BNK Berau: Kampanye Anti Narkoba, Kalah Menarik dengan ‘Marketing’ Narkoba

Secara geografis, wilayah Kabupaten Berau dianggap strategis bagi para bandar narkoba kelas kakap.

TRIBUN KALTIM/ GEAFRY NECOLSEN
Dalam banyak pengungkapan kasus narkoba, ekonomi menjadi motif yang paling banyak dijadikan alasan. Bisnis narkoba dengan keuntungan yang menggiurkan, membuat mereka rela berhadapan dengan aparat penegak hukum. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – BNK Berau: Kampanye Anti Narkoba, Kalah Menarik dengan ‘Marketing’ Narkoba

Secara geografis, wilayah Kabupaten Berau dianggap strategis bagi para bandar narkoba kelas kakap. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Berau, Agus Tantomo, Kamis (26/9/2019).

Karena kondisi ini, BNK khawatir, jika tidak ada langkah-langkah pengamanan, perang melawan narkoba ini akan dimenangkan oleh para bandar besar.

Dalam Sehari, 3 Lokasi Kebakaran Lahan di Kabupaten Berau

Duh, Kabut Asap Datang Lagi, Sejumlah Penerbangan ke Berau Batal

Didemo Soal Kebakaran Hutan, Wabup Berau Tantang Mahasiswa Turun ke Hutan Padamkan Api

Pelajar Tidak Mampu Dapat BSM, Kepala Sekolah di Berau Diimbau Hati-hati Menyusun Daftar

“Ini akan menjadi masalah serius, karena posisi geografis sangat strategis untuk distribusi narkoba yang akan ditujukan ke kabupaten kota lainnya,” ungkap Agus.

Menurutnya, sejumlah pengungkapan kasus narkoba di Kabupaten Berau menjadi bukti, jika wilayah ini menjadi jalur distribusi narkoba.

Mulai dari paket narkoba jenis sabu-sabu dalam kemasan poket kecil, hingga narkoba seberat 7 kilogram.

“Pengungkapan kasus itu jadi buktinya, narkoba yang dipasarkan ke Bontang, Samarinda, Balikpapan bahkan Sulawesi, itu didistribusikan melalui Berau.

Kami juga harus mengakui fakta, bahwa kasus narkoba di Berau setiap tahun tidak berkurang, justru semakin meningkat,” ujarnya.

Agus menambahkan, BNK bersama aparat kepolisian dibantu jajaran TNI, menghadapi pekerjaan berat memberantas narkoba.

“Saya harus akui, perang melawan narkoba itu pekerjaan berat. Kampanye anti narkoba, usaha kita menakut-nakuti masyarakat tentang bahaya narkoba, itu kalah kuat dengan marketing narkoba.

Lebih mudah membujuk masyarakat untuk menjadi pemakai dan pengedar anrkoba dari pada memberikan pemahaman bahwa narkoba bisa menyebabkan kehancuran,” kata Agus.

Apalagi, kata Agus, jika para bandar membujuk masyarakat untuk menjadi pengedar narkoba dengan motif ekonomi.

“Karena margin keuntungan narkoba itu luar biasa. Pemahaman bahaya narkoba itu kalah kuat dengan motif ekonomi,” jelasnya.

Itu sebabnya, tidak sedikit wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang ikut-ikutan jadi pengedar narkoba.

Belum lagi motif-motif lain yang mendorong seseorang tertarik berbisnis narkoba. BNK Berau pernah melakukan penelitian dan menemukan fakta menarik di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB, Tanjung Redeb.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved