Breaking News

Heboh soal Cadar dan Celana Cingkrang, Profil Menteri Agama Fachrul Razi yang Pernah Pecat Prabowo

Heboh soal cadar dan celana cingkrang, Profil Menteri Agama Fachrul Razi yang pernah pecat Prabowo Subianto.

Kompas.com
Heboh soal Cadar dan Celana Cingkrang, Profil Menteri Agama Fachrul Razi yang Pernah Pecat Prabowo 

TRIBUNKALTIM.CO - Heboh soal cadar dan celana cingkrang, Profil Menteri Agama Fachrul Razi yang pernah pecat Prabowo Subianto.

Usulan larangan menggunakan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah dari Menteri Agama Fachrul Razi membuat heboh.

Usulan tesebut dihembuskan seminggu setelah Rachrul Razi diangkat menjaid menteri agama   

Menkopolhukam Mahfud MD Merespon, Menteri Agama Fachrul Razi Bantah Dirinya Larang Cadar di Instansi

1 Minggu Jabat Menag, Fachrul Razi Langsung Ngegas soal Cadar & Celana Cingkrang, Perintah Jokowi?

Terungkap Alasan Menteri Agama Fachrul Razi Larang Pemakaian Cadar, Respon Ketua Ansor, Muhammadiyah

Kabar Buruk PNS Pakai Celana Cingkrang Menag Fachrul Razi Suruh Keluar, Apa Kata Tjahjo Kumolo?

Kurang lebih seminggu menjabat Menteri Agama, Fachrul Razi langsung membuat heboh. 

Fachrul Razi menyoroti soal penggunaan celana cingkrang di lingkungan Aparatur Sipil Negara ( ASN ) atau Pegawai Negeri Sipil ( PNS ).

Ketua Bravo 5 itu menitikberatkannya pada dua aspek.

"Masalah celana cingkrang cingkrang itu tidak bisa dilarang dari aspek agama. Karena memang agama pun tidak melarang," ujar Fachrul Razi di Kementerian PMK, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019), seperti dilansir Tribunnews.com.

Namun, di satu sisi Fachrul Razi menyebut ada aturan larangan penggunaan celana cingkrang bagi PNS atau ASN.

Hal itu merujuk Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016, ASN atau PNS pria diwajibkan menggunakan celana panjang yang menutupi mata kaki.

Adapun, maksud dari istilah celana cingkrang, biasanya ujung celana berada di atas mata kaki.

"Tapi dari aturan pegawai bisa, misalnya di tempat ditegur celana kok tinggi gitu? Kamu enggak lihat aturan negara bagaimana? Kalau enggak bisa ikuti, (silakan) keluar kamu," kata dia.

Tak hanya itu, Fachrul Razi juga memperingatkan PNS yang mendukung khilafah, untuk keluar dari Indonesia.

"Sikap kita mesti sama. Kalau ada yang bersifat mendukung khilafah itu kan mendukung negara lain. Kamu dibayar Indonesia, kamu harus hormat Indonesia, kamu bisa berubah enggak? Kalau enggak bisa keluar Indonesia keluar dari wilayah ini!" kata Fachrul Razi.

Fachrul Razi menambahkan, soal radikalisme selalu menjadi tugas pemerintah.

Sebelumnya kata Fachrul Razi, Presiden Jokowi sempat menyampaikan bahwa isu radikalime bukan hal yang baru dan sudah menjadi realita.

"Bapak Presiden mengatakan bahwa masalah radikalisme adalah realitas untuk kita semua kementerian yang ada di Indonesia," pungkasnya.

Pelarangan cadar

Menteri Agama Fachrul Razi membantah telah melakukan pelarangan penggunaan cadar di lingkungan instansi pemerintah. 

"Enggak ada, enggak ada (saya melarang), kami tidak pegang aturannya, larangannya juga tidak ada," ujar Fachrul Razi di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Fachrul Razi malah mempersilahkan masyarakat maupun PNS menjalankan kepercayaannya dengan menggunakan cadar ketika berada di lingkungan pemerintah.

"Jadi silahkan saja, kalau dari aspek agama. Yang berhak melarang juga kan bukan Kementerian Agama," papar Fachrul Razi. 

"Jadi pakai silakan aja, saya sudah bilang tidak ada larangan dan tidak ada dasar hukumnya," sambung Fachrul Razi

Mantan Wakil Panglima TNI itu pun membantah dirinya telah berencana maupun merekomendasikan terkait pelarangan cadar

"Siapa yang bilang? saya enggak pernah bilang mengkaji. Kalau seandainya orang mengeluarkan aturan untuk kaitan keamanan ya silakan aja, pasti bukan Kemenag itu yang melarang," tutur Fachrul Razi

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi berencana melarang pengguna niqab atau cadar untuk masuk ke instansi milik pemerintah.

Hal itu ia katakan karena alasan keamanan usai penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto.

Fachrul Razi mengatakan rencana itu masih dalam kajian.

Namun aturan itu sangat mungkin direkomendasikan Kemenag atas dasar alasan keamanan.

"Memang nantinya bisa saja ada langkah-langkah lebih jauh, tapi kita tidak melarang niqab, tapi melarang untuk masuk instansi-instansi pemerintah, demi alasan keamanan. Apalagi kejadian Pak Wiranto yang lalu," kata Fachrul Razi dalam Lokakarya Peningkatan Peran dan Fungsi Imam Tetap Masjid di Hotel Best Western, Jakarta, Rabu (30/10/2019). 

PP Muhammadiyah buka suara

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Muti menanggapi wacana Menteri Agama Fachrul Razi soal kajian pelarangan penggunaan cadar di instansi pemerintahan.

Menurut Abdul Muti, ada dua hal yang harus dilihat secara seksama terkait rencana kebijakan Kemenag terkait dengan pelarangan pemakaian cadar di kantor Pemerintah.

Pertama, kata Abdul, soal alasan kode etik kepegawaian.

Kalau mereka adalah pegawai, maka siapapun harus mematuhi kode etik pegawai.

Bahkan dalam konteks pembinaan, kepatuhan kepada kode etik berbusana adalah bagian dari penilaian kinerja dan loyalitas kepada institusi.

"Hal ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang bercadar, tapi juga mereka yang berpakaian tidak sopan yang tidak sesuai dengan norma agama, susila, dan budaya bangsa Indonesia," kata Abdul Muti saat dikonfirmasi Tribunnews, Kamis (31/10/2019).

Kedua, Abdul menyebut, dalam ajaran Islam terdapat kewajiban menutup aurat baik bagi laki-laki atau perempuan.

Di kalangan ulama terdapat ikhtilaf mengenai cadar sebagai salah satu busana menutup aurat.

Sebagian besar ulama berpendapat bercadar bukanlah wajib.

Perempuan boleh menampakkan muka dan telapak tangan.

"Muhammadiyah berpendapat bahwa bercadar tidak wajib. Yang perlu diluruskan adalah pemahaman mereka yang bercadar sebagai teroris atau radikal. Itu penilaian yang sangat dangkal dan berlebihan," jelas Abdul Muti.

Karenanya, ia menyebut, kebijakan Menteri Agama tersebut tidak ada yang salah.

"Kebijakan Menteri Agama yang melarang perempuan bercadar tidak bertentangan dengan Islam dan tidak melanggar HAM. Kebijakan tersebut harus dilihat sebagai usaha pembinaan pegawai dan membangun relasi sosial yang lebih baik," jelasnya.

Profil Menteri Agama Fachrul Razi

Menteri Agama Fachrul Razi pernah pecat Prabowo Subianto, bukan lulusan Pesantren, dekat Luhut Binsar Pandjaitan. 

Penunjukan Jenderal purnawirawan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama di kabinet Indonesia Maju, mengejutkan banyak pihak.

Pasalnya, Fachrul Razi bukan dari kalangan ormas keagamaan, melainkan Militer.

 Sosok Kapolri Pengganti Tito Karnavian Ganas, dari Densus 88, Poso, Pernah Bekuk Teroris Dr Azahari

 Viral di Twitter, Iwan Fals Cari Susi Pudjiastuti di Kabinet Indonesia Maju, Sebut Tito Karnavian

 Digantikan Edhy Prabowo, Susi Pudjiastuti Ungkap Kerap Beda Pendapat dengan Luhut Binsar Pandjaitan

 AHY dan Ahok, Alasan Ruhut Sitompul Hengkang dari Demokrat ke PDIP, Partai Megawati, Ini Ulasannya

Namun, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tetap menunjuk Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.

Fachrul Razi pun mengakui hal tersebut.

Dirinya bukan Kyai ataupun lulusan pesantren.

Dilansir dari Tribunnews.com, pada acara serah terima jabatan atau sertijab, alumnus akademi militer itu tak menampik dirinya tak memiliki track record di bidang agama.

Hal tersebut disampaikan oleh Fachrul Razi dihadapan seluruh pejabat eselon 1 ataupun 2 Kementerian Agama (Kemenag).

Di situ, ada pula eks Menteri agama Lukman Hakim Saifuddin.

"Teman-teman sekalian saya bukan Kyai dan juga bukan tamatan pesantren atau sekolah-sekolah agama lainnya," kata Fachrul Razi dalam paparannya di Gedung Kemenag, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Namun demikian, Fachrul Razi mengatakan, bukan berarti dia tidak mengetahui sama sekali mengenai pengetahuan Agama Islam.

Di lingkungan keluarga sampai karir militer, dia mengaku kerap terhimpun dalam berbagai kegiatan keagamaan.

"Saya dibesarkan dalam sebuah wilayah yang memang Islamnya sangat ketat sehingga dididik orang tua dengan cara yang sangat ketat juga," ungkapnya.

"Setelah masuk ke Akademi Militer, saya tergabung dalam istilahnya itu adalah kelompok taruna yang tugas membina taruna-taruna Islam lainnya agar menjadi lebih baik," lanjutnya.

Di sana, Fachrul Razi menyatakan kerap mengajar baca Alquran, berdakwah sampai dengan mengajarkan salat. Pasalnya pada eranya, hampir setengah taruna tersebut tidak mengetahui pengetahuan keagamaan.

"Kami ajarkan dan tentu saja kalau saya mengajarkannya tingkat tingkat yang sangat bawah.

Kalau soal tingkat lanjutan kan tajwid saya juga kan nggak baik.

Kalau masih mengajar untuk bisa bagaimana membaca Alquran itu kami lakukan," jelasnya.

Atas dasar itu, Fachrul Razi menyatakan, dirinya selalu diminta untuk mengisi khotbah di masjid-masjid yang berada di sekitaran Samarinda.

Meskipun dia memahami, pengetahuannya mengenai keagamaan juga cukup terbatas.

"Di manapun saya berada saat itu pasti saya sudah punya jadwal khotbah di masjid masjid, meskipun pembahasan ayat-ayat saya tidak banyak," tuturnya.

Dia menegaskan, pesan khotbah yang selalu ia sampaikan ialah hal-hal yang sederhana.

Yakni, mengenai toleransi dan perdamaian.

"Kalau ada orang yang suka ngikutin saya pasti bilang 'ah temanya pak Fachrul itu selalu gak banyak, cuma islam yang damai, islam yang rahmatan lil Alamin, islam yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, islam yang anti radikalisme, islam yang toleran," pungkasnya.

Pernah Pecat Prabowo Subianto dan Rekan Luhut Binsar Pandjaitan

Diketahui Fachrul Razi adalah pensiunan Jenderal TNI AD.

Jenderal (Purn) Fachrul Razi datang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019) memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo.

Jenderal Fachrul Razi tiba di Istana sekitar pukul 12.45 WIB.

Begitu tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Fachrul Razi melambaikan tangan ke para pewarta yang telah menanti kedatangan para calon Menteri Jokowi.

"Saya ditelepon pukul 22.00 WIB semalam diminta datang bertemu Presiden," ujar Fachrul Razi melansir Kompas.com.

Diketahui Fachrul Razi merupakan salah satu purnawirawan jenderal TNI yang menjadi salah satu pentolan relawan Jokowi, Tim Bravo 5.

Meskipun tidak terlalu familiar, Fachrul Razi pernah bersinggungan dengan Prabowo Subianto dalam urusan Militer.

Sebelumnya, karier tertinggi Fachrul Razi adalah Wakil Panglima TNI pada periode 1999-2000.

Sejumlah posisi di Militer pernah dipegang oleh jebolan Akademi Militer tahun 1970 itu.

Pria kelahiran Aceh 26 Juli 1947 itu pernah menjadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad, Wakil Asisten Operasi KASAD, hingga Kepala Staf Daerah Militer VII/Wirabuana dan Gubernur Akademi Militer.

Selain itu, Fachrul Razi juga pernah menjabat sebagai Asisten Operasi KASUM ABRI, Kepala Staf Umum ABRI, hingga Sekjen Departemen Pertahanan.

Pada saat kampanye Pilpres 2019 lalu Fachrul Razi menjadi salah satu pendukung Jokowi - Maruf dengan memimpin Tim Bravo 5.

Fachrul Razi juga menyatakan siap bekerja sama dengan Letjen (purn) Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga rekan sealmamaternya di TNI AD.

Diketahui, Fachrul Razi pernah meneken surat rekomendasi pemecatan Prabowo Subianto saat menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

Namun ia menyebut hal itu tak membuat hubungannya dengan Prabowo Subianto terganggu.

"Saya dengan Pak Prabowo biasa-biasa saja. Kalau ketemu pelukan, makan sama-sama, nggak ada yang aneh. Memang masalah kedinasan, pribadi tak terganggu," kata Fachrul Razi.

"Katakanlah ada yang tidak pas, tapi bukan berarti hubungan menjadi jelek.

Apalagi kita sama-sama dewasa.

Pengabdian yang sama membangun negara lebih baik," ujar Fachurl Razi.

Fachrul Razi juga mengaku sudah tidak aktif di Partai Hanura.

Iapun menegaskan bahwa Fachrul Razi diminta menjadi Menteri mewakili profesional.

"Saya belasan tahun tidak di Hanura.

Kalau bukan wakil partai, mungkin saya profesional," katanya.

• Profil & Biodata Abdul Halim Iskandar, Kakak Cak Imin Jadi Calon Menteri Jokowi Pernah Diperiksa KPK

Belakangan terungkap bahwa Fachrul Razi bukanlah orang sembarangan yang masuk ke dalam pusaran kabinet Jokowi.

Disebut-sebut Fachrul Razi adalah orang dekat Luhut Binsar Pandjaitan, mantan Menko Kemaritiman kabinet kerja jilid I.

Sosok Fachrul Razi adalah Ketua Tim Bravo 5, relawan pememangan Jokowi - Maruf Amin di Pilpres 2019.

Tim Bravo 5 merupakan tim relawan Jokowi - Maruf Amin yang terdiri dari para purnawirawan TNI.

Tim Bravo 5 sendiri merupakan bentukan Luhut Binsar Pandjaitan.

Bahkan sebagian besar anggota Tim Bravo 5 merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1970-an atau satu leting Luhut Binsar Panjaitan.

Tak cuma itu, kedekatan Fachrul Razi dengan Luhut Binsar Pandjaitan juga merambah ke dunia bisnis.

Dihimpun berbagai sumber, Fachrul Razi merupakan Komisaris di perusahaan PT Toba Sejahtera Group yang juga milik Luhut Binsar Pandjaitan.

Ia juga menjabat Komisaris Utama di PT Antam Tbk. sejak 2015. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved