Sederet Fakta Jovi Adhiguna Unjuk Gigi di Pentacity, Walikota dan Petisi Balikpapan Sampai Isu LGBT
Jovi Adhiguna selalu menonjolkan identitas seorang perempuan meski pun secara biologis jenis kelaminnya adalah lelaki.
Penulis: Ilo |
lihat foto
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Alih-alih ingin membut hiburan kepada masyarakat Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, rupanya Pentacity, mendapat masukan kritikan tajam dari beberapa warga Kota Balikpapan.
Tempat perbelanjaan di Kota Balikpapan ini akan menggelar event entertaiment bertajuk Market World atau pasar dunia. Kabarnya muncul petisi tolak Jovi Adhiguna dalam hal ini ada kabar Petisi Masyarakat Balikpapan Tolak Jovi Adhiguna ?
Kali ini Pentacity akan undang Jovi Adhiguna. Akan tetapi kemudian mendapat pertentangan dari sebagian masyarakat Kota Balikpapan.
• Eks Vokalis Ada Band Donnie Sibarani Meriahkan Hari Terakhir Foodthentic Plaza Balikpapan
• Euphoria Anniversary ke-4 Pentacity Shopping Venue Hadirkan Mytha Lestari di Malam Puncak
• Warga Menolak Beauty Vlogger Jovi Adhiguna di Kota Balikpapan, Begini Respon GNPF Balikpapan
Pasalnya, di acara Market World tersebut akan hadirkan bintang tamu Jovi Adhiguna.
Berikut ini sederet fakta soal Jovi Adhiguna bersama Pentacity dan warga Kota Balikpapan:
1. Dianggap Sosok LGBT
Selama ini, warga Balikpapan atau siapa pun mereka yang biasa menggunakan media sosial Instagram, pasti tahu siapa itu Jovi Adhiguna.
Ya, Jovi Adhiguna dalam Instagram merupakan sosok pria yang berparas wanita.
Di media sosial Instagram, Jovi Adhiguna memiliki pengikut yang banyak tak ayal dirinya pun bisa dinobatkan sebagai selebgram.
Mengutip dari Tribunstyle.com, mengulas Jovi Adhiguna.
Keseharian Jovi Adhiguna di dalam Instagram tidak bisa terlepas dengan dunia kecantikan wanita.
Bahas soal tata rias, kosmetik, hobi para wanita hingga gaya hidup yang berkaitan dengan dunia wanita.
Gaya tampilan dan busana yang dikenakan Jovi Adhiguna selalu menonjolkan identitas seorang perempuan meski pun secara biologis jenis kelaminnya adalah lelaki.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, sesuatu hal yang berkaitan dengan LGBT itu sesuatu yang masih tabu, bukan kodrat manusia.
Penilaiannya, jika itu seorang laki dilahirkan dalam bentuk pria harus berpenampilan dan naluri lelaki, begitu sebaliknya.
