BNN Ungkap Sabu 38 Kg di Kalimantan Timur, Dosen Hukum Sebut Tamparan Keras Bagi Aparat di Daerah
Tapi, nyatanya peredaran narkoba di Samarinda masih terus terjadi. Ketika satu lokasi dijadikan fokus pemberantasan, pengedar berpindah tempat.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
dan kota sekitar Kaltim," kata Deputi Pemberantasan BNN RI, Irjen Pol Arman Depari, Senin (7/10/2019) di kantor BNNK Balikpapan, Kalimantan Timur.
Konferensi pers tersebut dihadiri juga Kanwil DJ BC Kalbagtim, Direktur Intelijen BNN RI, Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN RI, Deputi Pemberantasan BNN RI,
Diresnarkoba Polda Kaltim, BNNP Kaltim, BNNK Balikpapan dan Danlanal Balikpapan.
Habis Tak Bersisa
Sabu asal Tawau Malaysia, berulangkali masuk ke Kaltim. Hal tersebut sudah jadi fakta yang biasa dibaca masyarakat Kaltim pada pemberitaan media konvensional.
Deputi Pemberantasan BNN RI, Irjen Pol Arman Depari juga mengamini hal tersebut.
Perpindahan lokasi ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Timur, sedikit banyak berdampak pada perputaran bisnis narkoba di Kalimantan Timur.
"Permintaan (demand) yang tinggi membuat sindikat narkoba dengan enteng menyuplai barang haram tersebut," tuturnya.
Bahkan, dari data terakhir yang dirilis BNN belum lama ini, pelajar di Kalimantan Timur terdampak penyalahgunaan narkoba, mereka menduduki urutan 2 tertinggi di seluruh Indonesia, hanya berada satu strip di bawah Jawa Timur.
"Kalimantan Timur jadi fokus nasional, bakal menstimulus sindikat menambah suplay (narkoba).
Hati-hati Program belum jadi, penduduknya banyak terdampak narkoba," ujarnya.
Pernyataan itu bukan pepesan kosong, lantaran BNN RI telah membaca dan memeroleh informasi bakal ada pengiriman narkoba skala besar untuk memenuhi permintaan di Kaltim.
"Kalau tak waspada dan beri warning dari sekarang, jangan-jangan nanti Kaltim kebanjiran narkoba," tuturnya.
(Tribunkaltim.co)