekanbaru sejak Sabtu (14/9/2019) dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian datang pada Hari Minggu.

Seperti diketahui, karhutla di Riau terus meluas dalam sebulan terakhir sehingga menimbulkan bencana kabut asap yang parah.

Bahkan, hingga Senin malam, angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada Senin (16/9/2019) malam ini, sudah berada di level berbahaya.

Melansir bmkg.go.id, hingga pukul 21.00, grafik kondisi partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) menujukkan peningkatan.

Kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada sore hingga malam hari berada pada kisaran 329 sd 355 ugram/m3 atau berbahaya.

BMKG menyebutkan bahwa musim kemarau di wilayah Riau masih akan terjadi sampai pertengahan Oktober 2019.

Sedangkan untuk wilayah lain bisa sampai akhir Oktober atau Awal November 2019.

Sementara, hingga saat ini, api masih sulit dipadamkan meskipun jumlah personel yang dikerahkan untuk memadamkan api sudah 9.000 orang, untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Sulitnya memadamkan api adalah karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut yang meskipun bisa dipadamkan di permukaan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved