Penangkapan Terduga Teroris di Samarinda
Densus 88 Amankan Terduga Teroris di Samarinda, Polda Kalimantan Timur Irit Bicara
Densus 88 geledah tempat tinggal terduga teroris di Samarinda, Polda Kalimantan Timur irit bicara
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Densus 88 geledah tempat tinggal terduga teroris di Samarinda, Polda Kalimantan Timur irit bicara
Densus 88 bergerak di kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Kabarnya mereka melakukan penangkapan terhadap beberapa warga Samarinda yang diduga terindikasi jaringan teroris.
Saat dikonfirmasi Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana melalui sambungan telepon irit bicara.
BACA JUGA
Kabar Buruk, Kapolres Ini Langsung Dicopot Diduga Ngobrol saat Kapolri Beri Arahan, Begini Nasibnya
Tak Dibela PSI, PBNU, dan Yusuf Mansur, Sukmawati Tante Puan Maharani Salah, Ngelantur dan Offside
Sosok Arie Gumilar Penolak Ahok Masuk Pertamina Ternyata Punya Jabatan dan Posisi Mentereng di BUMN
Kabar Gembira Promo KFC Seluruh Indonesia Sampai 31 Desember 2019, Harga Murah Serba 5 Ribuan, Ayo
"Densus urusan Jakarta. Mau ashar dulu, nih," kata Kombes Pol Ade Yaya Suryana, Selasa (19/11/2019).
Saat ditanya terkait aktivitas Densus 88 di Kota Tepian (sebutan Samarinda), Kombes Pol Ade Yaya Suryana mengaku belum mengetahui kabar tersebut.
Apalagi soal adanya dugaan keterlibatan jaringan teroris yang baru saja meneror Medan, Sumatera Utara.
"Belum tahu saya," ungkap Kombes Pol Ade Yaya Suryana.
Biasanya pergerakan Densus 88 ditempel oleh personel Brimob.
Beberapa kasus pengamanan warga yang diduga terlibat jaringan teroris diamankan di Mako Brimob.
"Kalau ada informasi. Kalau perlu dipublikasikan, kita publish. Sampai saat ini belum ada," ujar Kombes Pol Ade Yaya Suryana.
BACA JUGA
Polisi Tembak Mati Terduga Teroris, Tikam Paha Petugas Saat Diringkus, Begini Faktanya
Oknum Teroris Kaderisasi Radikalisme Sejak Usia Dini, Polres Kukar dan Koramil Tangkal
Menkopolhukam Mahfud MD Ungkap Pola Teroris, Hit Run dan Libatkan Istri Anak, Juga Singgung Wiranto
Ledakan di Medan Bom Bunuh Diri, PSI Ingatkan Ada Banyak Cara Beradab, Terorisme Jalan yang Salah
Aparat Bersenjata Geledah Tempat Tinggal Diduga Teroris di 3 Lokasi Samarinda
Diberitakan sebelumnya, diduga terkait jaringan teroris, sejumlah orang diamankan di Samarinda, Selasa (19/11/2019).
Personel Kepolisian dengan perlengkapan dan persenjataan lengkap melakukan penggeledahan di tiga titik, yang diduga jadi tempat tinggal terduga teroris,
di antaranya Jalan Cendana, Kecamatan Sungai Kunjang, Jalan Lumba-lumba, Kecamatan Samarinda Ilir dan Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Sambutan, kota Samarinda.
Penggeledahan dimulai sekitar pukul 13.00 Wita, dilakukan serentak di seluruh tempat.
Proses penggeledahan menyita perhatian masyarakat, terutama pengguna jalan.
Akibatnya, kemacetan sempat terjadi, terutama di Jalan Cendana.
Dari pantauan Tribunkaltim.co di Jalan Cendana, proses penggeledahan dilakukan di Ruko dua lantai tempat jual beli parfum.
Proses penggeledahan dilakukan kurang lebih satu setengah jam.
Bahkan, petugas memasangan garis polisi di depan Ruko warna ungu.

Tidak hanya itu, petugas berseragam dan senjata lengkap juga melakukan penjagaan di sekitar kawasan Ruko tempat penggeledehan dilakukan.
Dari Ruko tersebut, petugas membawa sekitar tujuh plastik bening berisi pakaian, dan barang lainnya, serta satu koper hitam.
"Kalau kemaren masih buka (jualan parfum), hari ini sejak pagi sudah tidak buka," ucap Erika (19), warga sekitar, Selasa (19/11/2019).
Sementara itu, ketua RT 18, Jalan Cendana Muchlidin membenarkan adanya penggeledahan di Ruko tersebut.
Bahkan, dirinya mengungkapkan ada satu orang yang telah diamankan, berinisial MI (28).

MI merupakan karyawan di toko parfum tersebut, telah setahun terakhir bermukim di Samarinda.
"Satu orang diamankan, hari ini juga ditangkap," ucap pria yang akrab disapa Didin itu.
Wakapolresta Samarinda, AKBP Dedi Agustono bungkam perihal akrivitas Kepolisian tersebut.
Bahkan, ketika hendak dikonfirmasi awak media, dirinya lantas memasuki mobil dan meninggalkan awak media. (*)