AHY Putra SBY Tak Jadi Menteri Jokowi, Syarief Hasan Luruskan Hubungan Demokrat dan Megawati PDIP
AHY Putra SBY tak jadi Menteri Jokowi, Syarief Hasan luruskan hubungan Demokrat dan Megawati PDIP
TRIBUNKALTIM.CO - AHY Putra SBY tak jadi Menteri Jokowi, Syarief Hasan luruskan hubungan Demokrat dan Megawati PDIP.
Diketahui, hubungan PDIP dan Partai Demokrat dikabarkan memanas setelah AHY, putra SBY tak masuk kabinet Indonesia Maju, bentukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Maruf Amin.
Bahkan, Wasekjend Partai Demokrat Andi Arief menyebut ada dendam Megawati kepada SBY yang menurun hingga ke AHY.
• Menkopolhukam Mahfud MD Pengganti Wiranto Mau Dijewer Amien Rais, Jokowi Ungkap Ada yang Kecewa
• Uang Muka Prostitusi Artis Diduga Putri Amelia Balikpapan Pengakuan Lengkap PA Soal Putri Pariwisata
• Ada Prabowo Subianto di Dalamnya, Begini Komentar Amien Rais Pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi
• Puisi Dewi Dee Lestari Dibacakan Presiden Jokowi di Hari Sumpah Pemuda, Getarkan Jiwa Nasionalisme
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, hubungan Partai Demokrat dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berjalan baik.
Syarief Hasan merespons pernyataan Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat Andi Arief di Twitter yang menulis tak terpilihnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, putra SBY menjadi Menteri lantaran adanya dendam sejarah Megawati.
Syarief Hasan mengatakan, cuitan Andi Arief di Twitter itu adalah pernyataan pribadi.
"Itu pribadi lah, Partai Demokrat tidak pernah punya asumsi seperti itu.
Secara resmi tidak pernah mengatakan itu ( Megawati halangi AHY masuk kabinet)," kata Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Syarief Hasan mengatakan, selama ini hubungan Partai Demokrat dan Megawati berjalan dengan baik.
"Partai Demokrat melihat hubungannya baik-baik saja.
Jadi itu pandangan pribadi," ujarnya.
Syarief Hasan membantah Partai Demokrat sudah menyiapkan AHY untuk masuk di kabinet Indonesia Maju.
Ia mengatakan, sejak awal partainya tidak mengajukan nama kepada Jokowi.
"Jadi apa yang terjadi sekarang itu, selama ini adalah merupakan hubungan komunikasi yang intens saja sebagai seorang negarawan.
Sebagai ketua umum partai dan sebagai mantan Presiden," tuturnya.
Syarief Hasan mengatakan, pihaknya menghormati keputusan Presiden Jokowi terkait susunan kabinet Indonesia Maju.
Ia juga mengatakan, usai pelantikan kabinet Indonesia Maju partainya tidak ada berkomunikasi lagi dengan pihak istana.
"Kita harus hargai saya pikir itu.
Mari kita berikan kesempatan kepada kabinet ini untuk bekerja secara maksimal," ucapnya.
"Kita setelah pelantikan Menteri tidak ada komunikasi," sambungnya.
Lebih lanjut, Syarief Hasan mengatakan, sikap politik Partai Demokrat akan diumumkan langsung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) dalam waktu dekat.
"Yang jelas, posisi sekarang ini kita di luar pemerintahan.
Posisi kita di luar pemerintahan seperti apa, itu akan diputuskan pak SBY dalam waktu tidak lama lagi," pungkasnya.
Sebelumnya, Wasekjen Demokrat Andi Arief menduga bahwa Megawati Soekarnoputri tidak hanya menaruh dendam kepada SBY, melainkan juga kepada anaknya yakni Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
Hal itu diungkapkan Andi Arief dalam akun Twitternya @andiarief_.
"Awalnya saya menduga bahwa dendam Ibu Megawati hanya pada Pak @SBYudhoyono, ternyata turun juga ke anaknya @AgusYudhoyono.
Tadinya saya melihat Pak Jokowi mampu meredakan ketegangan dan dendam ini, rupanya belum mampu," kata Andi Arief seperti dikutip Tribunnews.
Menurutnya, dendam tersebut merupakan bagian dari sejarah.
Ia menduga dendam Megawati tersebut akan turun tidak hanya kepada anak melainkan cucu SBY.
"Tentu saja @AgusYudhoyono tidak pernah merencanakan hidupnya sebagai anak @SBYudhoyono, itu takdir sejarah.
Karena itu dendam Ibu Megawati hingga ke anak cucu SBY adalah dendam pada takdir," katanya.
Klarifikasi PDIP
Dendam Megawati Disebut Penyebab AHY tak Pilih Anak SBY jadi Menteri, PDIP Ingatkan soal Teuku Umar.
Nama Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY tak masuk dalam susunan Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo - Maruf Amin.
Putra sulung dari SBY itu padahal sebelumnya digadang-gadang menjadi Menteri Jokowi.
Ketua DPP PDIP Said Abdullah angkat bicara soal tudingan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih menaruh dendam kepada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bahkan, Andi Arief menuding Megawati tidak hanya dendam kepada SBY, melainkan juga kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Said Abdullah membantah Megawati Soekarnoputro memiliki dendam politik kepada SBY dan AHY.
Ia menyinggung soal kedatangan dua putra SBY, AHY dan Ibas ke kediaman Megawati pada 5 Juni lalu.
Dalam pertemuan tersebut AHY dan Ibas berfoto bersama.
"Kenapa pula Andi Arief tidak mengingat masa-masa manis ketika AHY dan mas Ibas datang ke Teuku Umar, disambut manis oleh ibu, selfie bersama. Itu kan sebuah kehormatan," kata Said saat dihubungi, Minggu, (27/10/2019).
Kondisi tersebut, menurutnya menunjukkan bahwa tidak ada dendam sama sekali dari Megawati kepada SBY maupun ke dua anaknya.
Ia meminta jangan karena tidak masuk kabinet lantas menuding Megawati masih memiliki dendam.
"Dan di situlah berakhir, tidak ada istilah dendam apapun. Tiba-tiba hari ini ketika Demokrat tidak masuk satupun di koalisi katakanlah di kabinet pemerintahan Jokowi, tiba-tiba tembakan diarahkan ke ibu Mega. Itu saya sangat menyayangkan pernyataan itu," katanya.
Andi Arief, menurutnya, tidak legowo terhadap keputusan Jokowi menyusun kabinet.
Andi Arief mencari kambing hitam atas keputusan Jokowi tidak menyertakan Demokrat dalam koalisi.
"Bayangin kemesraan ibu Mega ketika dengan mas AHY dan mas Ibas, dan mbak Puan di Teuku Umar."
"Itu kan pertemuan yang luar biasa, momentum yang luar biasa, kemudian ditarik ke soal penyusunan kabinet, ibu Mega yang dijadikan kambing hitam. Lho di mana? Tidak boleh dong,"katanya.
Ia meminta Andi Arief untuk mengedepankan etika politik. Jangan sampai tidak masuk dalam kabient, lalu membuat kegaduhan baru.
"Ayolah kita sama-sama mawas diri mengedepankan etika dalam berpolitik sehingga tidak perlu membuat kegaduhan baru. Itu menurut saya sih," pungkasnya.
Jangan asal bunyi
Ketua DPP PDIP Said Abdullah meminta Wasekjen Demokrat Andi Arief tidak asal berbicara soal tudingan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih dendam kepada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan juga kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) .
"Ya menurut saya yang pertama itu, letakanlah segala sesuatu sebagaimana porsinya, jangan Andi Arief jangan main politik asal bunyi, tidak beretika," kata Said saat dihubungi, Minggu, (27/10/2019).
Menurut dia, dalam konstitusi di Indonesia sudah jelas disebutkan bahwa pemilihan menteri merupakan hak prerogatif presiden.
Sehingga, katanya, tidak ada sama sekali hubungannya dengan Parpol Pengusung atau pimpinan Parpolnya.
"Karena apa? Dalam konstruksi konstitusi kita, pemilihan menteri itu adalah wewenang penuh prerogatif presiden, sehingga tidak ada hubungan dengan bu Mega. Itu yang pertama," katanya.
Menurut Said, Megawati merupakan politikus senior.
Megawati tidak menyimpan dendam kepada AHY.
Sehingga, ujarnya, tidak masuknya AHY dalam kabinet tidak ada hubungannya dengan Megawati.
"Tidak mungkin lah seorang ibu Megawawati, seorang negarawan, sudah makan asam garam politik Indonesia, tiba-tiba ditembak oleh Andi Arief seolah-olah dendamnya ibu Mega," katanya.
Tidak ada itu, di kami semua tidak ada itu. Berakhir sudah itu, enough is enough. Tak boleh lagi kita mengembangkan istilah dendam dan sebagainya," kata dia. (*)