Kratom Tumbuh Liar di Desa Muhuran Kukar, Tanaman Herbal yang Dianggap Mirip Narkoba & Jadi Polemik

Kratom Tumbuh Liar di Desa Muhuran Kukar, Tanaman Herbal yang Dianggap Mirip Narkoba & Jadi Polemik

TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA
POLEMIK - Hamparan tanaman Kratom ditemui di desa Muhuran, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (10/11/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kratom tumbuh liar di Desa Muhuran Kukar, tanaman herbal yang dianggap mirip Narkoba & jadi polemik.

Tanaman Kratom (Mitragyna Speciosa) dikenal banyak terdapat di pulau Kalimantan, tidak terkecuali di Kalimantan Timur.

Ketika memasuki Desa Muhuran, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara,

tepat di pinggir Sungai Belayan samping dermaga penyebrangan menuju Desa Muhuran, dapat ditemui sejumlah pohon Kratom.

BACA JUGA 

Besok 11 November 2019 Dibuka Pendaftaran CPNS 2019, Ini Berkas dan Persyaratan yang Harus Disiapkan

Persija Jakarta vs Borneo FC, Riko & Marco Simic Diwaspadai, Ini Pesan Mario Gomez ke Anak Asuhnya

Persib Bandung Sumbang 2 Pemain ke Skuad Timnas Indonesia vs Malaysia, hingga Polemik Simon McMenemy

Tinggalkan Pekerjaan Dengan Gaji Rp 15 Juta, Doni Pilih Jualan Mi Setan, Penghasilan Rp 10 Juta/Hari

Tidak hanya itu saja, hamparan pohon Kratom setinggi kurang lebih 1 Meter dapat ditemui di sekitar area persawahan warga.

Beberapa pohon yang ditemui di jalanan tampak daun-daunya berlubang, namun banyak pohon lainnya yang terlihat sehat tanpa adanya lubang di daunnya.

Kratom di Desa Muhuran juga diperjualbelikan, namun peminatnya tidak banyak.

Kebanyakan warga menjual Kratom hanya ke Desa sekitar Mahurun dengan harga yang cukup murah, yakni Rp 2.500 per Kg daun Kratom kering.

Namun, terdapat juga beberapa orang yang datang ke Muhuran hanya untuk membeli daun Kratom.

Di Desa Muhuran, tanaman Kratom tumbuh secara liar, warga tidak ada yang secara khusus menanamnya.

"Biasanya yang beli orang desa sekitar sini, orang suruhan juga yang beli," ucap salah satu warga desa Muhuran, Asmara (41), Minggu (10/11/2019).

POLEMIK - Hamparan tanaman Kratom ditemui di Desa Muhuran, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (10/11/2019).
POLEMIK - Hamparan tanaman Kratom ditemui di Desa Muhuran, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (10/11/2019). (TRIBUNKALTIM.CO/ CHRISTOPER D)

Ditanya mengenai kegunaan Kratom, Asmara mengaku tidak tahu manfaat dari penggunaan Kratom, maupun dipergunakan untuk keperluan apa daunnya.

"Tidak tahu juga. Orang datang ya saya jual, yang penting bisa menghasilkan uang.

Karena tanaman ini tidak kita tanam, tumbuh liar," tutur Asmara.

"Kalau orang sini nyebutnya Kedemba ( Kratom ), beberapa bulan ini sudah jarang yang datang ke sini beli," sambung Asmara.

Sementara itu, Kepala Desa Muhuran, Akhmad Nur membenarkan adanya tanaman Kratom di Desa yang dipimpinnya.

Di Desa Mahuran, Kratom tidak begitu populer dibandingkan tanaman lainnya.

Keberadaan Kratom pun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga karena minimnya informasi mengenai tanaman "ajaib" khas pulau Kalimantan tersebut.

"Sempat dijual, kadang ada yang beli, datang ke sini, ada juga orang desa lain beli," jelas Akhmad Nur.

Dirinya tidak menyangkal, kurangnya warga memanfaatkan tanaman Kratom karena ketidaktahuan manfaat dan kegunaanya.

BACA JUGA

Tumbuhan Kratom Berisi Zat Mitragynine Efeknya 13 Kali Lebih Kuat Morfin, Ini Langkah BNN Balikpapan

Bisa Timbulkan Efek Halusinasi, BNN Pantau Tanaman Kratom Masuk Balikpapan

Kratom, Daun Asal Kalimantan yang Akan Dilarang BNN Diekspor ke Amerika Senilai Jutaan Dolar 

Lebih Bahaya dari Ganja, BNN Usul 'Obat Ajaib' dari Kalimantan Daun Kratom Masuk Daftar Narkotika 

"Belum banyak tahu, apakah untuk kesehatan, atau untuk apa.

Warga juga sempat dengar kalau tanaman ini mengandung narkoba, tapi kita tidak tahu secara pasti kebenarannya," urai Akhmad Nur.

Padahal, menurutnya selama Kratom ada yang membeli, dapat sedikit membantu perekonomian masyarakat guna tidak bergantung pada hasil tani padi dan perikanan.

"Lumayan membantu perekonomian warga, karena tanaman ini tidak sulit tumbuhnya, di air bisa, kondisi kering juga bisa. Tumbuh sendiri," jelas Akhmad Nur.

"Berbahaya atau tidak kami tidak tahu, semoga saja tidak masuk dalam kategori narkotika," pungkas Akhmad Nur.

POLEMIK - Hamparan tanaman Kratom ditemui di desa Muhuran, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (10/11/2019).
POLEMIK - Hamparan tanaman Kratom ditemui di desa Muhuran, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (10/11/2019). (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA)

Dan ternyata, Kratom tidak hanya dapat ditemui di Desa Mahuran, namun desa lainnya di Kecamatan Kota Bangun, sekitar Desa Muhuran, seperti Desa Sebelimbing.

Untuk diketahui, Kratom diduga dapat mengurangi rasa sakit, membuat rileks, mencegah kelelahan dan membantu pecandu opium untuk berhenti.

Bahkan, Kratom menjadi komoditas ekspor dengan Amerika Serikat menjadi konsumen utamanya.

Namun, kandungan Kratom dipertanyakan banyak pihak, termasuk Badan Narkotika Nasional yang sedang memproses Kratom jadi obat-obatan terlarang. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved