Pelajar SMK ikut Turun Aksi di DPRD Bontang, 'Buat Seru-seruan saja, Biar Bisa ikut Demo'

Aksi unjuk rasa para mahasiswa yang tergabung dalam Aksi Mahasiswa Septermber Berdarah (Ampera) di Kota Bontang, Kamis (29/9/2019)

TribunKaltim/Ichwal Setiawan
Para pendemo yang tergabung dalam Aksi Mahasiswa September Berdarah (Ampera) juga diikuti belasan pelajar yang bolos. Mereka ikut dalam barisan pendemo selama menggelar aksi di tiga lokasi berbeda di Bontang, Kamis (26/9/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi unjuk rasa para mahasiswa yang tergabung dalam Aksi Mahasiswa Septermber Berdarah (Ampera) di Kota Bontang, Kamis (29/9/2019) juga diikuti sejumlah pelajar dan dosen pengajar.

Belasan pelajar mengenakan kaos dan jaket terlihat dalam kerumunan massa para demonstran.

Mereka tak berorasi hanya ikut serta dalam aksi di tiga lokasi berbeda yang digelar.

Unjuk Rasa di Depan DPRD Kaltim Berakhir Rusuh, Anggota Dewan Ini Sebut Massa Aksi Tidak Solid

Unjuk Rasa di Samarinda, Kanit Intel Dikeroyok Massa Aksi, Kapolres Sayangkan Siswa Ikut Serta

Mahasiswa Unjuk Rasa Tolak Revisi UU KPK dan RKUHP, Ada Dorongan Ketua DPRD Bontang Terjepit

Unjuk Rasa Tolak Revisi UU KPK dan RKUHP di Samarinda, 9 Mahasiswa Jatuh Pingsan Lantaran Hal Ini

Kepada TribunKaltim.co, salah satu pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengaku ikut serta dalam aksi ini untuk memberi dukungan kepada para mahasiswa Bontang.

Kendati tak memahami subtansi dari kegiatan yang digelar.

Mereka terlihat semangat dan lantang menjawab seruan orator.

“Buat seru-seruan saja, biar bisa ikut demo,” ujar salah satu pelajar bertubuh saat ditanya wartawan.

Ia mengaku berasal dari salah satu SMK swasta di Bontang. Untuk berpartisipasi dalam aksi ini mereka harus membolos sekolah. “Mau demo soal UU Revisi KPK bang,” ujar pelajar yang mengenakan penutup wajah.

Tak hanya pelajar, dari barisan pendemo juga terlihat 3 dosen dari Kampus Universitas Trunajaya. Ketiganya mengaku turun aksi untuk memberikan dukungan moril bagi para mahasiswa mereka.

Selain itu, kehadiran mereka pun untuk memastikan aksi yang digelar tak mengarah ke tindakan anarkis. Kendati dalam aksi tersebut satu pot bunga setinggi 1 meter pecah terjatuh.

“Kita tak mengkoordinir, kita ingin memastikan aksi untuk mengekspresikan aspirasi tak anarkis dan merusak,” ujar Pembantu Rektor III, Universitas Trunaya.

Sementara Dosen Fakultas Hukum Universitas Trunaya, Noni Palit menambahkan aksi yang digelar hari ini cukup berjalan kondusif.

Kendati sempat terjadi ketegangan hal itu dianggap wajar sebab dorongan emosi para pemuda. “Kami datang ke sini dengan damai, kami juga ingin memastikan aksi terkendali. Kalau tadi sempat memanas namanya juga darah muda yah,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved