INI Profil Arie Gumilar yang Tolak Ahok Jadi Dirut BUMN, Jejak Digitalnya Ungkap Hal Ini, Terkait?

INI Profil Arie Gumilar yang Tolak Ahok Jadi Dirut BUMN, Jejak Digitalnya Ungkap Hal Ini, Terkait?

Editor: Amalia Husnul A
Instagram/tribunnews
Arie Gumilar dan spanduk penolakan Ahok 

TRIBUNKALTIM.CO - INI Profil Arie Gumilar yang Tolak Ahok Jadi Dirut BUMN, Jejak Digitalnya Ungkap Hal Ini, Terkait?

Sejumlah nama menolak rencana untuk menjadikan Ahok sebagai Dirut BUMN, mulai dari Rizal Ramli, Arie Gumilar, hingga Novel Bamukmin, siapa sebenarnya Arie Gumilar ?

Berikut ini profil Arie Gumilar yang menolak rencana menjadikan Ahok sebagai Dirut BUMN, berikut rekam jejak digitalnya, adakah terkait dengan penolakan yang disampaikannya?

Soal Pengangkatan Ahok di BUMN, Fadli Zon Sebut Jokowi dan Ahok Punya Hubungan yang Dalam

Penolakan Arie Gumilar Soal Ahok BTP Jadi Bos BUMN Pertamina Sampai ke Istana Merdeka, Ini Responnya

Sebab Anies Baswedan Gelisah Diungkap, Beda Penyusunan Anggaran Era Ahok BTP Dibeber di Mata Najwa

Hingga saat ini belum ada kepastian BUMN mana yang akan dipimpin Ahok.

Namun, Menteri Luhut Panjaitan menyebut, BUMN yang mengurusi sektor energi.

Diketahui ada BUMN yang terkait dengan energi yang tengah kursi Dirut tengah kosong yakni PLN dan Pertamina. 

Arie Gumilar merupakan Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).

Tidak diketahui tempat maupun tanggal lahir Arie Gumilar secara pasti.

Penikahannya tersebut telah berlangsung lebih dari 20 tahun lalu.

Arie Gumilar diketahui merupakan salah satu orang yang ikut dalam aksi 212.

Namanya kembali muncul setelah adanya kabar Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok BTP akan menempati posisi di BUMN.

Arie Gumilar menentang hal itu, bahkan membuat spanduk-spanduk penolakan Ahok.

Pukulan Anthony Ginting Dinilai Fault, Jadi Poin Kemenangan Lee Cheu Yik, Ini Kata Pemain Hong Kong

Presiden Jokowi membenarkan bahwasanya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan memimpin di salah satu perusahaan BUMN.

Terkait dengan penempatan Ahok yang sekarang ingin dipanggil BTP di dalam lingkungan perusahaan BUMN, Presiden Jokowi tidak mengetahui Ahok akan ditempatkan di mana ketika ditanya para awak media.

Serikat Pekerja Pertamina yang diketuai Arie Gumilar menolak rencana penunjukkan Ahok masuk dalam jajaran pejabat BUMN Pertamina.

Arie Gumilar mengungkapkan, aksi penolakannya dilatarbelakangi karena Ahok memiliki cacat persyaratan materiil.

Bahkan ia mengunggah spanduk penolakan Ahok dalam Pertamina di akun Instagram-nya.

Selain itu, Arie Gumilar menilai Ahok merupakan sosok yang kerap membuat keributan.

Ia mengatakan bahwa Pertamina merupakan perusahaan strategis dalam suplay Bahan Bakar Minyak (BBM).

FSPPB tolak Ahok di Pertamina.
FSPPB tolak Ahok di Pertamina. (Tribunnews.com/Instagram ariegoem)

Menurutnya, jika ada Ahok dalam jajaran petinggi Pertamina, maka bisa saja Ahok membuat keributan atau gaduh di dalamnya sehingga mengganggu pelayanan Pertamina ke masyarakat.

Dalam akun Instagram @ariegoem, Arie Gumilar mengunggah sebuah foto saat ia menghadiri Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat.

Foto tersebut diunggah pada 2 Desember 2018.

Dalam foto tersebut tampak Arie berfoto dengan latar Monas yang dipenuhi oleh orang saat Reuni 212.

Ia tampak mengenakan kopiah berwarna putih dan surban di bahunya.

"Aksi Bela Islam, tegakkan panji Tauhid, reuni 212," tulis @ariegoem seperti dikutip Tribunnewswiki.com.

Dalam akun Instagram @ariegoem, Arie Gumilar mengunggah sebuah foto saat ia menghadiri Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat.
Dalam akun Instagram @ariegoem, Arie Gumilar mengunggah sebuah foto saat ia menghadiri Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat. (Instagram/ariegoem via tribunnewswiki.com)

Rekam jejak digital tersebut sontak menjadi sorotan warganet.

Banyak warganet yang menduga alasan Arie Gumilar dan serikat pekerja menolak Ahok lantaran ia merupakan alumni 212 yang berusaha menggulingkan Ahok.

Pada 29 Agustus 2019, Arie Gumilar atas nama Federasi Serikat Kerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menegaskan ada 3 syarat kriteria calon direksi Pertamina.

Pertama ia menyebutkan, harus paham bisnis Pertamina.

Lalu haruslah sosok yang kredibel dan mempu menahan tekanan.

Menurut Arie, mampu menahan tekanan di sini sangat diperlukan demi menjaga agar Pertamina tidak menjadi "sapi perah” maupun “mesin ATM” siapapun rezim pemerintahan yang memimpin.

Dan yang terakhir adalah mampu berkomunikasi dengan pekerja Pertamina.

Sementara itu, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar membenarkan telah membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap Ahok untuk mengisi jabatan di Pertamina.

Dikutip dari Tribunnews.com, dalam spanduk tersebut tertulis beberapa tuntutan.

Di antaranya Pertamina tetap wajib utuh, tolak siapapun yang suka bikin rusuh, memilih figur tukang gaduh, bersiaplah Pertamina segera runtuh. 

Dulu Puisi Sukmawati Jadi Kontroversi dan Berujung Tangisan Minta Maaf, Kini Pidatonya Dilaporkan

Menolak

Selain Arie Gumilar dua tokoh lain juga menolak rencana menjadikan Ahok sebagai Dirut BUMN, yakni:

1. Rizal Ramli

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli menyebut, rencana Ahok masuk BUMN hanya akan menambah masalah baru.

"Saya bingung Pak Jokowi cari masalah baru," kata Rizal Ramli saat ditemui di Hotel Borobudur, Jumat (15/11/2019).

Menurut Rizal Ramli, saat ini sudah banyak masalah yang ada di Indonesia yang perlu diselesaikan.

Pengangkatan Ahok BTP sebagai bos perusahan BUMN hanya akan menambah kontroversi yang tidak perlu.

"Masalah Indonesia ini sudah banyak. Ini (Ahok) orang bermasalah yang hanya akan menimbulkan kontroversi yang enggak perlu," ungkap Rizal Ramli, dikutip dari Kompas.com.

Adapun alasan Rizal Ramli tak setuju dengan rencana Presiden Jokowi tersebut karena Ahok memiliki track record yang tidak mulus dalam kariernya.

Bahkan ia menyarankan penunjukan bos perusahaan BUMN bisa ditunjuk dari sektor swasta yang lebih kompeten dari Ahok.

Rizal Ramli menyebutkan, salah satu contoh kasus yang mencoreng rekam jejak Ahok adalah pembelian lahan RS Sumber Waras saat Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Selain itu, Rizal Ramli menyebut, Ahok tidak memiliki cooperate experience atau tidak memiliki pengamalan cooperate yang baik.

"Padahal masih banyak anak-anak muda yang punya pengalaman eksekutif yang bagus termasuk temen-temen Tionghoa banyak yang bagus-bagus ya kan."

"Itu akan memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar daripada Ahok yang modalnya keributan doang," ujarnya saat jadi narasumber di tvOne.

Lebih lanjut, Rizal Ramli menyebutkan jabatan yang cocok untuk Ahok.

"Seperti saya katakan kalau Mas Ahok itu paling ideal jadi Presiden Direktur dari Podomoro, gitu aja kok repot," ujar Rizal Ramli sambil tertawa.

VIDEO Pidato Sukmawati Bandingkan Nabi Muhammad SAW dan Soekarno, Yusuf Mansyur Minta Tahan Emosi

2. Novel Bamukmin

Walau bukan orang dalam lingkaran BUMN, tapi Novel Bamukmin menolak Ahok masuk ke BUMN.

Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) itu meminta pemerintah supaya tidak memaksakan Ahok menjabat sebagai direktur utama di perusahaan di bawah BUMN.

Menurut dia, sejumlah pihak sudah merasa keberatan terhadap wacana menempatkan Ahok memimpin salah satu BUMN.

"BUMN jelas milik negara untuk kesejahteraan rakyat. Sehingga, kalau sudah rakyat menolak (pemerintah,-red) untuk segera menarik sikapnya untuk menjadikan Ahok sebagai pimpinan di BUMN," kata Novel, saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (17/11/2019).

Dia mengungkapkan, apabila pemerintah tetap mempercayakan kepada Ahok memimpin perusahaan BUMN, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak.

"Karena, kalau dipaksakan sangat mengancam keutuhan bangsa dan anjloknya ekonomi bangsa," tambahnya.

Selain itu, Novel Bamukmin mengaku siap mempertemukan FSPPB dengan Persaudaraan Alumni 212 (PA 212).

Menurut dia, upaya mempertemukan FSPPB atau elemen lainnya di BUMN dengan PA 212 dilakukan untuk menolak Ahok masuk BUMN.

"ACTA sampai saat ini siap mengadvokasi para karyawan BUMN yang menolak Ahok, serta siap memediasi dengan para tokoh alumni 212 untuk siap mendukung langkah penolakan Ahok," kata Novel, saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (17/11/2019).

Dia menilai wacana penunjukan mantan gubernur DKI Jakarta itu menuai kontroversi.

"Dari awal ketika Ahok datang memenuhi panggilan Erick Thohir (Menteri BUMN, red) yang kemungkinan Ahok dijadikan salah satu pimpinan di BUMN, ada indikasi menjadi pimpinan Pertamina, langsung saya angkat bicara pasti akan menuai kecaman dan akan terjadi kegaduhan," kata dia.

Berstatus sebagai mantan narapidana dan memiliki perilaku buruk, kata dia, Ahok tidak layak menempati posisi sebagai pimpinan di BUMN, khususnya di Pertamina.

"Tidak boleh dipimpin oleh orang sembarangan, apalagi Ahok dengan perangai buruk bisa menggangu etos kerja dan masih banyak kasus yang diduga terlibat korupsi di berbagai bidang."

"Nah, ini yang menjadi ganjalan berat untuk Ahok memimpin di BUMN," tambahnya.

Sumber: Tribunnews/TribunnewsWiki. 

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved