M Qadary di ILC: Wajar Anies Kerap Dituduh, William Dipuji, Sebut PSI Bisa Dikira Sudah Punya Capres

Pengamat politik M Qodari merasa wajar bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dirundung tuduhan.

Editor: Doan Pardede
(Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club)
Pengamat Politik, M Qadari saat menanyakan latar belakang Politisi PSI, William Aditya 

TRIBUNKALTIM.COM - Pengamat politik M Qadary di Indonesia Lawyer Club ( ILC ) sebut wajar Anies Baswedan sering dituduh, William Aditya kader Partai Solidaritas Indionesia ( PSI ) banjir pujian dan disebut Punya Capres

Pengamat politik M Qodari merasa wajar bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dirundung tuduhan dan memberikan pujian untuk William Aditya.

Hal itu diungkapkan M Qodari saat menjadi bintang tamu di acara Indonesia Lawyers Club ( ILC ) pada Selasa (12/11/2019).

Kabar Buruk PSI, Begini Nasib Wiliam Aditya yang Unggah Anggaran Siluman Pemerintahan Anies Baswedan

• Kabar Buruk, Pejabat BUMN Ditangkap Densus 88 Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Respons Erick Thohir

• Diperiksa Polisi, Irwansyah dan Zaskia Sungkar Diam-diam Tinggalkan Polrestabes Bandung

Dalam kesempatan itu, M Qodari sempat menyinggung pembawa acara ILC, Karni Ilyas yang juga sempat dirundung tuduhan.

Qodari mengatakan bahwa memang jabatan gubernur dapat menyebabkan seseorang makin sering dituduh.

"Saya kira ada tiga alasan mengapa Anies tak putus dirundung tuduhan, pertama Gubernur itu adalah pejabat publik," kata Qodari dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club.

Kemudian, DKI Jakarta merupakan ibukota Indonesia jadi wajar jika sering menjadi sorotan.

"Kedua, DKI ini provinsi yang spesial maka ekspetasinya sangat tinggi baik dari masyarakat maupun media," katanya.

Sehingga menjadi seorang gubernur di ibukota makin banyak resikonya.

"Dan yang ketiga gubernur, karena gubernur provinsinya spesial maka gubernurnya itu juga super-super spesial, super spesial pakai telur bebek empat, jadi saya jelaskan satu-satu."

"Kalau enggak mau dituduh dan menjadi tertuduh, dan dirundung tuduhan jangan jadi gubernur. Jangan jadi gubernur," ujar Qodari.

Tak hanya seorang gubernur, Qodari yang merupakan surveyor di lembaga survey sering mendapat tuduhan.

"Jangankan gubernur, jadi pengamat politik, surveyor kayak saya saja juga sering dituduh," ucap Qodari.

Seperti saat pihaknya dituduh berpihak pada satu di antara Calon Presiden 2019.

Qodari mengungkapkan, tuduhan itu justru datang dari media.

"Kalau mengeluarkan survey pilpres misalnya ya atau Pilgub sering dituduh objektif dan berpihak pada kelompok atau orang tertentu."

"Terus terang yang justru suka menuduh teman-teman media, tapi begitu kita enggak rilis survey, temen media nanya mas surveynya mana?," jelasnya.

Kendati demikian, ia masih memaklumi hal tersebut.

"Jadi begitulah media, kalau enggak kontroversi enggak media namanya, kalau enggak nekat, kalau enggak rame enggak dijual," sambung Qodari.

Tak sampai di sana, Karni Ilyas juga dianggap oleh Qodari mendapat tuduhan serupa.

Hingga acara ILC sempat dihentikan untuk beberapa bulan.

"Saya kira Bang Karni juga korban tuduhan, saya kira."

"Bahkan salah satu korban utama sampai tutup warung hingga beberapa bulan di tahun 2019," kata Qodari.

Sehingga, jika mau menjadi gubernur harus siap mendapat tuduhan.

"Untung buka lagi, jadi kalau enggak mau dituduh jangan jadi gubernur sekali lagi begitu," kata Qodari.

Lihat videonya sejak menit awal:

M Qadari  Tanyakan Latar Belakang William Aditya Sarana

Pengamat Politik, M Qadari menyatakan pendapatnya tentang anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta yang dinilai janggal.

Namun, saat mengomentari APBD DKI Jakarta, M Qadari malah menanyakan latar belakang William Aditya Sarana, Politisi Partai Solidaritas Indoensia (PSI) yang pertama kali membongkar kejanggalan anggaran tersebut.

M Qadari menanyakan mulai dari usia hingga pendidikan William.

Hal itu disampaikannya melalui acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (12/11/2019).

Pengamat Politik, M Qadari saat menanyakan latar belakang Politisi PSI, William Aditya (Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club)

Melihat keberanian William membongkar kejanggalan APBD DKI, M Qadari pun dibuat penasaran.

Sebab, William belum lama dilantik sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta dan langsung menyoroti APBD janggal.

"Saya penasaran sama William ini, dinda William ini, ini rising star ini ya, fenomenal, baru dilantik sudah langsung hits," ucap Qadari.

Qadari pun langsung menanyakan usia William.

"Pertama saya mau nanya, usianya berapa?," tanya Qadari.

"23 (tahun) pak," jawab William.

"Tolong diulang yang kenceng," kata Qadari.

"23 (tahun) pak," ucap William mengulangi.

Lantas, Qadari meminta para penonton memberikan tepuk tangan.

Menurutnya, di usia yang masih relatif muda, William sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan para elite politik.

"Tepuk tangan dulu buat William, saya salut untuk dinda usia 23 tahun tapi bisa berbicara dengan begitu lancar dan lantang," jelas Qadari.

Lantas, Qadari menggoda mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat yang kala itu hadir dalam acara itu. 

"Di sebelahnya tidak kalah pamor dengan Djarot Saiful Hidayat yang usianya 24 (tahun)? Oh 25 (tahun)," goda Qadari pada Djarot.

Inggard Joshua, Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta yang kala itu juga hadir di ILC pun tak luput dari godaan Qadari.

"Untuk perbandingan sedikit karena saya kira ini (William) anak di sana (Inggard) bapak, Pak Inggard usia berapa? 63 (tahun) luar biasa, tepuk tangan buat DPRD DKI Jakarta ya," sambung Qadari.

"Dari 23 (tahun) sampai ke 63 (tahun)."

Qadari lantas menyebut William dan Inggard merupakan para milenial, namun dari generasi yang berbeda.

"Beliau berdua ini sama-sama milenial, bedanya ini junior milenial, itu senior milenial," kata Qadari.

"Jadi luar biasa untuk (William) usia 23 tahun."

Tak berhenti sampai di situ, Qadari lantas kembali menanyakan latar belakang William.

Qadari mengaku dibuat penasaran terhadap William yang memiliki keberanian tinggi membongkar APBD janggal DKI Jakarta.

"Tanya lagi, saya pengin memahami Anda ini siapa dan kenapa berani-beraninya kayak gitu? Pendidikan apa di mana?," lanjut Qadari bertanya.

"S1 (sarjana -red) pak (jurusan) Hukum di UI (Universitas Indonesia)," jawa William.

Mendengar jawaban tersebut, Qadari kembali bertanya.

"Oh ya pantas," terang Qadari.

"Pekerjaan sebelum masuk DPRD DKI Jakarta?," lanjut Qadari.

William mengaku belum pernah bekerja di tempat lain.

Sebelum menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, William mengaku berprofesi sebagai mahasiswa.

"Mahasiswa pak," jawab William.

"Apakah Anda sekarang masih mahasiswa UI?," tanya Qadari.

William pun mengaku telah resmi lulus dari universitas dan kini berprofesi sebagai politisi.

"Enggak, sudah lulus," jawab William.

"Alhamdulillah, jadi DPRD ini adalah pekerjaan pertama secara resmi?," tanya Qadari.

"Betul," jawab William.

Mengetahui usia dan pendidikan William itu, Qadari lantas meminta penonton memberikan tepuk tangan untuk politisi berusia 23 tahun itu.

"Tepuk tangan sekali lagi, saya baru pertama kali bertemu, baru lulus langsung jadi anggora DPRD ya, duduk semeja dengan Gubernur dengan Pak Sekda (Sekertaris Daerah), luar biasa," ucap Qadari.

Menanggapi ucapan Qadari, Karni Ilyas selaku pembawa acara pun memberikan komentarnya.

"Baru lulus, saya yang lulus 70 (1970 -red) aja enggak pernah duduk di dewan," kata Karni Ilyas.

"Itu kan hebat, Bang Karni aja pengin tapi enggak bisa," sahut Qadari. 

Sebut PSI Bisa Dituduh Punya Capres

Pengamat Politik, M Qadari saat menanyakan latar belakang Politisi PSI, William Aditya 

Pengamat politik M. Qodari turut mengomentari kisruh Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta.

Hal itu diungkapkan M. Qodari saat menjadi bintang tamu di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (12/11/2019).

Sedangkan masalah ini menyeret nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sasaran tudingan.

M Qodari menilai, masalah ini bisa ada kaitannya dengan Pilpres 2024.

"Memang betul-betul Bung Anies harus hati-hati, karena semua aspek ini bisa dianggap sebagai dari bagian atau proses menuju Pilpres 2024 yang akan datang," kata Qodari dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.

Qodari menduga tuduhan-tuduhan pada Anies bisa jadi bersifat politis.

"Jadi yang namanya masalah, yang namanya kontroversi, yang namanya anggaplah serangan politik maka biasanya begitu tuh kalau ada kritik, ada tuduhan, ada masukan kadang-kadang ya kepala daerah itu bilang ini bersifat politis."

"Bisa jadi ada motif-motif politik belum tau apakah kemudian itu betul atau tidak," jelas Qodari.

Namun, Qodari juga mmeberikan peringatan pada Anggota DPR fraksi PSI, William Aditya Sarana untuk berhati-hati.

Meski William adalah sosok yang membongkar pertama kali kejanggalan RAPBD DKI Jakarta, PSI juga bisa dituduh.

Bisa saja PSI akan dituduh memeliki kepentingan politik.

"Tapi bisa saja orang mengatakan William juga harus siap dengan tudingan ini, jadi yang bisa dituduh itu juga bukan cuma Anies, tapi William juga bisa dituduh."

"Bahwa William melemparkan isu Aibon dalam tanda kutip karena belum jadi masalah korupsi baru indikasi dalam anggaran ini adalah dalam tanda kutip ini serangan politik," jelas Qodari.

Tuduhan itu bisa berupa adanya anggapan bahwa PSI memiliki dendam masa lalu dengan Anies maupun karena memiliki sosok yang akan diusung pada Pilpres 2024.

"Karena PSI entah punya hubungan masa lalu dengan gubernur sebelumnya."

"Atau punya agenda yang berbeda dengan Anies mungkin sudah menggadang-gadang calon presiden tersendiri, entah siapa namanya ini bisa dianggap sebagai serangan politik," ujar Qodari,

Lihat videonya mulai menit ke 17:30:

 Tangan Sampai Ikut Bicara, Ternyata Begini Ekspresi William Aditya Saat Ucap Anies Gubernur Amatiran

 Anies Baswedan Dapat Ultimatum dari Poltisi PSI William Aditya Sarana, Bakal ada Cara Lebih Keras

 Gubernur Anies Baswedan Dikritisi PSI, Taufiqurrahman Singgung William Aditya Sarana Belum jadi DPRD

 Unggah APBD Jakarta di Medsos, Begini Kritik Pedas Rekan William PSI di Komisi A, Tata Krama Disorot

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved