Kembali Jadi Sasaran Unjuk Rasa Pekerja Tambang, Begini Penjelasan Manajemen Berau Coal
Kantor Berau Coal kembali jadi sasaran unjuk rasa, kali ini pekerja dari PT Sapta Indra Sejati yang dibantu Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
Karena itu, kata Zulkifli, untuk menhindari aksi unjuk rasa terus terjadi, pihaknya berharap agar manajemen PT SIS melaksanakan kesepakatan itu.
“Dalam perundingan berikutnya, mohon kesepakatan itu dituangkan secara tertulis sehingga ada kekuatan hukumnya,” tandas Zulkifli.
Hingga saat ini, Tribunkaltim.Co belum mendapat konfirmasi dari manajemen PT SIS Adaro Service. Upaya konfirmasi terus dilakukan.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo juga membenarkan, beberapa bulan lalu dirinya memediasi pekerja dengan manajemen perusahaan.
“Saya sudah bertemu dengan berbagai pihak dan mencoba memediasi. Tapi ternyata sampai hari ini, belum ketemu apa yang jadi tuntutan pekerja, terkait masalah roster,” ungkap Agus.
Agus juga membenarkan, dalam kesepakatan itu, manajemen PT SIS menyepakati untuk merubah roster mulai tanggal 16 September 2019.
“Tapi kemudian ada masalah lagi, roster itu hanya diberlakukan di divisi tertentu saja, yakni divisi produksi,” imbuhnya.
Agus Tantomo menambahkan, pihaknya sudah berupaya memfasilitasi mediasi lanjutan. “Serikat pekerjanya datang, perusahaan yang menolak.
Kemudian malam hari perusahaan baru mengatakan siap mediasi, tapi sudah malam dan kami kehabisan waktu (di luar jam kerja),” ungkapnya.
Agus Tantomo juga mempersilakan agar para buruh melakukan aksi dengan tertib. “Dan saya akan mencoba melakukan negosiasi dengan manajemen perusahaan,” tandasnya.
Sekadar diketahui, saat ini harga batu bara sedang mengalami penurunan.
Akibatnya tingkat produksi batu bara juga diturunkan.
Dengan alasan efisiensi sejumlah perusahaan mulai merumahkan karyawan seperti yang dilakukan oleh PT Buma atau merubah jadwal kerja seperti yang dilakukan oleh PT SIS.
Aksi para buruh tambang ini sudah terjadi beberapa kali dalam dua pekan ini.
Sementara manajemen PT Berau Coal yang juga jadi sasaran aksi unjuk rasa menilai, aksi para pekerja ini salah sasaran.