Jalan Berlumpur, Warga di Lokasi Ibu Kota Baru Tutup Akses Jalan, Tuntut Perhatian Pemerintah

Puluhan warga Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, melumpuhkan portal jalan umum sebagai aksi protes mereka

Penulis: Heriani AM | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO/ HERIANI
Warga tutup jalan menuju Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku. Pihak perusahaan dan pemerintah, dilarang melewati jalan tersebut sebagai aksi protes terhadap kondisi jalan. 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Jalan Berlumpur, Warga di Lokasi Ibu Kota Baru Tutup Akses Jalan, Tuntut Perhatian Pemerintah

Puluhan warga Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, melumpuhkan portal jalan umum sebagai aksi protes mereka kepada Pemerintah, Senin (7/10/2019).

Warga setempat memprotes kondisi jalan, yang menurutnya tak kunjung mendapat perhatian Pemerintah Daerah.

Kronologis 4 Warga Desa Telemow, Penajam Paser Utara Tersambar Petir Saat Berkebun

Saka Bhayangkara Polres Penajam Paser Utara Gelar Pesona Alam Bhayangkara V 

Tidak Sampai 24 Jam, Polsek Penajam Temukan Bayi 1 Bulan yang Hilang di Ayunan Rumahnya

Kebakaran Permukiman Warga Jenebora Penajam Paser Utara, Korban Terdampak 79 Jiwa, Ada yang Dirawat

Diperparah jika kondisi hujan, jalan tersebut akan becek dan berlumpur.

Kordinator aksi, Andi Muhammad Hatta mengungkapkan, dalam aksi tersebut, banyak tentukan yang diharapkan bisa sampai di telinga pemerintah.

"Tuntutan kita, agar ada perhatian dan perubahan dari pemerintah agar jalan kita bisa baik," katanya.

Andi Muhammad Hatta menilai, masyarakat kelurahan Sepaku belum menikmati anggaran perbaikan infrastruktur.

Mereka terus menunggu, namun perbaikan jalan tak kunjung terealisasi.

Warga tak diam saja, kata Hatta, mereka sudah mengajukan surat bahkan proposal perbaikan jalan, namun tak kunjung ditanggapi, baik Pemerintah dan Perusahaan.

"Kedua, kami juga mengajukan protes kepada pihak perusahaan yang ada diwilayah ini karena jalanan, mereka juga yang lewat di sana," sambungnya.

Jalan yang dimaksud merupakan akses penghubung menuju PT ITCI Hutani Manunggal (IHM).

Selama bertahun-tahun, jalan dibiarkan begitu saja. Jika turun hujan, kondisinya bisa membahayakan pengguna jalan.

"Kami minta perhatian, kalau bisa ditambal batu (bagian yang berlubang) dan sebagainya," tambahnya.

Warga menunggu secepatnya realisasi dari pemerintah. Jika tidak, mereka mengancam akan memboikot jalan provinsi.

Pihak perusahaan dan pemerintah, dilarang melewati jalan tersebut selama dua hari berturut-turut.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved