Breaking News

BREAKING NEWS - Unjuk Rasa di Samarinda Ribuan Massa Aksi Disambut Pasukan Bersorban dan Kerudung

Aksi unjuk rasa di Samarinda, DPRD Kaltim dikawal polisi bersorban dan berkerudung. Aliansi Kaltim Bersatu kembali sampaikan tuntutan

Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Rafan Arif Dwinanto
tribunkaltim.co/Christoper D
UNJUK RASA - Massa aksi Aliansi Kaltim Bersatu berhadapan dengan aparat di depan DPRD Kaltim, Senin (30/9/2019) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Aksi unjuk rasa di Samarinda dari Aliansi Kaltim Bersatu akhirnya tiba di depan DPRD Kaltim, Jalan Teukur Umar, Sungai Kunjang, sekitar pukul 13.30 Wita, Senin (30/9/2019).

Sebelum sampai di depan DPRD Kaltim, massa aksi terlebih dahulu long march dari Islamic Center, Jalan Slamet Riyadi.

Kedatangan massa aksi unjuk rasa di Samarinda disambut polisi bersorban dan berkerudung.

Para polisi bersorban dan berkerudung personel Polresta Samarinda yang mengenakan sorban, songkok, serta kerudung putih.

Temui Para Pengunjuk Rasa, Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud Justru Disoraki Pencitraan

Aksi Unjuk Rasa di Balikpapan, Begini Walikota Rizal Effendi Menanggapinya, Jangan Rusuh

Di Kabupaten Ini, Polisi Tak Kenakan Tameng, Helm untuk Amankan Unjuk Rasa, Cukup Pakai Peci

Para personel kepolisian ini melantunkan shalawat tepat di depan gerbang utama DPRD Kaltim.

Berbeda dengan aksi sebelumnya, Polresta Samarinda tampak hanya melakukan penjagaan di dalam area DPRD Kaltim.

Namun pada aksi ketiga ini, personel Polresta Samarinda berada di luar area DPRD Kaltim.

Personel Kepolisian yang berada di luar area DPRD Kaltim menggunakan sorban, songkok dan kerudung putih.

Sedangkan di belakangnya terdapat personel kepolisian yang menggunakan seragam lengkap, mulai dari helm, tameng, sertu tongkat.

Selama massa aksi melakukan orasi, kepolisian tetap terus mengucapkan shalawat.

Kasubbag Humas Polresta Samarinda, Ipda Danovan menjelaskan, metode pengamanan dengan bershalawat sebelumnya telah dilakukan sejumlah Polres di daerah lain pada saat pengamanan unjuk rasa.

Metode itu dilakukan guna membuat dingin suasana demonstrasi.

"Shalawatan ini untuk membuat suasana dingin, harapannya mereka bisa ikut serta shalawatan," jelasnya, Senin (30/9/2019).

Pihaknya pun tidak akan melarang perwakilan massa aksi untuk masuk DPRD Kaltim melakukan dialog, maupun audiensi dengan anggota Dewan.

"Kita akan jembatani kalau ada perwakilan yang ingin temui anggota Dewan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved