Peserta Asal Rusia Juarai Lomba Egrang dan Kelom Panjang di Tenggarong
Enam negara asing peserta Tenggarong International Folk Arts Festivals (TIFAF) sangat antusias mengikuti lomba permainan tradisional
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Enam negara asing peserta Tenggarong International Folk Arts Festivals (TIFAF) sangat antusias mengikuti lomba permainan tradisional yang digelar di Lamin Pulau Kumala Tenggarong, Kamis (26/9/2019).
Semua negara mengikuti setiap cabang permainan yang dilombakan, mulai kelom panjang, egrang, menyumpit, begasing dan dagongan.
Semula mereka mencoba dulu setiap permainan yang dilombakan. Beberapa dari mereka menjajal egrang, kelom panjang dan gasing.
• Delegasi Belanda Jadi Sasaran Warga Berswa Foto di Tenggarong International Folk Art Festival
• Melawan Pemanasan Global, Sekolah Negeri di Tenggarong Ini Terapkan Satu Pelajar Menanam Pohon
• Aset Rumah Rita di Tenggarong Senilai Rp 1,5 M Disita KPK
• Safari Subuh di Tenggarong, Edi: Pemkab Kukar Siap Fasilitasi Kebutuhan Rumah Ibadah
Pelan-pelan mereka mulai menguasai permainan itu.
Kendati ada kalanya beberapa dari mereka yang bermain egrang belum bisa menguasai keseimbangan badannya sehingga beberapa kali melangkah kakinya sudah turun ke lantai.
Kaki mereka naik lagi ke pijakan egrang dan kembali melangkah pelan.
Mereka makin antusias ketika berhasil melangkah dengan 2 tongkat kayu itu tanpa terjatuh. Dalam permainan egrang, peserta dari Rusia lebih unggul dari negara lain.
Rusia juga unggul lewat permainan kelom panjang
Kelom panjang dimainkan oleh 3 orang. Mereka harus menggunakan kelom panjang layaknya alas kaki, yang dipakaikan di kaki kanan dan kiri secara bersamaan.
Permainan ini membutuhkan kekompakan dan keselarasan dalam melangkah, karena kalau tidak selaras dalam melangkah mereka akan terjatuh.
"Sejak awal mereka berlatih permainan tradisional di lapangan basket sangat antusias, salah satunya bermain gasing yang terbuat dari kayu banggeris," ujar Sri Wahyuni, Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Kamis (26/9/2019).
Uniknya lagi, kata Sri, partisipan dari Belanda mengaku pernah memainkan permainan itu sewaktu kecil.
"Kebetulan partisipan dari Belanda ini usianya tua-tua, ada yang 73 tahun, di rumpun Eropa nggak ada permainan seperti ini, bisa jadi Belanda dulu bawa permainan kita ke negaranya saat menjajah kita dulu. Ratusan tahun generasi mereka dulu yang memperkenalkan permainan ini," tuturnya.
Sedangkan permainan ini lebih banyak dijumpai di Asia.
Menurutnya, pemenang lomba permainan tradisional kali ini cukup rata. Permainan gasing dimenangkan partisipan asal Belanda, sedangkan Thailand sebagai juara menyumpit dan Rumania jadi juara dagongan.
Dagongan merupakan permainan menggunakan bambu panjang. Masing-masing tim memegang bambu dan saling dorong, tim yang terdorong jauh akan menjadi tim yang kalah.
Dua bambu yang disiapkan panitia sempat patah. Hingga peraturan permainan diubah, kedua tim tidak lagi saling dorong melainkan saling tarik, mirip dalam permainan tarik tambang.