Operator Call Center 112 Tarakan Bakal Ditambah,Keluhan Warga Banyak Diterima Tapi Ada Hanya Iseng
Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kota Tarakan, Kalimantan Utara, akan menambah operator call center 112 Tarakan karena banyaknya keluhan warga
TRIBUNKALTIM.CO,TARAKAN-Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kota Tarakan, Kalimantan Utara, akan menambah operator call center 112 Tarakan karena banyaknya keluhan warga
Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kota Tarakan, Kalimantan Utara, rencananya akan menambah operator layanan call center 112.
Penambahan jumlah operator ini menyikapi mulai banyaknya keluhan warga yang disampaikan melalui layanan ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Diskominfo Statistik dan Persandian Tarakan, Ridwan, Kamis (2/1/2020).
"Kita ada rencana penambahan kalau sekarang ini kan cuman ada dua unit di mana petugasnya ada dua orang bergiliran selama empat sift, dia 8 jam diganti petugas baru.
Jadi dua orang diganti 8 jam dua orang lagi," ucapnya.
• Sediakan Jasa Ambulance dan Mobil Jenazah, Petugas Layanan Call Center 112 Digoda Warga Iseng
• Libur Lebaran PDAM Kutai Timur Siagakan Petugas Lapangan, Ini Nomor Call Center Bila Ada Gangguan
• 2 Januari Pencarian Lagi Korban Diterkam Buaya di Nunukan Kaltara, Berikut Ini Titik Lokasinya
• Terkendala Arus Sungai, Pencarian Korban Terkaman Buaya di Nunukan Kaltara Dihentikan Sementara
Untuk tahun 2020 ini operator call center 112 Tarakan akan menambah lagi dua hingga tiga orang operator.
Hanya saja Ridwan menyebut, penambahan akan bergantung dari kebutuhan dengan melihat traffic penggunaan layanan ini.
"Jadi ada rencana kita menambah dua atau tiga orang lagi tergantung juga kebutuhan. Kalau masyarakat makin banyak memggunakan call center kita sesuaikan penambahan yang diperlukan," terangnya.
"Kita juga Pemerintah Kota Tarakan ini melaksanakan prinsip efisiensi jangan sampai nanti kita nambah banyak-banyak tapi penelponnya sedikit jadi sayang juga," tambahnya.
Sementara itu, salah satu operator call center 112 Tarakan, Herul, mengaku ada peningkatan keluhan warga.
Menurutnya rata-rata warga melapor untuk pelayanan penggunaan mobil ambulans.
"Biasanya yang paling banyak untuk pelaporan penggunaan mobil ambulans untuk warga yang sakit, tapi banyak yang iseng juga," ungkapnya.
Warga Ajak Operator Bercanda
Sementara itu, kisah operator call center 112 di Kota Tarakan, Kalimantan Utara sejauh ini belum berjalan efektif atas sebab masih saja ada masyarakat yang gunakan call center 112 tidak sesuai peruntukan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi dan Persandian Diskominfo Kota Tarakan, Kalimantan Utara kepada Tribunkaltim.co pada Jumat (6/9/2019).
Biasanya kan, fungsi keberadaan call center 112 itu untuk hal darurat seperti pemanggilan armada ambulance yang mengalami kecelakaan atau sakit yang sekarat.
Praktinya, call center 112 sudah ditempatkan sumber daya manusia yang siap untuk melayani tetapi dalam perwujudannya, masyarakat tidak memanfaatkan call center 112 untuk hal yang darurat.
Sebagian besar, menghubungi call center 112 untuk hal yang sia-sia, membuang waktu, dipakai untuk hal yang tidak penting, bernada bercanda saja.
"Telepon ke kami call center 122 tapi dipakai buat bercanda. Jadi telepon di call center 112 tidak boleh iseng atau pun bercanda untuk mengajak ngobrol," ujarnya.
Di call center 112 Diskominfo Kota Tarakan menyediakan 12 orang petugas operator yang bertugas selama 24 jam dibagi menjadi 3 shift.
Sedangkan armada yang disediakan untuk layanan call center 112, ada 8 unit ambulans dan mobil jenazah yang setiap hari stanby di 3 pos.
Dalam membantu masyarakat Kota Tarakan, Kalimantan Utara, dalam layanan mobil ambulans, mobil jenazah, dan bantuan mobil pemadam kebakaran, Pemkot Tarakan, Kalimantan Utara telah menyediakan layanan call center 112.
Layanan call center 112 ini merupakan layanan gratis kepada masyarakat di Tarakan, Kalimantan Utara.
Jika masyarakat Tarakan, Kalimantan Utara membutuhkan mobil ambulans, maka mobil jenazah dan bantuan mobil pemadam kebakaran cukup dengan hanya telepon call center 112.
Selama layanan call center 112 di launching Walikota Tarakan enam bulan lalu, ternyata sampai saat ini masih ada oknum masyarakat yang iseng menghubungi layanan call center 112.
Masyarakat yang iseng menghubungi layanan ini, tentunya sangat disayangkan oleh Pemkot Tarakan, terutama Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) sebagai pengelola layanan call center 112.
Masih ada masyarakat yang iseng telepon ke call center 112 ada yang hanya menggoda ada pula yang ingin ajak bicara. Kalau seperti ini kasihan masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
"Kalau menghubungi call center 112 tidak bisa, karena sibuk menerima telepon sama oknum yang hanya iseng saja," ucap Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi dan Persandian Diskominfo Kota Tarakan.
Ridwan mengatakan, untuk mengantipasi oknum yang iseng menghubungi call center 112, pihaknya telah meminta kepada petugas operator jika ada telepon iseng untuk diberikan pemahaman kalau call center 112 ini banyak yang membutuhkan.
Berbeda halnya, di tempat terpisah, di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Iba dengan kondisi warga Samarinda yang kerap tidak peduli dengan adanya ambulance yang tengah dalam keadaan darurat, membuat sejumlah warga Samarinda berinisiatif untuk mengawal dan membukakan jalan bagi ambulance yang tengah dalam keadaan darurat.
Beberapa warga yang rata-rata merupakan anggota relawan pemadam kebakaran itu membentuk Samarinda Escorting Ambulance (SEA) yang berdiri pada 2 Maret 2018.
Dan saat ini telah memiliki sekitar 22 personel.
SEA sendiri merupakan organisasi yang bertugas untuk melakukan pengawalan terhadap kendaraan yang tengah dalam keadaan darurat.

Terutama ambulance agar dapat sampai ke rumah sakit maupun tujuan dengan cepat.
"Untuk melakukan pengawalan terhadap kendaraan yang sifatnya emergency. Jadi, tidak hanya terpaku pada pengawalan ambulance saja.
Dengan dilakukan pengawalan ini, kendaraan yang dalam keadaan emergency dapat sampai lebih cepat," ucap Ketua SEA, Ridho Afifuddin Ahmad, Kamis (6/9/2018).
Lanjut dia menjelaskan, terbentuknya SEA sendiri didasari karena rasa prihatin dan iba, ketika melihat ambulance maupun kendaraan yang tengah dalam keadaan darurat tidak diberi jalan oleh pengendara lain, terlebih pernah kejadian pasien meninggal di jalan akibat terlambat sampai di rumah sakit.
"Latar belakang terbentuknya SEA ini karena rasa iba, ketika melihat ambulance, atau kendaraan emergency tidak diberi jalan oleh pengendara lain, banyak kan sudah pasien yang meninggal di jalan karna tidak diberi ruang," terangnya.
Sejauh ini pihaknya telah melakukan pengawalan hingga ke Km 4, Loa Janan, serta ke RSUD AM Parikesit, Tenggarong, dan kawasan Samarinda pada umumnya.
Mekanisme penugasan yang diterapkan oleh pihaknya untuk mengetahui ada kendaraan yang tengah dalam keadaan darurat.
Yakni, dengan standby dibeberapa titik yang kerap dilintasi oleh ambulance, serta menunggu permintaan bantuan dari driver ambulance maupun kendaraan lainnya.
"Biasanya standby di titik yang kerap dilewati oleh ambulance. Untuk markas SEA ada di jalan Rapak Dalam, Perum Green Point, tapi biasanya nggota berkumpul di RSIA Qurrata Ayyun, jalan DI Panjaitan," jelasnya.
• Viral Ayah Gendong Jenazah Anaknya, IDI Jelaskan Ambulance yang Boleh Bawa Jenazah dan Tidak
• KPK Buka Call Center 198, Masyarakat Bisa Tanya Terkait Gratifikasi
"Untuk dapat menghubungi kami, biasanya kami beri kartu nama lengkap dengan nomor handphone, bisa juga lewat grup WhatsApp, atau melalui akun media sosial kami," tambahnya.
Humas SEA, Tri Cahyo Mirnawanto menambahkan, sejumlah tantangan maupun kendala pun dihadapi oleh anggota SEA saat bertugas.
Utamanya saat tidak ada pengendara yang menepi membukakan jalan.
"Kita pernah kawal ambulance yang bawa pasien sakit jantung dari RSUD IA Moise ke RSUD AW Syahranie, saat itu kondisi jalan sedang padat, macet," tuturnya.
Sedangkan pasien ini harus segera sampai ke rumah sakit untuk dapat penanganan.
"Disitu kita agak ekstra kerja keras membuka jalan, tapi tetap kita lakukan dengan sopan," ungkapnya.
"Sering kita dapati pengendara mobil yang tidak mau minggir, padahal sirine sudah cukup nyaring dan lampu rotary ambulance, serta lampu strobo kami sudah sangat terang dan jelas," tegasnya.
Namun, hingga saat ini pertengkaran dengan pengendara lain belum pernah terjadi.
Dan, kita selalu acungkan jempol ke pengguna jalan, karena sudah memberikan kesempatan ambulance lewat," tambah Cahyo.
Baca: 5 Hal yang jadi Penyebab Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar
Setiap anggota SEA, diwajibkan memiliki kelengkapan yang standart, terutamanya surat kelengkapan kendaraan, helm standart, serta kelengkapan kendaraan lainnya.
Selain itu, anggota SEA juga harus mengutaman safety riding, tidak arogan saat bertugas, dan melakukan tugas dengan iklhas, karena anggota SEA tidak mendapatkan upah.
Anggota SEA juga dilengkapi dengan jaket bertuliskan SEA, dan sirene, serta lampu strobo yang terpasang dikendaraan.
"Jadi, yang tergabung dalam SEA ini adalah relawan. Kita tidak menarik bayaran dari siapa pun. Kami hanya melakukan apa yang memang harusnya kami lakukan, agar bisa bermanfaat," tutup Ketua SEA, Ridho Afifuddin Ahmad.
Bagi warga yang membutuhkan pengawalan dapat melihat informasi lebih lanjut di akun media sosial SEA, diantaranya facebook : SEA SAMARINDA, dan instagram : seasamarinda.
(Tribunkaltim.co)