Disorot PSI dan PDIP Soal Anggaran Tak Transparan, Anies Baswedan Juga Dikritik Siksa Pejalan Kaki
Disorot PSI dan PDIP soal anggaran tak transparan, Anies Baswedan juga dikritik siksa pejalan kaki.
TIBUNKALTIM.CO - Disorot PSI dan PDIP soal anggaran tak transparan, Anies Baswedan juga dikritik siksa pejalan kaki.
Beberapa kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belakangan ini menuai sorotan, dimulai dari aneka anggaran aneh di rancangan APBD DKI Jakarta.
Bukan hanya soal anggaran, kebijakan Anies Baswedan lainnya juga dinilai memberatkan masyarakat.
• Dewi Tanjung Laporkan Novel Baswedan ke Polisi, PDIP Buang Badan, Ini Respon Sepupu Anies Baswedan
• DPRD DKI Jakarta: Orang Bodoh Tahu Anggaran Konsultan RW Anies Baswedan Keterlaluan, Ini Rinciannya
• Ima Mahdiah, eks Staf Ahok, Anggota DPRD DKI Jakarta: Anies Baswedan Merasa Tak Aman Anggaran Dibuka
• Manuver Terlalu Ekstrem ke PKS, Surya Paloh Kena Tegur Jokowi, Ditertawakan Kader Golkar, Responnya?
Dilansir dari Kompas.com, atap Jembatan Penyeberangan Orang atau JPO di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, dicopot atas perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus mengkritik langkah melepas atap JPO Sudirman oleh Pemprov DKI Jakarta tersebut.
Alfred menilai, dilepasnya atap JPO Sudirman malah menyiksa penyeberang.
“Jadi kalau mempertahankan hanya untuk lihat terbuka, itu sebenarnya menambah siksaan baru bagi pejalan kaki,” ujar Alfred saat dihubungi, Kamis (7/11/2019).
Alfred mengatakan, harusnya JPO Sudirman itu dirobohkan.
Sebab, kata dia, JPO Sudirman salah satu dari 30 JPO di DKI yang perlu dirobohkan.
Ia menilai, banyak JPO di Jakarta yang sudah tidak layak untuk dilintasi.
“Harusnya dirobohkan dulu untuk tidak menambah penderitaan pejalan kaki.
Kan pejalan kaki bukan yang kita sehat-sehat seperti ini kan, tapi yang berkebutuhan, itu seperti lansia, disabilitas lalu anak kecil yang ototnya baru tumbuh, nah itu yang harusnya dipikirkan," kata dia.
"Jadi bukan masalah atapnya dibuka untuk orang bisa memandang, bukan gitu.
Kalau memandang kota Jakarta, ya dari atas gedung, bukan di JPO,” tambah Alfred.
Menurut dia, lebih baik JPO Sudirman diganti dengan pembangunan pelican crossing agar kecepatan berkendara di Jalan Sudirman berkurang.