Presiden Joko Widodo Sikapi Demonstrasi, Besok Kami akan Bertemu dengan Para Mahasiswa

Misalnya, terkait revisi KUHP, Jokowi sudah meminta DPR menunda pengesahannya untuk menampung kembali masukan dari masyarakat.

Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Christoper D
RICUH - Tembakan gas air mata ke arah kerumunan membuat massa aksi berlarian ke arah simpang Tengkawang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur Kamis (26/9/2019). Para mahasiswa unjuk rasa 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kali ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan bertemu dengan perwakilan mahasiswa yang unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP melalui demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019).

Pertemuan akan dilangsungkan di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/9/2019) besok.

"Besok, kami akan bertemu dengan para mahasiswa terutama dari BEM," kata Presiden usai bertemu sejumlah tokoh di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Nah, Presiden Joko Widodo sekaligus mengapresiasi mahasiswa yang berunjuk rasa.

Ia memastikan, masukan mahasiswa akan ditampung.

Misalnya, terkait revisi KUHP, Jokowi sudah meminta DPR menunda pengesahannya untuk menampung kembali masukan dari masyarakat.

Adapun, untuk revisi UU KPK yang sudah terlanjur disahkan menjadi UU, Presiden mempertimbangkan untuk mencabutnya dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu).

"Masukan-masukan yang disampaikan menjadi catatan untuk memperbaiki yang kurang di negara kita," kata dia.

Kendati demikian, Presiden juga mengingatkan mahasiswa agar dalam menjalankan aspirasinya tidak melakukan aksi anarkis yang mengganggu ketertiban umum.

"Yang paling penting itu, jangan sampai demo merusak fasilitas umum, anarkis dan merugikan kita semua, saya rasa itu," kata Jokowi.

Satu mahasiswa tewas Universitas Haluoleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, tewas saat demo di DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019).

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart mengatakan, terdapat luka di dada korban.

"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikna luka tersebut karena apa," ujar Harry saat diwawancarai Kompas TV, Kamis.

Saat ini jenazah mahasiswa itu akan dibawa dari Rumah Sakit Korem ke RS Kendari.

Tiga mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang hilang saat kerusuhan di sekitar Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019), ternyata ditangkap polisi.

Ketiganya atas nama Iqbal Fadli dari Fakultas Tarbiyah, Firman Irsan Mawardi jurusan Ilmu Politik, dan Dodi Kurniawan jurusan Sosiologi.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sultan Rivandi mengatakan, Firman sudah dipulangkan polisi pada Kamis (26/9/2019) pagi.

Sementara Iqbal dan Dodi masih ditahan, saat momen unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP. 

Dema UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta masih berupaya agar Iqbal dan Dodi juga segera dibebaskan.

"Satu orang tadi pagi sudah dikeluarkan.

Nah, dua lagi belum ada kabar.

Tim kita sedang ada di Polda untuk memastikan agar semuanya bisa keluar hari ini," ujar Sultan saat dihubungi Kompas.com, Kamis sore.

Sultan menuturkan, Iqbal ditangkap karena terjebak kerusuhan di sekitar Palmerah.

Sementara Firman dan Dodi ditangkap saat menyisir teman-temannya di sekitar Senayan City.

Mereka ditangkap sekitar pukul 23.30 WIB.

Sultan menjelaskan, kejadian itu bermula saat aksi unjuk rasa mahasiswa di sekitar Gedung DPR/MPR mulai ricuh.

Sultan langsung menarik mundur seluruh mahasiswa UIN Jakarta.

Namun, Sultan menugaskan Firman dan Dodi untuk menyisir teman-temannya agar tidak ada yang ketinggalan di lokasi kerusuhan. Saat itulah Firman dan Dodi ditangkap polisi.

"Mereka pulang agak sedikit larut dan pada saat di depan Senayan City, dia ketahuan sama polisi menggunakan (jaket) almamater, padahal memang saya tugaskan untuk menyisir dan membeli makanan untuk anak-anak yang ada di Ciputat.

Dan satu lagi, Iqbal, dia terjebak di Palmerah," kata dia.

Saat Demo di DPR Sultan menegaskan, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak berniat merusuh saat aksi unjuk rasa pada Selasa lalu.

Dia bahkan menarik mundur seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta saat mulai rusuh.

"Tidak ada upaya untuk membuat kerusuhan, anarkis, dan sebagainya.

Justru mereka (Firman dan Dodi) memang saya tugaskan untuk menyelamatkan dan menyisir agar tidak ada yang ketinggalan," ucap Sultan.

Jika ada mahasiswa UIN Jakarta yang merusuh, lanjut Sultan, mereka adalah oknum.

"Kalau ada keterlibatan UIN Jakarta yang merusuh, saya katakan itu oknum yang tidak ikut instruksi," tuturnya.

Gelombang protes unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP oleh kalangan mahasiswa di Kota Bontang Kalimantan Timur kali ini bergulir di gedung DPRD Bontang. 

Sekitar ratusan mahasiswa Bontang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa September Berdarah (Ampera) menggelar aksi unjuk rasa di tiga lokasi berbeda di Kota Bontang, Kalimantan Timur pada Kamis (26/9/2019).

Titik aksi pertama dimulai di simpang empat jalan Mulawarman (Ramayana).

Setelah cukup berorasi kemudian massa bergeser ke depan Makopolres Bontang, di jalan Bhayangkara, Kecamatan Bontang Utara.

Para demonstran dalam orasinya mendesak pemerintah segera menolak UU KPK sebab dianggap sebagai upaya pelemahan lembaga anti rasuah.

Mereka juga membawa poster-poster menolak sejumlah pasal kontroversial di Rancangan Undang-Undah KUHP.

“Cabut aturan pelemahan KPK,” seru orator saat berorasi dengan pengawalan ketat dari 180 petugas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apresiasi Demonstrasi, Jokowi Akan Temui Mahasiswa Jumat Besok."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved