Hari Batik Nasional
Batik Pernah Jadi Pakaian Keluarga Kerajaaan, Mulai Muncul Saat Kerajaan Majapahit
Perjalanan panjang sejarah sehingga batik ini bisa dikenal bukan hanya di Indonesia namun juga mancanegara.
TRIBUNKALTIM.CO–Perjalanan panjang sejarah sehingga batik ini bisa dikenal bukan hanya di Indonesia namun juga mancanegara. Bahkan mereka menjadikan pakaian batik sebagai pakaian resmi termasuk dalam kegiatan kenegaraan.
Batik yang dikenal saat ini ternyata pernah menjadi pakaian keluarga raja.
Bahkan tradisi untuk memakai batik sudah mulai muncul di Nusantara khususnya Jawa, pada masa kerajaan Majapahit atau abad ke-12.
Hal itu ditandai dengan ditemukannya arca Prajnaparamita (Dewi Kebijaksanaan) di Jawa Timur abad ke-13.
• Hari Ini 2 Oktober Hari Batik Nasional, Pemerintah Keluarkan 3 Imbauan Kepada Masyarakat
• Pakai Blangkon dan Kemeja Batik Corak Biru, Saefuddin Zuhri Resmi Daftar ke PDIP
Pada arca tersebut digambarkan bahwa Sang Dewi mengenakan kain yang dihiasi dengan motif sulur tumbuhan dan bunga, motif yang masih dijumpai hingga sekarang.
Batik juga dinilai sangat terkait dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah di pusat perbatikan di Jawa adalah daerah santri.
Batik juga menjadi alat perjuangan ekonomi para pedagang melawan perekonomian Belanda. Batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian dan pada zaman dulu menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia.
Pada awalnya, pengerjaan batik terbatas pada lingkungan keraton, mulai dari pakaian raja, keluarga, hingga para pengikutnya Namun, karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik mulai dibawa ke luar tembok keraton.
Kesenian tersebut pada awalnya hanya bisa dinikmati rakyat yang tinggal di lingkungan sekitar keraton, namun perlahan-lahan penyebarannya semakin meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu senggangnya.
Batik yang pada awalnya hanya pakaian keluarga keraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari secara luas.
Saat itu, bahan kain putih yang digunakan adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat antara lain dari pohon mengkudu, tinggi, soga, dan nila.
Bahan soda dibuat dari soda abu dan garamnya dibuat dari tanah lumpur. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia, khususnya Suku Jawa, terjadi setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.
Meski dikenal sejak zaman Majapahit, namun perkembangan batik mulai menyebar pesat sejak memasuki daerah Surakarta dan Yogyakarta.
Hal itu tampak dari perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung yang nantinya banyak dipengaruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.
Tak hanya di Jawa, batik sesungguhnya juga dijumpai di daerah lain di Tanah Air, seperti Sumatera, Bali, Sulawesi, hingga Papua.
• Begini Cara Indonesia dan Malaysia Selesaikan Masalah Patok Batas di Sebatik, Kabupaten Nunukan
• Angkat Tema Etuda Enggana, Batik Kutai Timur Hadir di New York Fashion Week