Menkopolhukam Wiranto Ditusuk

Sebelum Menkopolhukam Wiranto Ditusuk, Sudah Ada Usulan Sekretaris, Tidak Perlu Datang ke Pandeglang

Ada usulan baiknya Menkopolhukam Wiranto tidak datang ke Pandeglang, Banten, untuk menghadiri undangan pengurus Universitas Mathlaul Anwar Pandeglang.

Editor: Budi Susilo
TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Menkopolhukam Wiranto saat buka acara Pelatihan Bersama Peningkatan Kapasitas Aparat Penegak Hukum Dalam Penanganan Tindak Pidana Korupsi Wilayah Hukum Provinsi Banten, di Hotel Santika Premiere Bintaro, Jalan Dr. Satrio, Tangerang Selatan, Banten, Senin (27/2/2017). 

Ia menyebut, usus halus Wiranto mesti dipotong sepanjang 40 sentimeter. Agus pun menyayangkan tindakan pelaku penusukan.

"Menyerang Pak Wiranto sama saja menghantam simbol aparatur negara. Belum diketahui persis motif pelaku. Tentu ini problem serius, entah apa yang menggerakkan pelaku hingga nekat melakukan tindakan konyol itu," kata dia.

Ia juga menyayangkan masyarakat yang menyebut penusukan Wiranto ini rekayasa.

"Bahkan ada yang lebih sadis lagi, menuduh peristiwa penusukan itu hanya settingan untuk mencari perhatian. Entah sebutan apa yang pantas untuk mereka yang sengaja menebar fitnah keji itu," kata Agus.

Kronologi penusukan versi Kapolsek

Kapolsek Menes Kompol Daryanto menjadi saksi sekaligus korban dalam kasus penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.

Daryanto menceritakan kronologis peristiwa penusukan yang menimpa Wiranto, dirinya, dan ajudan Danrem 064 Maulana Yusuf serta pengurus Mathlaul Anwar Fuad Syauqi.

Daryanto ketika kejadian berada di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) siang jelang dzuhur.

Ia bersama sejumlah pejabat setempat menunggu kedatangan Wiranto yang baru saja mendatangi Universitas Mathla'ul Anwar.

Jarak antara universtias ke Alun-Alun Menes sekira 15 menit perjalanan.

"Saya hendak menyambut rombongan tersebut," ujar Daryanto di Rumah Sakit Sari Asih Serang, Banten, Jumat (11/10/2019).

Wiranto ke Alun-Alun Menes untuk naik helikopter yang hendak mendarat di area lapangan di atas rumput hijau, yang biasa digunakan masyarkat Menes untuk bermain sepak bola.

Jelang dzuhur, Wiranto turun dari mobil disambut Daryanto serta pejabat setempat lainnya.

"Setelah bersalaman itu, ada serobotan," kata Daryanto.

Serobotan tersebut dilakukan Syahril Alamsyah (31) untuk menerkam Wiranto menggunakan gunting.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved