Satu Mahasiswa Universitas Haluoleo Tewas Saat Demonstrasi di DPRD Sultra
Tiga mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang hilang saat kerusuhan di sekitar Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Para demonstran dalam orasinya mendesak pemerintah segera menolak UU KPK sebab dianggap sebagai upaya pelemahan lembaga anti rasuah.
Mereka juga membawa poster-poster menolak sejumlah pasal kontroversial di Rancangan Undang-Undah KUHP.
“Cabut aturan pelemahan KPK,” seru orator saat berorasi dengan pengawalan ketat dari 180 petugas.
Ada 7 poin tuntutan mahasiswa kepada pemerintah.
Di antaranya, menolak RUU Pertambangan, RUU SDA dan RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan. Serta mendesak pembatalan revisi UU KPK.
Kemudian, para demonstran juga mendesak agar pimpinan KPK yang bermasalah dibatalkan. Serta menolak unsur militer mengisi posisi jabatan sipil.
“Hentikan militerisme di Tanah Papua dan bebaskan Tahanan Politik Papua segera,” seru para demonstran.
Titik terakhir aksi mereka digelar di kantor DPRD Bontang, di jalan Moh Roem, Kecamatan Bontang Selatan.
Di gedung DPRD mereka mulanya berorasi di halaman kantor dewan Bontang.
Setelah cukup lama.
Massa mendesak masuk ke dalam gedung untuk menyampaikan tuntutan mereka. Ketegangan sempat memanas.
Aksi dorong terjadi kala mahasiswa berusaha merangsek masuk ke dalam ruangan.
Ketua DPRD Bontang definitif, Andi Faisal Sofyan Hasdam dan Wakil Ketua DPRD Bontang, Agus Haris terjepit dan segera masuk ke dalam gedung.
Namun, ketenggangan tak berlangsung lama.
Selang beberapa saat bernegosiasi akhirnya seluruh demonstran dipersilahkan masuk ke dalam ruangan untuk berdialog dengan 14 Anggota DPRD Bontang yang hadir.