Breaking News
BREAKING NEWS Berkemeja Batik Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro Injak Jembatan Pulau Balang
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara serius mempercepat penyelesaian pembangunan Jembatan Pulau Balang seiring persiapan Ibu Kota Negara Indonesia
Penulis: Aris Joni | Editor: Budi Susilo
Dirinya menjabarkan, pembangunan jembatan pulau balang teridiri dari beberapa segmer, diantaranya untuk segmen jembatan utama seoanjang 804 meter, jembatan pendekat sepanjang 160 meter, jalan akses beserta opritnya sepanjang 1,9 kilometer dan jalan akses menuju GPI sepanjang 764 meter.
"Untuk dari penajam ke pulau balang sudah dapat di akses," pungkasnya.
Belum lama ini, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menanggapi rencana Pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).
Mereka berharap bahwa setelah adanya penetapan Undang-undang sebagai dasar pemindahan ibu kota baru, para arsitek di Kalimantan dapat dilibatkan secara penuh.
Alasannya, para arsitek di Kalimantan lebih memahami kearifan lokal ketimbang para arsitek di Pusat.
• Ikatan Arsitek Indonesia Balikpapan Minta Dilibatkan Desain Pembangunan Ibu Kota Baru di Kaltim
• Dibuat dari 30.000 Botol Bekas, Uniknya Rumah Arsitek Kesohor dan Walikota Ridwan Kamil
• Bakal Jadi Lokasi Ibu Kota Negara, Warga Desa Telemow Rela Dipindahkan Asal Ada Ini
• Murid TK hingga SMP di Lokasi Calon Ibu Kota Baru Terima Seragam Sekolah Gratis dari Pemkab PPU
Pembangunan sejumlah infrastruktur di Balikpapan, Kalimantan Timur, menurut Brand & Marcom Manager PT Sanwamas Metal Industry Rini Dewi Anggraeni merupakan peluang tersendiri untuk Sanwamas memperkenalkan diri sebagai perusahaan rolling door/rolling shutter yang telah beroperasi sejak lama di Indonesia.
“Sebagai industri manufaktur rolling door/rolling shutter di bawah naungan Sanwa Holdings Corporation asal Jepang dan Rodamas Group dari Indonesia yang berdiri tahun 1996. Sanwa merupakan market leader untuk rolling door di kawasan Jepang, Eropa, dan Amerika,” jelas Rini saat berbincang dalam ajang IAI Balikpapan Awards.
Demi menyosialisasikan rolling door/rolling shutter berkualitas, Sanwamas bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dalam rangkaian acara IAI Balikpapan Awards yang dihadiri oleh para konsultan, asosiasi arsitek, para arsitek, dan kalangan mahasiswa arsitek.
“Kami melakukan edukasi mengenai benefit dari penggunaan produk rolling door berkualitas, yakni safety, memiliki sistem teknologi yang mengatur agar tidak membahayakan penggunanya, security yang memberikan keamanan bagi pengguna; juga kemudahan dalam rolling door atau convenience,” sebutnya.
Rini menjelaskan produk-produk rolling door Sanwamas, di antaranya adalah Light Weight Shutter (LWS). Produk ini menggunakan material terbaik yang tidak mudah tergores dan berkarat.
Menggunakan baja pegas dengan standarisasi Japanese Industrial Standard (JIS) untuk membuka dan menutup pintu.
“LWS ini juga dilengkapi sistem penguncian tambahan berstandar Jepang yang membedakan produk Sanwamas dengan para kompetitornya. Biasanya, LWS ini banyak digunakan di area trade center, mal, toko, dan pasar,” ujarnya.
Selain itu, sambungnya, ada pula Heavy Weight Shutter (HWS) digunakan untuk bukaan yang lebih besar. Pada produk ini terdapat teknologi keamanan anti drop dan sensor wireless berteknologi Jepang.
“Pengoperasian HWS ini dapat diintegrasi juga dengan building management system. HWS ini juga digunakan di pabrik, pergudangan, atau mal, terutama di area loading dock atau main entrance,” terang Rini.
Dalam ajang IAI Balikpapan Awards, selain Sanwamas memperoleh kesempatan untuk melakukan presentasi mengenai Sanwamas sebagai solusi rolling door, para peserta yang hadir dapat juga berkonsultasi dengan Sanwamas tentang produk rolling door sesuai kebutuhan mereka.
Sanwamas berharap agar masyarakat dapat menggunakan produk-produk berkualitas yang disertai prosedur standar keamanan dan keselamatan penggunanya.
Ke depannya, Sanwamas dapat terus berkontribusi aktif dalam mengembangkan industri konstruksi di Tanah Air,” ujarnya.
(Tribunkaltim.co/Aris Joni)