Polres Kutim Ungkap Ujaran Kebencian Warga di Media Sosial, Soal Penusukan Menkopolhukam Wiranto

Polres Kutim Ungkap Ujaran Kebencian Warga di Media Sosial, Soal Penusukan Menkopolhukam Wiranto.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Jino Prayudi Kartono
Kapolres Kutai Timur Teddy Ristiawan. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Dalam sambutan Apel Kesiapan Pengamanan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia tadi pagi di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur atau kaltim. 

Kapolres Kutai Timur Teddy Ristiawan mengatakan ada salah satu warga memposting ujaran kebencian di media sosial.

Isi yang diduga ujaran kebencian didapat dari salah satu media sosial.

Menurutnya postingan tersebut tentang foto tragedi penusukan Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu.

Isi postingan tersebut beberapa foto kronologis terjadinya penusukan mantan panglima ABRI itu.

"Kami sedang menangani satu orang ibu rumah tangga," tutur Teddy Ristiawan, Rabu (16/10/2019).

Ia berkomentar di media sosial terkait penusukan Menkopolhukam Wiranto ini rekayasa.

"Kita tangani kasus ini menggunakan undang-undang ITE," kata Teddy. 

Isi postingan tersebut tertulis adegan penusukan tersebut.

Dia menyebut foto mobil Pak Wiranto dibelakangnya ada foto si tersangka jarak dua meter ada tersangka cewek.

"Di foto tersebut ia tulis camera action," kata Teddy.

Saat ini perempuan tersebut dipanggil pihak Kepolisian untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Jika memang terbukti bersalah maka perempuan tersebut akan ditetapkan tersangka ujaran kebencian.

"Baru kita mulai nanti pemeriksaan bersangkutan.

Belum ditetapkan tersangka.

"Kita lanjutkan pemeriksaan ahli."

Setelah itu kita tingkatkan penyidikan.

"Mungkin kalau menurut ahli masuk kita tetapkan tersangka," ucap Teddy Ristiawan.

Anak Muda Mesti Bijak Media Sosial

Sisi lainnya, pemberitaan sebelumnya. 

Mengutip dari Tribunnews.com, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti dihadapan ratusan anak muda.

Yang menjadi peserta dalam kegiatan Forum Sosialisasi Pemilihan Umum mengingatkan.

Agar generasi milenial bijak dalam menggunakan media sosial, terutama di tengah tahun politik.

Niken menegaskan, masa depan anak-anak muda Indonesia.

Saat ini berada di jari-jari mereka dalam menggunakan media sosial.

Perlu diketahui oleh seluruh anak muda di Indonesia.

Saat ini kalau hendak mencari kerja, baik di swasta maupun pemerintahan.

Rekam jejak digital akan menjadi salah satu pertimbangan.

Maka berhati-hatilah menggunakan jari-jari dalam bermedia sosia,” himbau Niken, Jumat (1/3/2019).

Niken menjelaskan, kendati sudah dihapus di masing-masing akun media sosial.

Seperti Facebook dan Twitter, rekam jejak digital tidak akan pernah terhapus secara utuh.

Melalui teknologi bernama Artifisial Intelligent System (AIS).

Semua riwayat atau rekam jejak digital per akun akan tetap terekam.

Ketika sudah ikut tes tertulis (lamaran kerja), terakhir kita akan melihat rekam jejak digital ini.

Kalau dari rekam jejak digital ini para pencari kerja ditemukan terbiasa membuat

"Atau mengeshare informasi hoax dan ujaran kebencian maka dipastikan tidak akan diterima,” tegas Niken.

Pada kesempatan itu ia juga membeberkan, pemerintah bekerja sepanjang waktu untuk melakukan tracking dan deteksi informasi hoax dan konten negatif.

Kendati sudah bekerja keras, Niken mengakui penyebar berita hoax sangat canggih dalam bekerja.

Satu menit saja luput dari blokiran, langsung tersebar luas dan viral.

Namun melalui sistem yang dimiliki saat ini, pemerintah bisa mendeteksi siapa penyebar berita hoax pertama.

Dan melakukan pemblokiran jika ada laporan yang masuk ke pihaknya.

Untuk memblokir akun itu ada mekanismenya, harus ada laporan dari masyarakat.

Untuk itu, silakan masyarakat jika mendapat informasi yang tidak jelas.

Isinya caci maki.

"Silakan adukan ke konten aduan di website Kemenkominfo,” pesan Niken.

Melalui kegiatan ini, Niken juga berpesan agar anak-anak muda ikut berpartisipasi aktif dalam Pemilu sebagai pemilih yang cerdas.

Rapper tanah air Igor “Saykoji” juga memiliki pesan khusus bagi anak-anak muda agar menjadi pemilih cerdas dalam Pemilu Serentak 2019.

“Kuncinya adalah untuk menjadi pemilih yang cerdas, anak muda harus “aware” dengan politik.

Kalau kita kepengin Indonesia jadi lebih baik, kalau care dengan Indonesia.

"Kita harus optimis, jangan apatis. Ayo memilih ( Pemilu 2019), karena masa depan Indonesia ada di tangan kita semua,” ujar Igor.

(Tribunkaltim.co)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved