Disinggung Janji Kampanye Tak akan Gusur, Anies Baswedan Pasangan Sandiaga Uno Beri Respon Ramah Ini

Disinggung janji kampanye tak akan Gusur, Anies Baswedan pasangan Sandiaga Uno beri respon ramah ini

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai langgar janji kampanye oleh warga Sunter 

TRIBUNKALTIM.CO - Disinggung janji kampanye tak akan Gusur, Anies Baswedan pasangan Sandiaga Uno beri respon ramah ini.

Setelah kisruh anggaran atau rancangan APBD DKI Jakarta yang memuat pembelian Lem Aibon Rp 82 mmiliar, Gubernur Anies Baswedan kini disorot lantaran menggusur warga Sunter.

Anies Baswedan yang diusung Gerindra dan PKS dinilai tak  menepati janji kampanye bersama Sandiaga Uno soal tak akan gusur warga.

Puluhan warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meminta Anies Baswedan untuk menepati janji kampanye sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Mereka menyebutkan, ketika kampanye untuk Pilkada DKI Jakarta, Anies Baswedan berjanji untuk tidak melakukan penggusuran.

Menanggapi hal itu, Anies Baswedan hanya tersenyum.

MUI Bersikap Meski Sukmawati Tante Puan Maharani Minta Maaf, dan Mengaku Cinta Nabi Muhammad SAW

Selain Idham Azis, Mantan Kapolri Ini Juga Pernah Tegur Kombes saat Acara, Provos Sampai Gelagapan

Surya Tjandra, Wakil Menteri dari PSI akan Hapus IMB dan Amdal Demi Perintah Jokowi Soal Investasi

Ia bahkan enggan mengomentari penggusuran itu.

Anies Baswedan menyerahkan persoalan penggusuran itu ke Wali Kota Jakarta Utara Sigit Witjatmoko.

"Tanya ke Wali Kota Jakarta Utara saja ya," ucap Anies Baswedan sambil tersenyum di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (19/11/2019).

Adapun sebelumnya, puluhan warga Sunter tepatnya di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara meminta Anies Baswedan untuk menepati janji kampanye.

"Kami semua pendukung Anies, tapi kenapa digusur, katanya dulu tidak ada penggusuran saat kampanye," kata salah seorang warga, Subaidah seperti dikutip di Antara, Sabtu (16/11/2019).

Subaidah mengatakan, hampir semua warga Madura yang bermukim di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII mendukung Anies Baswedan saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Namun, janji tidak ada penggusuran oleh Anies Baswedan yang berpasangan dengan Sandiaga Uno tidak ditepati.

Adapun penggusuran ini pernah disinggung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada saat debat calon Gubernur.

Saat itu, Anies Baswedan mengatakan bahwa persoalan penggusuran bukan hanya sekadar soal pemukiman, tapi juga soal manusia.

"Di situ ada aspek sosial, aspek kesehatan, pendidikan dan lain-lain.

Karenanya, yang kita lakukan adalah cara modern, yang kuno itu sekedar dipindah.

Itu cara kuno," kata Anies saat debat, seperti diberitakan oleh Kompas TV.

Menurut dia, cara modern yang akan ia lakukan adalah urban renewal atau peremajaan kota, baik itu ditata maupun diperbaiki.

Dibela Anak Buah Prabowo Subianto

Anak buah Prabowo Subianto ini bela Anies Baswedan gusur warga Sunter, tak pernah janji saat kampanye.

Diketahui, warga yang puluhan tahun bermukim di Sunter digusur oleh Pemprov  DKI Jakarta di era Gubernur  Anies Baswedan.

Meski dikritik sejumlah pihak, namun Anies Baswedan dapat pembelaan dari anak buah Prabowo Subianto yang merupakan anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Gerindra.

 Warga DKI Jakarta yang kecewa digusur ini lantas menyindir janji kampanye Anies Baswedan kala bersama Sandiaga Uno, yang tak akan menggusur warga.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Gerindra M. Taufik klaim Gubernur Anies Baswedan tidak pernah umbar janji kampanye untuk tak melakukan penggusuran dalam urusan menata Ibu Kota.

"Nggak ada janji nggak ada penggusuran," kata Taufik saat dihubungi, Senin (18/11/2019).

Ia menyatakan demikian untuk menanggapi tudingan warga Sunter, Jakarta Utara yang sebut Anies sudah ingkari janji kampanyenya sendiri.

Sebagaimana diketahui pada Kamis (14/11) Pemprov DKI Jakarta membongkaran bangunan liar di Jalan Agung Perkasa III, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Hasilnya, Pemprov DKI Jakarta membongkar 25 lapak usaha yang berdiri di sana.

Taufik tetap konsisten mengatakan Anies Baswedan tak pernah umbar berjanji untuk tidak lakukan penggusuran di masa kepemimpinannya.

Dia menyebut penggusuran harus dilakukan jika tanah yang ditinggali warga punya status lahan milik pemerintah.

"Setahu saya nggak ada (janji). Makanya tergantung lokasinya apa. Tanah siapa itu?," ujarnya.

Soal keberatan yang disampaikan warga, ia menganggap wajar. Terpenting, warga yang terdampak penggusuran disediakan hunian layak.

"Biasa aja, kalau protes masyarakat mah biasa. Biasa aja," kata dia.

Padahal jika ditelisik lebih jauh, Anies Baswedan - Sandiaga Uno pernah mengatakan tidak akan menggusur untuk alasan menata Jakarta.

Hal itu mereka sampaikan saat kampanye Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.

Konsep Jakarta Green City acap kali disinggung Anies Baswedan - Sandiaga Uno  saat berkampanye.

Kondisi DKI Jakarta yang padat memang perlu penataan tata kota yang efektif dan efisien.

Pada Rabu, 30 Januari 2019, Anies sempat menyatakan bahwa penggusuran adalah pendekatan usang dan tidak semestinya digunakan lagi.

"Bukan digusur. Pendekatan lama tuh kalau pakai digusur," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Pemilih Setia Anies Baswedan

Puluhan warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meminta Anies Baswedan untuk menepati janji kampanye sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Kami semua pendukung Anies, tapi kenapa digusur? Katanya dulu tidak ada penggusuran saat kampanye," kata salah seorang warga, Subaidah, Sabtu (16/11/2019), seperti dikutip Antara.

Subaidah mengatakan, hampir semua warga Madura yang bermukim di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII mendukung Anies Baswedan saat Pilkada lalu.
Namun, janji tidak ada penggusuran tidak ditepati.

"Usai kami digusur, sampai sekarang juga tidak dikunjungi," ujar Subaidah.

Hal senada disampaikan Ardi. Pilkada Gubernur DKI Jakarta lalu, warga menaruh harapan ke Anies dengan janji tanpa penggusuran.

Mereka juga menggalang dukungan agar Anies dapat terpilih sebagai gubernur.

"Yang kami dapatkan hanya penggusuran," ujar Ardi.

Pemerintah Kota Jakarta Utara dibantu 1.500 personel gabungan dari kepolisian, satpol PP dan PPSU melakukan penertiban bangunan di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kamis (14/11).

Penertiban tersebut berujung bentrok, karena warga mempertahankan bangunan mereka yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun tersebut.

Camat Tanjung Priok Syamsul Huda menegaskan upaya dilakukan pemerintah bukan penggusuran, tetapi penataan dan penertiban bangunan yang tidak sesuai dengan fungsinya.

"Kita melakukan penataan, bukan penggusuran," tegas Syamsul.

Penataan itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah menormalisasi saluran air sepanjang 400 meter dengan lebar sekitar enam meter.

Wilayah tersebut rawan terjadinya genangan saat musim penghujan.

"Kami melakukan penataan di fasilitas umum dan fasilitas sosial, bukan pemukiman. Kalau itu pemukiman namanya menggusur," jelas Syamsul. (*)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved