Lulusannya di UI hingga ITB, Kak Seto Beber Bukti Sekolah Saja 3 Hari Efektif, Serasa Bebas Penjara

Kak Seto mengatakan, dalam kurikulum baru yang sedang dirancang Mendikbud Nadiem Makarim sekolah nantinya cukup 3 ( tiga ) hari saja.

Editor: Doan Pardede
Kolase Kompas.com
SEKOLAH 3 HARI - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi ( Kak Seto) mengusulkan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sekolah cukup 3 ( tiga ) hari saja 

Kak Seto menjelaskan, di sekolahnya itu proses belajar mengajar dibangun secara Efektif dengan memanfaatkan diskusi antar sesama.

PR yang diberikan pun harus memicu kreativitas si Anak.

Dengan sedikitnya waktu di sekolah, kata Kak Seto, Anak-Anak bisa meluangkan waktunya bersama keluarga serta mengembangkan minat dan bakat mereka.

Jadi Anak-Anak tidak jadi "robot" yang diharuskan menerima setiap pelajaran yang ada tanpa mempertimbangkan bakat terpendam mereka yang beda antara satu dan lainnya.

"Nah ini yang saya harapkan idenya Mas Menteri baru. Pokoknya gaya (kurikulum) milenial," pungkas Kak Seto.

Berita lain:

Bahaya Tawuran Dianggap Hiburan, Kak Seto Minta Gelanggang Remaja Diaktifkan

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto mengatakan, tawuran maut yang terjadi di Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara dipicu letupan emosi anak-anak yang tidak tersalurkan.

Oleh karena itu, menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara perlu segera mengaktifkan kembali gelanggang remaja.

"Dulu ada namanya gelanggang remaja, youth center. Mereka ingin main bola, teater, band, nyanyi. Nah itu (sekarang) enggak ada. Akhirnya teriak di jalan. Yang biasanya smash, smash nya pakai celurit," kata Kak Seto di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (4/12/2019).

SEKOLAH 3 HARI - Ilustrasi para pelajar yang tertangkap kepolisian di Polresta Depok, Jalan Margonda, Selasa (26/9/2018).
SEKOLAH 3 HARI - Ilustrasi para pelajar yang tertangkap kepolisian di Polresta Depok, Jalan Margonda, Selasa (26/9/2018). (Kompas.com/Cynthia Lova)

Kak Seto melanjutkan, Pemkot harus berkaca pada zaman DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin, di mana gelanggang remaja berperan aktif kala itu.

Gelanggang remaja sejatinya memfasilitasi pelatihan dan kompetisi rutin kegiatan-kegiatan seni budaya dan olahraga.

Sehingga anak-anak dapat menyalurkan minat dan bakat mereka kearah yang positif.

DPR RI Tinjau Tol Balikpapan-Samarinda, Ada Titik Longsor dan Tanah Labil, Pesimistis Maret Operasi

Sementara, saat ini anak-anak justru sangat dibebani oleh kegiatan sekolah yang terfokus pada nilai akademik.

"Apalagi suasana belajarnya kadang-kadang udah dari pagi sampai sore, masih ada les ada ini dan sebagainya. Jadi hak anak tidak tersalurkan dengan cara-cara yang lebih manusiawi," ucap Kak Seto.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved