Bayi Aneh di India Makan Usus Ibunya,Penelusuran Kompas.com, Hoaks, Ini 3 Hal yang Harus Anda Tahu
Bayi Aneh di India Makan Usus Ibunya,Penelusuran Kompas.com, Hoaks, Ini 3 Hal yang Harus Anda Tahu,
Kulit yang tebal juga membuat kelopak mata bayi terbalik keluar, matanya tidak bisa ditutup, mulutnya tertarik lebar dan selalu terbuka, serta gangguan fungsi pernapasan dan makan.
2. Kehamilan postterm Walaupun tidak sampai 11 bulan seperti dalam pesan viral, rupanya kehamilan manusia memang bisa lebih dari sembilan bulan dan mencapai lebih 42 minggu. Ini disebut kehamilan postterm.
Dilansir dari Hellosehat, 8 Oktober 2018, salah satu faktor risiko yang paling umum dari kehamilan postterm adalah kekeliruan mengingat tanggal hari pertama hari terakhir (HPHT).
Pasalnya, meskipun sudah ada pemeriksaan USG, dokter juga menggunakan HPHT untuk memperkirakan usia kehamilan dan memprediksi tanggal persalinan.
Faktor lain dari kehamilan postterm adalah ibu yang obesitas saat hamil, riwayat kehamilan postterm sebelumnya dan defisiensi sulfat pada plasenta.
Kehamilan postterm dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan janin selama persalinan karena menyebabkan makrosomia atau bayi yang lahir terlalu besar, ketidakcukupan plasenta yang membuat bayi kekurangan oksigen dan nutrisi, serta aspirasi mekonium atau kondisi ketika janin menghirup atau memakan cairan ketuban beserta feses pertamanya.
3. Matriphagy Selain dikandung selama 11 bulan, bayi dalam pesan viral juga disebut memakan usus ibunya. Dalam dunia sains, fenomena memakan ibu disebut dengan matriphagy.
Namun, di dunia hewan pun, matriphagy adalah sesuatu yang sangat langka. Perilaku ini hanya pernah didokumentasikan oleh para peneliti pada beberapa spesies serangga, cacing dan laba-laba.
Dilansir dari National Geographic, 20 September 2017; Jo-Anne Sewlal, seorang anggota di Zoological Society of London, mengatakan, meski tampaknya mustahil bagi seorang anak untuk memakan ibunya. Harus dimengerti bahwa matriphagy muncul lewat evolusi banyak generasi sebagai cara paling efektif untuk memastikan kelangsungan spesies tersebut. (*)
Derita Penyakit Langka, Kulit Bocah Ini "Membatu"
Diberitakan, Jaiden Rogers, bocah 12 tahun asal Colorado sedang berjuang melawan penyakit sangat langka. Ia didiagnosis mengalami sindrom kulit kaku, yang membuat sebagian kulitnya mengeras seperti batu.
Menurut laporan majalah People, Rabu (18/7/2018), orangtuanya berharap agar ahli medis dapat menghentikan penyebaran penyakit itu, sebelum anak laki-lakinya membatu seutuhnya.
Dalam pemberitaan Fox News, Jumat (20/7/2018), Jaiden didiagnosis memiliki sindrom langka itu pada Januari 2013, setelah ayahnya menemukan ada benjolan keras pada paha kanan anaknya.
Sejak saat itu, penyakitnya telah menyebar ke pinggul, perut, dan punggung. Karena sudah menyebar ke area dada, dikhawatirkan Jaiden akan mengalami masalah pernapasan.
Apa itu sindrom kulit kaku? Dilansir Live Science, Jumat (20/7/2018), sindrom kulit kaku menyebabkan kulit seseorang mengeras dan menebal.