Fakta-fakta Bom Bunuh Diri Medan, Identitas - Mantan Jihadis Ungkap Motif, Protes Kebijakan Menteri?

Sejumlah fakta baru seputar pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan terungkap, mulai dari Identitas pelak hingga mantan jihadis bicara soal motif

Editor: Doan Pardede

10. Mantan Jihadis Ungkap Motif Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Marah Kepada Menteri Agama 

Ustaz Khairul Ghazali, mantan teroris yang pernah ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menyebut masih banyak anak muda yang antri melakukan aksi teror di Medan, Kamis (29/6/2017).

Mantan Jihadis Khairul Ghazali mengatakan, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan merupakan anggota JAD.

Saat ini, JAD yang berafiliasi dengan ISIS sedang marah sehingga mereka merancang berbagai serangan. 

Khusus untuk di Indonesia, kemarahan mereka karena pernyataan tentang celana jingkrak dan cadar dari Menteri Agama.  Saya sudah pernah menyampaikan ini dalam bentuk artikel beberapa waktu lalu,” ujarnya saat berbincang dengan Tribun Medan/Tribun-Medan.com, Rabu (13/11/2019). 

Ia menambahkan, rentetan rencana serangan juga disebabkan kematian Pemimpin ISIS.

Bahkan, Pemimpin ISIS yang baru sudah menyatakan perlawanan. Jadi, wajar bila ada beberapa kali penangkapan. 

Apakah polisi kecolongan ? Tanya Tribun Medan/Tribun-Medan.com sembari menceritakan lemahnya penjagaan serta pengawasan di Polrestabes.

Ustaz Khairul Ghazali, mantan teroris yang pernah ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menyebut masih banyak anak muda yang antri melakukan aksi teror di Medan, Kamis (29/6/2017). (Tribun Medan / Array) (Tribun Medan / Array)
Ia membantah adanya istilah kecolongan. 

“Mereka mencari kesempatan sekecil apapun. Jadi tidak bisa dikatakan lemahnya pengawasan. Bukan pengawasan yang lemah tapi mereka telah rencanakan,” katanya. 

Menurutnya, situasi dunia Internasional sedang tidak kondusif. Para kelompok radikal marah serta pengin melakukan pembalasan.

Oleh sebab itu, harusnya di Indonesia menjaga ucapan lisan agar tidak membangunkan macam yang tidur. 

“Ini jaringan baru, bukan jaringan lama. Pelaku melakukan serangan acak dan terkaitpaut dengan pelaku yang ditangkap di Pekanbaru,” ujarnya. 

Ia menceritakan, pada Selasa (12/11/2019) Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris di Cikarang Utara yakni WJ.

Apalagi, WJ dikenal dengan kemampuan merakit peledak. Selain itu, Densus 88 Antiteror juga menangkap enam terduga teroris di Desa Kuapan, Tambang, Kampar, Riau. 

Bom bunuh diri Polrestabes Medan. Rabbial, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, berfoto bersama teman-temannya di hari pernikahan. (HO)
Lalu siapa jaringan di Medan. Tim Densus sedang bekerja. Apalagi di sini banyak sel jaringan teroris,” ungkapnya. 

Sebelumnya Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menjelaskan terkait peryataan kontroversinya soal pelarangan penggunaan cadar dan celana cingkrang di lingkungan pemerintahan.

Manurut Fachrul, penyataan itu sengaja di lontarkan dan menjadi polemik di masyarakat karena ingin menggaungkan peraturan itu sebelum benar-benar menjadi aturan tetap.

Sebab, wacana tersebut dilontarkan karena PNS memang memiliki aturan berpakaian.

Hal itu disampaikan Fachrul Razi saat menggelar pertemuan dengan pimpinan Komisi VIII DPR RI di The Sultan Hotel, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

"Semua PNS kembali kepada aturan menggunakan sesuai dengan aturan PNS misalnya. Teman-teman langsung bisa membaca, oh gaungnya sebelumnya sudah digaungkan. Mungkin juga berkaitan dengan celana gantung atau kaitan dengan niqab apa cadar dan sebagainya. Sehingga gaungnya sudah duluan kita buat sehingga pada saat muncul aturan mudah-mudahan orang tak berkejut lagi," kata Fachrul.

Fachrul juga mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian-kajian bersama para ahli bahwa penggunaan cadar tidak berkaitan langsung dengan ketakwaan seseorang.

Ia lantas memberikan contoh soal aturan membuka helm saat hendak memasuki kawasan tertentu.

"Jadi dengan demikian jangan dilihat orang yang pakai cadar kemudian takwanya sudah baik banget. Kemudian kalau ada larangan untuk masuk ke tempat-tempat tertentu untuk harus membuka helm dan menampakkan muka supaya bisa dilihat siapa yang masuk, bisa dilihat CCTV, orang nggak terkejut lagi," ujar Fachrul.

Fachrul jaga menjelaskan terkait pernyataan-pernyataan kontroversial yang dibuatnya untuk sebagai pengingat awal.

Untuk itu, ia meminta maaf bila pernyataannya memicu kontroversi di tengah masyarakat.

"Tapi kalau itu menimbulkan beberapa gesekan-gesekan ya mohon maaf. Rasa rasanya nggak ada yang salah rasanya. Mungkin saya mengangkatnya agak terlalu cepat. Tapi cepat itu juga menurut saya supaya segera bisa jadi gaung," ungkapnya.

"Mungkin misalnya khilafah saya gaungkan lebih kencang mungkin kesepakatan kita membentuk peraturan perundang-undangan yang mengawali itu," tambahnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved