Kisah Inspiratif, Polisi di Lamongan Berikan Uang Saku dan Antar-Jemput Siswa Yatim Piatu Gratis

Kisah Inspiratif, Polisi di Lamongan Berikan Uang Saku dan Antar-Jemput Siswa Yatim Piatu Gratis

Dok. Yayasan Berkas
Salah seorang anggota yayasan berkas, saat menjalankan tugas mengantar siswi yatim-piatu ke sekolah. 

"Mohon maaf, karena tenaga dan unit kendaraan masih terbatas, jadi belum semua dapat terlayani. Namun ini Alhamdulillah, ada tambahan lagi dari donatur satu sepeda motor dan satu tossa (kendaraan bermotor roda tiga), mungkin minggu depan sudah mulai bisa digunakan," kata Purnomo.

Dia optimistis tambahan kendaraan yang disumbang oleh para donatur dapat lebih banyak melayani siswa yatim piatu untuk berangkat ke sekolah.

Sementara, tenaga pengantar atau tukang ojek yang mengantar anak-anak, berasal dari anggota yayasan komunitas sosial Berkas, terutama para guru swasta.

Angkutan bagi guru

Ibu guru Miftah, saat bertugas mengantar siswa yatim-piatu berangkat ke sekolah.
Ibu guru Miftah, saat bertugas mengantar siswa yatim-piatu berangkat ke sekolah. (Dok. Yayasan Berkas)

Purnomo mengatakan, antar-jemput siswa yatim piatu bukan satu-satunya tujuan.

Program sukarela ini juga sekaligus membantu para guru swasta yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor.

"Ide pertama kami, selain ingin mengantar anak yatim piatu ke sekolah, kami juga ingin memberikan fasilitas kepada para guru swasta, dalam hal ini anggota Berkas yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor atau sepeda motornya yang sudah usang, tapi belum mempunyai uang untuk membeli unit yang baru," kata dia.

Menurut Purnomo, guru-guru honorer tersebut boleh menggunakan sepeda motor, dengan syarat mau memberikan layanan jasa antar-jemput siswa yatim piatu ke sekolah.

Untuk sepeda motor, Purnomo mengatakan, karena statusnya sumbangan dari para donatur dan menjadi inventaris komunitas, maka hanya akan dipinjam oleh guru dan anggota komunitas.

Bensin dari tunjangan jabatan polisi

Bantuan yang diberikan belum selesai meski sepeda motor telah dipinjamkan kepada para guru dan anggota komunitas.

Purnomo rela menghabiskan salah satu uang tunjangannya untuk membiayai bahan bakar motor yang digunakan anggota komunitas.

"Kebetulan saya sekarang menjabat sebagai Panit Lantas Polsek Babat, sehingga uang tunjangan jabatan inilah yang saya pakai untuk beli BBM dan uang saku kepada para siswa yatim-piatu yang diantar-jemput," tutur Purnomo.

Selain mendapat layanan antar-jemput, para siswa yatim piatu tersebut juga mendapatkan uang saku.

Setiap orang mendapat uang saku per hari Rp 5.000.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved