Ada Persoalan Keuangan di PT Asuransi Jiwasraya, Nasabah Asuransi Jiwasraya di Kaltim tak Khawatir
Ada persoalan keuangan di PT Asuransi Jiwasraya, nasabah Asuransi Jiwasraya di Kalimantan Timur ( Kaltim ) tak Khawatir.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ada persoalan keuangan di PT Asuransi Jiwasraya, nasabah Asuransi Jiwasraya di Kalimantan Timur ( Kaltim ) tak Khawatir.
Dugaan kerugian negara hingga Rp 13,5 triliun di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tidak menyurutkan semangat nasabah Jiwasraya tetap melakukan pembayaran premi asuransi.
Tidak tanggung-tanggung, Rp 20 juta dikeluarkan dari dompetnya setiap tahunnya.
Harapan perlindungan kepada keluarga ketika terjadi sesuatu terhadap dirinya.
Itu yang membuat Marwan (40), tetap setia sebagai nasabah Jiwasraya. Meskipun pemberitaan tentang Jiwasraya yang sedang dilanda masalah, Marwan tetap yakin, asuransi plat merah ini tidak akan tutup.
"Bagi saya yang penting itu proteksi (perlindungan) kepada saya dan keluarga," ujarnya saat ditemui Tribun membayar premi tahunan di Kantor Jiwasraya Samarinda, Selasa (31/12).
• Ada Potensi Kerugian Rp 13,7 Triliun di Jiwasraya, Ini Langkah yang Dilakukan OJK Kalimantan Timur
• Jaksa Agung Cekal Pelaku, Jiwasraya Rugi Sampai Rp 13,7 Triliun, SBY Singgung Pemerintahan Masa Lalu
• Gangguan Likuiditas makin Berat, OJK Sudah Peringatkan Jiwasraya
Marwan yakin, bahwa perusahaan asuransi ini tidak akan tutup hanya karena masalah seperti yang diberitakan di media.
Ayah dua anak ini mengungkapkan, banyak persoalan di Jiwasraya yang diketahui.
Bahkan, Marwan menyatakan, mengetahui adanya permasalahan di Jiwasraya langsung membaca laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal itu dilakukan agar lebih memberikan keyakinan.
"Saya membaca laporan keuangan perusahaan asuransi ini. Dan setelah saya baca, sebenarnya memang ada masalah.

Tapi, saya tetap yakin bahwa perusahaan ini tetap akan berdiri. Sebab, perusahaan ini sudah berdiri sejak lama," tandasnya.
Persoalan kasus gagal bayar klaim asuransi oleh para nasabah Jiwasraya, menurut Marwan, tidak menjadikan dirinya patah arang.
Ia tetap optimistis terhadap perusahaan asuransi milik pemerintah ini. "Ini perusahaan milik negara. Perusahaan swasta yang bermasalah saja diselamatkan sama pemerintah. Apalagi, perusahaan yang milik pemerintah sendiri.," paparnya.
Nasabah Jiwasraya yang telah memasuki tahun ke-20 ini membeberkan, setiap tahun ia harus membayar premi Rp 20 juta.
Ia ikut tiga program asuransi di Jiwasraya. Ditanyakan soal berapa nominal yang didapat olehnya setelah program berakhir, Marwan tidak ingin mengungkapnya.