Ali Mochtar Ngabalin Sebut Penusukan Menkopolhukam Wiranto Pertama Dalam Sejarah, Brutal dan Biadab
Ali Mochtar Ngabalin ikut angkat suara soal penusukan Menkopolhukam Wiranto. Menurutnya, Wiranto ditusuk secara brutal dan biadab.
Keduanya merupakan pasutri yang mengontrak rumah di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
Abu Rara diduga terpapar paham radikal ISIS.
Mirisnya, Abu Rara justru mengajak istrinya FA untuk ikut menusuk Wiranto.
Pasutri ini baru sekitar dua bulan tinggal di Pandeglang.
Kini Abu Rara dan Istri menjalani pemeriksaan intensif di Mabes Polri dan kasus ini ditangani langsung oleh Densus 88.

Penjelasan Pengamat Terorisme
Menkopolhukam Wiranto ditusuk, dan harus menjalani perawatan intensif di RSPAD.
Kedua pelaku penusukan Wiranto diduga terpapar paham radikalisme ISIS.
Kedua pelaku penusukan Wiranto itu adalah seorang pria berinisial SA dan seorang wanita berinisial FA.
• Penusuk Menkopolhukam Wiranto, DIkenal Pintar, Pernah Cerai, dan Judi Togel, Tapi Semua Berubah
• Sosok Penusuk Wiranto di Mata Sahabat: Berubah Setelah Pulang dari Malaysia hingga Telan 12 Kurtak
• Cermati 1 Bagian Tubuh Ini Saat Menusuk Wiranto, Peneliti Terorisme: Pelaku Bukan Orang Sembarangan
Polisi pun kini juga mendalami kaitan keduanya dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Pemerhati terorisme Al Chaidar menyatakan, JAD menganut paham serangan amaliyah tebang pilih.
Artinya, mereka hanya menyerang pejabat atau pihak tertentu.
"Dalam alam pikiran mereka, pejabat dianggap public enemy yang adalah para penguasa mulkan jabriatan (penguasa yang bersuara sombong) di media," ujar Chaidar kepada Kompas.com, Jumat (11/10/2019).
"Setidaknya hal ini terverifikasi dari ekspresi-ekspresi kebencian mereka kepada Wiranto dan pejabat-pejabat lainnya," sambungnya.
Visi mereka yang terpapar paham radikalisme ISIS dan terjaring kelompok JAD, seperti diungkapkan Chaidar, adalah menyerang para pejabat negara yang dianggap thagut (setan).