Viral di Medsos
Anak-anak STM Ikut Demo dan Terlihat Lebih 'Beringas' Guru Besar UGM Ini Ungkap Sesuatu di Baliknya
Video dan foto gerombolan anak STM yang ikut turun ke jalanan membantu mahasiswa dalam demo viral di media sosial
Mahasiswa yang menjabat sebagai Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis Bem FISIP UI ini bercerita, jika siswa STM tersebut datang bergerombol dan saling menyusul.
"Mereka gerombolan dan saling menyusul. Ada yang datang jam 4 sore ada yang jam 5 sore. Satu rombongan, yang kemarin saya lihat, ada sekitar 20 orang," tambahnya.
Salman mengungkapkan rasa bangganya kepada siswa STM yang bersedia ikut turun ke jalanan untuk membantu para mahasiswa yang sedang menyampaikan aspirasinya.
Menurutnya, ini tanda bahwa isu penolakan UU KPK dan RKUHP sudah membumi sehingga siswa-siswa STM ikut peduli.
Namun, Salman menyayangkan tidak adanya koordinasi dengan koordinator di lapangan.
"Saya salut sama mereka. Ini tandanya mereka ikut peduli dengan apa yang terjadi dengan negara ini. Sayangnya, mereka tidak dalam koordinasi dengan koordinator lapangan sehingga ada sedikit keributan juga," ujar dia.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait adanya anak STM yang turun ke jalan, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes. Pol. Harry Kurniawan menjawab singkat dan mengaku tidak mengetahui persis peristiwa tersebut.
"Saya belum tahu. Itu di mana? Saya belum dapat info," ujarnya melalui aplikasi pesan WhatsApp setelah ditelepon beberapa kali, Rabu (25/9/2019).
Kata psikolog
Siang tadi, Rabu (25/9/2019) sejumlah pelajar SMK terlihat melakukan aksi demonstrasi di sekitar Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Mereka yang sebagian menggunakan seragam OSIS dan pramuka juga tampak menyanyikan yel-yel, menaiki pagar, memblokade jalan, bahkan melakukan aksi pemukulan terhadap polisi yang berjaga.
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D menyebut aksi para pelajar itu adalah bentuk komformitas dengan kelompoknya.
“Itu kemudian berlaku kesetiakawanan di sini. Makanya kalau ada satu perintah, semuanya datang ke sana, karena ini hubungannya dengan in group dan out group,” kata Koentjoro, dihubungi Rabu (25/9/2019) sore.
“Siapa yang masuk kelompok saya dan siapa yang bukan kelompok saya. Anak-anak ini kemudian takut kalau dia dianggap bukan sebagai kelompok saya, maka dia kemudian berangkat,” lanjutnya.
Mereka melakukan semua itu tanpa tujuan konkret sebagaimana aksi yang digelar oleh para mahasiswa sebelumnya.