Pernah Ditegur Jokowi, Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani Datang ke Ibu Kota Baru di Penajam

Pernah dimarahi Jokowi, Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani datang ke ibu kota baru di Penajam Paser Utara

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Rafan Arif Dwinanto
tribunkaltim.co/Siti Zubaidah
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani ke lokasi ibu kota baru di Penajam Paser Utara 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pernah dimarahi Jokowi, Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani datang ke ibu kota baru di Penajam Paser Utara.

Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan Presiden Jokowi sebagai lokasi ibu kota baru.

Tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

 Catat Tahapan Pendaftaran CPNS 2019, Mulai Oktober Ini, BKN Siapkan 197.111 Ribu Formasi

 Sulit Klarifikasi, UIN Suska Riau Laporkan Ustadz Abdul Somad, Sohib Prabowo ke Kementrian Agama

 Setelah Pukul Anggota TNI Yonzipur Hingga Berdarah, Preman Tantang Polisi Tembak Kepalanya

PT PLN (Persero) langsung bergerak cepat untuk mempersiapkan infrastruktur kelistrikan di lokasi ibu kota baru.

Plt Dirut PT PLN (Persero) Sripeni Sripeni Inten Cahyani Cahyani turun langsung untuk mengunjungi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, yang digadang menjadi pusat ibu kota baru Indonesia.

Dalam kunjungannya Sripeni Inten Cahyani, bersama perwakilan dari Pemprov Kalimantan Timur singgah ke kantor pelayanan PLN Kecamatan Sepaku untuk membahas dan mendengar paparan terkait backbone dan perencanaan kelistrikan di ibu kota baru.

Sripeni Inten Cahyani berharap perencanaan nya bisa segera dimatangkan dan sinergi dengan arah pembangunan ibu kota baru yang dirancang oleh pemerintah.

"Kami berharap pembangunan infrastruktur kelistrikan bisa disupport oleh pemerintah terutama untuk pengelolaan jaringan listrik, air dan telepon dalam satu kanal bawah tanah seperti yang umumnya sudah berjalan di negara maju," tutur Sripeni Inten Cahyani.

Dengan adanya rencana pembangunan beberapa infrastruktur kelistrikan, Sripeni Inten Cahyani berharap bisa menyerap banyak tenaga kerja terutama tenaga kerja lokal.

Selain itu Sripeni Inten Cahyani juga mengharapkan sinergi dan support pemerintah untuk perijinan tapak tower dan pertukaran informasi terkait investasi kelistrikan di ibu kota baru.

"Dengan hadirnya kami dan pemprov di sini kami berharap, support dari pemerintah untuk izin pemanfaatan hutan terkait pembangunan tower dan infrastruktur kelistrikan kami yang melintasi hutan," ujar Sripeni Inten Cahyani.

Kunjungan Sripeni Inten Cahyani pun diakhiri dengan mengunjungi tower pengawas PT ITCI untuk memantau lokasi yang direncanakan menjadi titik nol pembangunan pusat ibu kota baru negara.

Dari hasil kunjungan ini diharapkan PLN punya gambaran besar untuk membangun kelistrikan sebagai cikal bakal lahirnya ibu kota baru. 

Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani ke lokasi ibu kota baru di Penajam Paser Utara
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani ke lokasi ibu kota baru di Penajam Paser Utara (tribunkaltim.co/Siti Zubaidah)

Jokowi Marah Setelah dengar Penjelasan Plt Dirut PLN

Presiden Jokowi tampak emosi usai dengar penjelasan Dirut PLN, ogah ladeni wawancara wartawan, ini yang terjadi.

Presiden Jokowi ogah mendengar penjelasan berbelit dari Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani terkait listrik padam, dan memilih langsung pergi meninggalkan wartawan. 

Dilansir dari Kompas.com, Presiden Jokowi telah mendapat penjelasan dari Plt Direktur Utama PT PLN mengenai pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian besar wilayah Pulau Jawa.

Namun usai mendapat penjelasan itu, Jokowi justru marah dan pergi.

Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN pada Senin (5/8/2019).

Ia didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara ( BSSN) Hinsa Siburian.

Begitu memasuki ruangan rapat, Jokowi langsung meminta penjelasan Direksi PLN mengenai pemadaman.

"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja.

Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak blakan saja.

Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," kata Jokowi.

Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani lalu menjelaskan mengenai penyebab padamnya listrik di sebagian besar pulau Jawa.

Sripeni menjelaskan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan listrik padam, yakni terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.

Namun, Jokowi tak terima penjelasan dari Sripeni itu karena terlalu panjang.

"Pejelasannya panjang sekali.

Pertanyaan saya bapak ibu semuanya kan orang pintar-pintar apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun.

Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian.

Sehingga kita tahu sebelumnya.

Kok tahu-tahu drop," kata dia.

Sripeni lalu meminta waktu lagi untuk memberi penjelasan tambahan.

Ia lalu kembali memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan ini tidak terantisipasi.

Menanggapi itu, Presiden hanya meminta agar PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.

"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya, yang memang dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali.

Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai keulang kembali.

Itu saja permintaan saya.

Oke terima kasih," kata Jokowi.

Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan kantor PLN.

Ia menolak meladeni wawancara dengan media massa.

Tak Ada Rencana Cadangan

Kondisi listrik padam di DKI Jakarta yang tak kunjung beres memantik reaksi Presiden Jokowi, hingga menyebut PLN tak punya rencana cadangan meski manajemen gemuk.

Presiden Jokowi mendatangi kantor pusat PT PLN Persero untuk mempertanyakan soal pemadaman listrik pada Minggu (4/8/2019), yang berdampak besar terutama di Jakarta.

Jokowi heran, mengapa PLN seperti tidak bisa berbuat banyak saat pemadaman besar itu terjadi.

"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko-risiko yang dihadapi," ucap Jokowi kepada direksi PLN, dilansir dari Kompas.com.

"Dengan manajemen besar tentu saja ada contingency plan, backup plan (rencana cadangan).

Pertanyaan saya, kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," kata Kepala Negara.

Jokowi kemudian menyinggung peristiwa pemadaman besar juga pernah terjadi pada 2002.

Saat itu, wilayah yang terdampak juga serupa, yaitu di Jawa dan Bali.

"Mestinya itu bisa jadi pelajaran bersama.

Jangan sampai kejadian yang pernah terjadi, kembali terjadi lagi," ucap Jokowi.

Presiden Jokowi menegur direksi PT PLN Persero terkait pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian besar wilayah Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019).

Masih dilansir dari Kompas.com, teguran itu disampaikan saat Jokowi mendatangi kantor pusat PLN, di Kebayoran, Jakarta, Senin (5/8/2019).

"Saya tahu ini tidak hanya bisa merusak reputasi PLN namun, banyak hal di luar PLN terutama konsumen sangat dirugikan," kata Jokowi.

Jokowi datang ke kantor PLN khusus untuk meminta penjelasan soal pemadaman listrik.

Presiden terlihat didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.

Sementara di ruang rapat itu, hadir belasan jajaran PT PLN Persero, termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani.

Jokowi menyinggung soal pelayanan transportasi umum yang terganggu karena padamnya listrik.

"Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya sekali, MRT misalnya.

Oleh sebab itu pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja," kata Jokowi.

"Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," tutur Kepala Negara.

Sebelumnya, Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah mengalami mati listrik lebih dari enam jam.

Bahkan, hingga Senin pagi ini, masih ada sejumlah wilayah yang belum teraliri listrik secara normal.

Minggu sore, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka mengatakan pemadaman listrik ini terjadi karena gangguan pada sistem transmisi.

"PLN memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat gangguan yang terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV," ujar Made melalui keterangan tertulis. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved